Ikhwanul
Muslimin Mesir: Rezim Al Sisi akan Runtuh
Oleh JurniscomRabu, 11 November 2015 07:39 WIB
Ikhwanul Muslimin menggambarkan pemerintahan Presiden
Mesir Abdul Fattah al Sisi berada dalam situasi genting dan tinggal menunggu
kematian akhirnya.
Dalam pernyataan terakhirnya, Ikhwanul mengatakan
rezim al-Sisi telah gagal memecahkan masalah kronis Mesir, terutama dalam hal
keamanan dan ekonomi, lansirWorld
Bulletin, Selasa (10/11/2015).
"Otoritas kriminal ini tidak dapat berlanjut
dengan semua kegagalan ini," kelompok itu menegaskan, mengacu pada rezim
al Sisi.
Sebuah pertarungan terbaru akibat inflasi dan hujan
deras yang menewaskan puluhan orang selama seminggu terakhir telah membawa
rezim ini seperti berada di bawah api.
Kritik terhadap pemerintah menjadi semakin vokal sejak
sebuah pesawat penumpang Rusia jatuh di Semenanjung Sinai pekan lalu,
menewaskan seluruh 224 orang penumpangnya.
Beberapa hari berikutnya, muncul laporan bahwa pesawat
itu mungkin jatuh akibat bom.
Ikhwanul Muslimin menggambarkan al Sisi, seorang
mantan panglima militer, sebagai pemimpin kudeta berdarah yang memimpin militer
untuk menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada tahun 2013.
Sejak penggulingan Mursi, pemerintah Mesir telah
melancarkan tindakan keras tanpa henti terhadap perbedaan pendapat yang
terutama ditujukan kepada para pendukung presiden terguling, menyebabkan
ratusan tewas dan ribuan lainnya berada di balik jeruji besi.
Pada akhir 2013, pemerintah Mesir memberi label kepada
Ilhwanul Muslimin, kelompok Islam tertua negara itu, sebagai organisasi
teroris.
Penguasa Mesir yang didukung militer menyalahkan
Ikhwanul atas serangkaian serangan militan terhadap personil keamanan yang
telah mengguncang negara itu sejak penggulingan Morsi.
Ikhwanul menyangkal tuduhan tersebut, mengatakan bahwa
mereka secara ketat mempraktekkan aktivisme dalam bentuk damai.
Tinggal Syarat Terakhir,
Rezim As-Sisi Akan Tumbang
by @hasmi_bakhtiar
Alumni Al-Azhar Cairo, S2 Hub. Internasional
Lille Perancis
1. Akibat jatuhnya pesawat Rusia, banyak negara
eropa yang larang warganya wisata ke Mesir, contoh Jerman, Perancis bahkan
Turky.
2. Kondisi kaya gini langsung menyasar rakyat
kelas bawah Mesir, mereka yg bergerak di travel bahkan guide amatiran di
Pyramid yang terjengkang.
3. As-Sisi tau kalo 30% dari rakyat kelas bawah
hidup dari mengais receh wisatawan. Tapi masa bodo dengan itu.
4. Gw sama sekali ga yakin pesawat Rusia jatuh
ditembak ISIS. Pesawat tempur Israel yang bebas keluar masuk di udara Mesir.
5. Sekali lagi gw bilang ISIS cuma dagangan
As-Sisi, yang sejatinya kecil tapi dibesar besarin buat dapet untung gede.
6. Tapi menunggu akhir kekuasaan penjahat bodoh
kaya As-Sisi ga butuh waktu lama, tanda tandanya sudah terlihat.
7. Gw bilang bodoh karena As-Sisi pengen
menyontoh Gamal Abdunnasir, tapi langkah politiknya amburadul jauh dari cerdas.
8. Semua syarat untuk berkahirnya rezim As-Sisi
sudah hampir lengkap.
9. Mulai dari kegagalannya memperbaiki ekonomi
Mesir pasca kudeta. Contoh krisis ekonomi yang skrg terjadi, dollar melambung.
10. Keamanan, gausah ngomongin keamanan warganya
yg emang ga penting, warga negara tuannya aja, bule bule yg sedang wisata dia
ga bisa lindungi.
11. Baru baru ini Alexandria dilanda banjir
bandang dan As-Sisi angkat tangan, banjir meluas sampai Thanta As-Sisi angkat
tangan tambah tinggi.
