Senin, 28 September 2015 - 11:30 WIB
Semua
tahu mengurus jamaah haji sebanyak 4 juta orang itu tidak mudah
Ketua
Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Dr. Hamid Fahmy
Zarkasi menyatakan beberapa penyebab terjadinya musibah dalam pelaksanaan haji
tahun ini harus dipilah-pilah.
Seperti
jatuhnya alat berat (crane)
murni masalah security (keselamatan) yang kurang maksimal,
ditambah adanya badai dan angin besar di seluruh Arab. Sementara untuk kasus
tragedi di Mina akibat berdesak-desakan, ada banyak kemungkinan.
“Saya
rasa soal crane ini musibah. Sementara untuk tragedi Mina ini ada
kemungkinan-kemungkinan penyebab tragedi itu bisa terjadi,” ujar Hamid kepada hidayatullah.com, Ahad (27/09/2015).
Hamid
mengatakan sebagaimana informasi korab bebrbahasa Arab yang diperolehnya,
penyebab tragedi Mina ini, juga karena adanya jamaah Iran yang melawan arus dan
tidak mematuhi waktu melempar jamarat sesuai dengan aturan atau jadwal yang
telah ditetapkan. [Baca: Musibah Mina Simpang Siur, 300 Jamaah Iran Dinilai Langgar
Jadwal Lempar Jumrah]
“Kalau
benar ini penyebabnya, saya kira suatu perilaku yang tidak baik, dan kita
mereka itu orang-orang yang tubuhnya besar, lalu melawan orang-orang yang
tubuhnya kecil,” kata Hamid.
Ada
usaha memojokkan Saudi
Lebih
lanjut lagi, Hamid menyampaikan bahwa dirinya melihat ada kemungkinan sebuah
konspirasi, supaya haji ditangani Saudi secara tidak profesional, di mana upaya
untuk menggambarkan posisi Saudi seolah tak becus dalam mengurusi haji.
Opini
seperti itu bahkan mendapat dukungan media dunia. Padahal, semua tahu mengurus
jamaah haji sebanyak 4 juta orang itu tidak mudah.
“Dulu
ada wacana konspirasi seperti itu, di mana supaya haji ini ditangani
negara-negara Islam, dan sepertinya saat ini arahnya juga ke sana,” kata Hamid.
Di luar
itu, Hamid meambahkan, orang yang sengaja membuat peristiwa Mina ini terjadi,
dengan mengaitkan penganut Syiah yang selama ini memang tidak dikenal tidak
suka dengan Saudi, apalagi kasus terakhir, Saudi menyerang pemberontak Syiah
al-Houthi di Yaman.
“Kalau
dikaitkan dengan itu saya rasa masuk agak akal,” cetusnya.
Karena
itu, menurut Hamid, umat Islam jangan mudah terpancing lalu dengan mudahnya
menyalahkan pemerintah Saudi dengan mengatakan bahwa pemerintah Saudi tidak
becus mengurusi haji dan lain sebagainya.
“Kita
hargai pemerintah Saudi yang selama ini telah berusaha melayani tamu Allah
dengan sebaik mungkin,” demikian tandasnya.*