Wednesday, August 5, 2015

Pertanyaan Untuk Presiden Iran: Mengapa Tidak Ada Menteri Atau Gubernur Sunni Di Iran?

selama kunjungan presiden Iran, Hassan Rowhani, yang terakhir ke provinsi Kurdistan di Iran, yang didominasi oleh suku Kurdi Sunni, ada seorang wartawan yang mempertanyakan tentang alasan tidak adanya Menteri dari Sunni Iran, dan tidak adanya satu gubernur Sunni di provinsi Sunni sekalipun. Pertanyaan itu membuat marah Presiden, maka presiden syiah itu membantah wartawan dengan menekankan bahwa pemerintahnya tidak membedakan antara Syiah dan Sunni di Iran!!!! ( jawaban asmaq wa jahil )
Ahlussunnah di Iran merupakan 20% sampai 25% dari populasi di Iran, tersebar sebagai mayoritas di provinsi Kurdistan, Baluchistan, Golestan dan al-Sahili. Serta sebagai minoritas di Azerbaijanbarat, Ahwaz dan Khorasan, akan tetapi pemerintah syiah Iran menolak untuk memasukkan madzhab sunni dan komunitas sunni dalam statistik umum dan nasional. (bandingkan dengan ucapan presiden baru saja yang katanya tidak membedakan antara sunnah dan syiah. Inilah kedustaan syiah yang lumrah)
Rowhani mengatakan dalam menanggapi wartawan Kurdi Iran tadi yang mengangkat issu diunggulkannya Syiah atas kaum sunni (diskriminasi dan penindasan syiah atas sunni), “Kata-katamu mengejutkan dan seru, karena kalimat yang kamu gunakan buruk  hingga aku tidak bisa menjawab, perbedaan seperti apa yang kamu bicarakan? Apakah kami mencegah Sunni bergabungdengan pemerintah? Apakah pemerintah tertutup di Dewan Menteri? Bagaimana dengan semua karyawan ini, walikota dan asisten gubernur? Di sana Ada pembantu gubernur dari Sunni, dan kita juga punya duta besar Sunni. ”
Hassan Rowhani sangat dikenal sebagai orang yang teguh pendirian tenang dan sejuk namun ia terkejut diserbu dengan pertanyaan semacam ini. Maka Jalal Jalali Zadeh, seorang mantan anggota Sunni dari Dewan Syura Iran mengomentari bahwa Hassan Rowhani melakukan yang tak terduga, ia membantah tuduhan Presiden Iran, yang mencoba untuk menyetarakan dalam posisi pemerintahan di Iran antara Syiah dan Sunni. Di menegaskan: “Tidak ada satu pejabat sunni sekalipun di Kementerian Luar Negeri Iran. “
Menurut situs “Taqathu’ (persimpangan),” yang berbicara dalam bahasa Farsi, Jalali Zadeh membeberkan semua kementerian Iran ternyata hanya ada seorang sunni menjadi pembantu menteri di semua kementerian Iran, yang Emad Hosseini, Wakil Menteri Perminyakan bidang Teknik. Dia menegaskan bahwa dia satu-satunya Sunni yang menjadi asisten Menteri di Republik Islam Iran (Republik Syiah Iran) sejak 36 tahun yang lalu.
tidak lebih dari Tiga hari dari penegasan Presiden Hassan Rowhani tentang kesetaraan antara Syiah dan Sunni akhirnya pemerintah kota Teheran bergerak menghancurkan satu-satunya mushallah milik ahlusunnah di ibukota Iran, yang didukung oleh pasukan keamanan Iran.
Demikianlah sejatinya Republik Syiah Iran, bukan Republik Islam Iran.