12. Alih alih ngelarin banjir, malah menuduh
kader IM sebagai biang kerok terjadinya banjir :D
13. Sejatinya semua syarat untuk tergulingnya
As-Sisi sudah hampir lengkap, tinggal menunggu syarat terkahir dan ini yang
paling penting.
14. Bersatunya kembali semua faksi rakyat Mesir
yang ikhlas berjuang demi kehormatan Mesir. Fenomena ini sekarang yang sedang
terjadi di Mesir.
15. Bersatu kembali dan berjuang tanpa
memikirkan nanti saya dapat apa, kebagian berapa kursi dst. Sama seperti dulu
menggulingkan Mubarak.
16. Sudah banyak kelompok yang tadinya mendukung
As-Sisi berbalik arah melihat yang dilakukan As-Sisi bertentangan dengan
nurani.
17. Sudah banyak pemuda yang tadinya tertipu
sadar kembali. Memperkokoh yang sedang dilakukan IM saat ini.
18. Ketika ada pengamat yang bilang kudeta sudah
menang di Mesir, gw rasa ini sangat keliru.
19. Melihat perjuangan penentang kudeta di Mesir
siang malam tanpa lelah, gw rasa revolusi kedepan jauh lebih dahsyat dari
revolusi Januari (yang menumbangkan Mubarak).
20. Disaat kekayaan teluk sudah tidak lagi bisa
menopang keuangan As-Sisi, pembela utama As-Sisi, raja Abdullah wafat dan AKP
menang pemilu.
21. Episode perjuangan mereka lalui dg sabar. Di
sana pasti ada pengorbanan, putra putri kandung mereka menjadi kayu bakar
perjuangan.
22. Tapi Mesir merupakan negara kaya sejarah,
mulai sejarah cinta sampai darah, mereka orang orang hebat.
23. Gw pernah ngetuit, bisa jadi umur kekuasaan
Asad lebih panjang dari As-Sisi.
24. Karena As-Sisi saat ini benar benar sendiri,
ga punya teman yang bisa diandelin lagi. Asad? Ada Iran ada Rusia yang masih
mau ngebela.
25. Kalo gw melihat posisi Asad lebih kuat dari
As-Sisi, walopun situasi Mesir ga sekacau Suriah.
26. Tapi efek yang ditimbulkan kalo IM tuntas
dengan syarat terakhir yang tadi gw bilang sangat dahsyat. As-Sisi ga cuma
terguling.
27. Singgasana dewan militer yang selama ini
kokoh bisa jadi berantakan.
28. Erdogan dan Salman, bisa disebut dua
pemimpin islam saat ini sama sama berjanji segera menghabisi Asad.
29. Mereka hanya sedang berdiskusi untuk sampai
ke tujuan lewat jalan mana, Erdogan memilih lewat Mesir :D
30. Kalo Salman setuju, maka umur As-Sisi ga
lama lagi. Dan gw ucapin selamat kpd pemerintah Indonesia yg telah mengakui
pemerintah kudeta Mesir.
31. Sejarah mencatat, terutama umat islam,
Indonesia negara muslim terbesar di dunia mengakui penjajahan militer terhadap
demokrasi di Mesir.
32. Sekian!
Dr. Nashir Ad-Duwailah:
Peristiwa Besar Akan Terjadi di Mesir ( Insya Allah )
Oleh Ustadz Hafidin Achmad Luthfie
BARAT yang mendorong Al-Sisi dan militer
melakukan kudeta pada Presiden Muhammad Mursi. Kudeta yang memakan korban
puluhan ribu orang tewas dan luka parah pada akhirnya gagal total membawa Mesir
menjadi lebih baik. Bahkan di bawah pemerintahan junta militer yang dipimpin
Al-Sisi Mesir mengalami fase paling buruk dalam perjalanan sejarahnya.
Kudeta yang diberkati ulama-ulama resmi Al-Azhar
dan ulama-ulama salafi formal (salafiyyah rasmiyyah) pada akhirnya sekarang
akan menjerumuskan Mesir dalam situasi "neraka jahanam".
Setelah kondisi mengarah pada situasi
"neraka jahanam" Barat pun seakan cuci tangan. Ulama-ulama resmi
Al-Azhar pun tutup mulut. Yang masih sedikit bersuara untuk membela Al-Sisi dan
junta militer adalah Yasir Burhami yang merepresentasikan ulama salafi formal.
