16/10/15 | 15:25
Jakarta. Sebuah Masjid di
salah satu Kantor Kementerian di Jakarta, menjadi gaduh lantaran khatib shalat
Jumat, yang bernama Ali Ahmadi menyampaikan dalam khutbahnya bahwa diluar
perayaan Idul Adha dan Idul Fitri, ada juga hari raya besar umat Islam, yakni
Idul Ghadir.
“Mesjid rame, khatib kecolongan,
bahas Idul Ghadir dan perayaan As-Syuro,” kata salah satu jamaah shalat
Jumat yang tak ingin disebutkan namanya, kepada dakwatuna.com, Jumat (16/10).
Sontak saja jamaah shalat
Jumat langsung geram dan mempertanyakan kepada pihak Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM) mengapa pihak DKM bisa kecolongan. “Jadi dia orang bawaan pejabat di mari,
dan pejabat ini adalah wakil ketua DKM, dibentak-bentak jamaah tadi,”
tambahnya.
Akibatnya, marbot masjid
menjadi sasaran kekesalan jamaah. “Kesian marbot, awalnya dia yang kena sasaran
pertanyaan,” ungkapnya.
Jamaah semakin gelisah bahkan
ingin mengeroyok khatib, ketika membuat pernyataan bahwa umat Islam
yang tidak percaya Idul Ghadir adalah kafir. “Dan dia buat statement yang ga percaya
Idul Ghadir, kafir!” tutupnya.
Diketahui, Idul Ghadir adalah
hari raya Syiah. Hari itu dianggap Syiah sebagai hari pengangkatan Ali
sebagai khalifah menggantikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW).
Mereka mengklaim bahwa Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Nabi SAW untuk
menunjuk Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu (ra) sebagai khalifah. (abr/dakwatuna)
Redaktur: Abdul Rohim