Media Israel dengan mengutip pejabat-pejabat
tinggi negerinya sudah memperkirakan bahwa tanggal 26 bulan januari tahun 2016
adalah awal kehancuran kekuasaan Al-Sisi.
Saat Al-Sisi berkunjung ke Inggris dia
dipermalukan dan dilecehkan. Cammeron, Perdana Menteri Inggris, tak memberikan
sambutan dan penghormatan yang layak. Bahkan rombongan Al-Sisi yang merupakan
tamu negara tak dapat pengamanan memadai sehingga bisa dilempari telor busuk (biidh faasid). Misi politik dan ekonomi Mesir gagal di
Inggris. Tak ada ada kesepakatan penting yang dibuat untuk kemaslahatan Mesir.
Sekarang negara-negara Amerika dan Eropa
termasuk Rusia sudah seminggu ini melakukan operasi pengangkutan ribuan warga
mereka dari kota wisata Mesir Syarm Syaikh. Dilansir klmty.net (9/11/2015), Dr. Nashir Ad-Duwailah,
politisi Kuwait dan mantan pilot penerbang pesawat tempur, memperingatkan bahwa
setelah selesai pemindahan warga asing dari seluruh wilayah Mesir maka bisa
terjadi kekacauan dan perang saudara. Apakah bulan januari adalah waktunya
definitifnya? Wallaahu A'lam.
Kita berharap Allah swt menjaga keamanan dan
ketenteraman Mesir. Bila Al-Sisi jatuh semoga dengan cara damai. Dan semoga
Al-Sisi berbesar hati mau "lengser keprabon" demi menghindarkan Mesir
dari situasi "neraka jahanam" yang justru merugikan Mesir sendiri.[]
Fir'aun Mesir al-Sisi Akan Tenggelam di
Dasar Laut Merah
Marsekal Abdul Fattah al-Sisi, “Fira'un
Mesir”, bakal tenggelam di dasar Laut Merah. Nasibnya akan seperti “Fir'aun”,
yang mengejar Musa dan kaumnya, kemudian tenggelam di dasar Laut Merah.
Al-Sisi oleh media sosial menjelang
kunjungannya ke London dijuluki “#MurdererIsInLondon”. Begitu luas kampanye
anti al-Sisi di media sosial. Termasuk aksi demo yang menolak dari
kelompok-kelompok hak asasi manusia di Uni Eropa.
Kunjungan ke London bertemu dengan Perdana
Menteri Inggris, David Cameron, di sebut oleh berbagai media Inggris, sebagai
pertemuan “ugly” (bodoh).
Pertemuan "bodoh" antara al-Sisi
dan David Cameron. Kedatangan al-Sisi ke London, hanya merusak nama baik
Cameron sebagai pemimpin negara Eropa dianggap yang menjadi standar kehidupan
hak-hak asasi di Eropa.
David Cameron, pasti tahu,
kelompok-kelompok hak asasi manusia, mengecam keras al-Sisi, dan telah
melakukan kejahatan kemanusiaan. Membunuhi ribuan rakyatnya, dan melakukan
penangkapan, penyiksaan, dan menghukum mati anggota dan pemimpin Ikhwan, dan
hanya dengan tuduhan “teroris”.
Kedatangan al-Sisi bertemu David Cameron
di Downinng Street 10, hanya ingin menyeret Cameron, masuk dalam konflik di
Libya Memberikan informasi yang menyesatkan, dan menakut-nakuti Inggris tentang
bahaya teroris (ISIS), yang sudah menguasai Libya. Al-Sisi ingin Cameron
melakukan intervesi ke Libya, dan membantu Mesir memerangi “teroris”.
Sejatinya, al-Sisi sangat cemas dengan
situasi di Libya. Di mana sesudah jatuhnya Muammar Gadhafi, sekarang Libya
berada di tangan kalangan Islamis, yang terus ingin meluaskan pengaruhnya
seluruh Afrika.
Skenario baru dari PBB, di mana lembaga
multilateral itu ingin membelokan perjuangan Mujahidin, yang posisinya semakin
kokoh, dan PBB mendukung pemerintahan baru di Libya, bercorak sekuler. Gagal.
Jika Libya jatuh ke tangan kalangan Islmis, secara langsung menjadi ancaman
terhadap al-Sisi.
Pertemuan al-Sisi dengan David Cameron, di
Downing Street 10, hanya membuat al-Sisi, sangat terkejut dan merasa di
terhina.
Cameron memberitahu al-Sisi, bahwa pesawat
Metrojet Rusia, jatuh di Semenanjung Sinai, karena bom. Al-Sisi selalu menolak
adanya theori serangan “teroris”, dan menggap sebagai propaganda. Tetapi apa
yang disampaikan oleh Cameron itu, berdasarkan laporan intlijen Inggris dan
Amerika.
Namun, pukulan yang paling berat terhadap
al-Sisi, pernyataan Presiden Amerika, Barack Obama, yang disiarkan oleh CNN
melalui “Breaking News”, yang secara jelas, Obama mengatakan bahwa pesawat
Metrojet Rusia, jatuh hkarena bom. Metrojet Rusia meledak, akibat “bom” yang
ditanam di pesawat itu.
Pernyataan Presiden Barack Obama itu,
seperti “tongkat” Musa yang membelah laut, dan menenggelamkan
"Fir'aun" al Sisi ke dasar laut. Mengapa?
Sesudah pernyataan Presiden Obama itu,
maskapai penerbangan dari negara-negara Uni Eropa, diantaranya Inggris,
Perancis, Jerman, Turki, Rusia dan sejumlah negara lainnya, membatalkan seluruh
penerbangan menuju Mesir atau Sharm el-Sheikh, karena alasan keamanan.
Bukan sebatas itu. Seluruh turis dari
negara-negara Uni Eropa, mereka meninggalkan Mesir, dan pulang ke negaranya.
Sementara itu, mereka yang akan berangkat ke Mesir dan Sharm el-Sheikh, juga
membatalkan keberangkatannya.
Bahkan, warga Rusia yang hampir 75.000
meninggalkan Mesir. Mesir dianggap negara yang tidak aman. Semua negara di
dunia, memberikan peringatan “alert” warganya agar tidak melakukan kunjungan ke
Mesir atau Sharm el-Sheikh. Berapa kerugian Mesir?
Mesir dan resor Sharm el-Sheikh, tidak
lagi sebagai tempat wisata yang menyenangkan, tapi tempat wisata yang
menakutkan. Para turis dari negara-negara Uni Eropa, juga masih dibayangi oleh
peristiwa “pembantaian” di pantai Sousse, Tunisia. Pembantaian terjadi di
pantai Mediterania, yang sangat indah. Di mana seorang mahasiswa menembaki
turis yang sedang berjemur di pantai.
Sekarang, Mesir dengan adanya pernyataan
David Cameron dan Obama, langsung “bangkrut”. Negara “Spinx” yang penerimaan
neggaranya, ditopang dari industri parawisata, langsung jatuh miskin.
Para turis meninggalkan Mesir. Mereka
tidak ingin menghadapi malapetaka, seperti nasibnya 224 penumpang Metrojet
Rusia, yang semua tewas.
Mesir bukan lagi tempat yang aman bagi
mereka. Mereka tidak lagi ingin berlama-lama berada di Mesir. Apalagi di Sharm
el-Sheikh. Tempat wisata yang terletak di pantai Semenanjung Sinai, yang terus
mendapatkan sinar matahari, dan pemandangan laut lepas yang sangat indah. Sudah
tidak menarik.
Mesir gagal melindungi mereka. Serangan
“bom” oleh ISIS benar-benar menghancurkan “Fir'aun” al-Sisi, sebagai tokoh
militer yang terkenal, dan sekarangn sekarat.
Bukan hanya itu. Lucunya. Al-Sisi menuduh
Ikhwan berbuat “jahat”. Mesir dilanda banjir bandang. Al-Sisi mengatakan banjir
itu, gara-gara Ikhwan melakjukan shalat “itstisqo” (shalat minta hujan). Turun
hujan, dan Mesir banjir. Mungkin banjir itu, tanda akan tenggelamnya “Fir'aun”
yang sangat keji, dan media sosial menjulukinya sebagai pembunuh “Murderer”.
Di bawah al-Sisi dengan gaya tangan
besinya, tak membuat Mesir menjadi lebih baik. Arab Saudi dan negara-negara
Teluk menghentikan bantuannya. Tak mau lagi menjadi sapi perahan Mesir.
Media-media Mesir menghantam Arab Saudi, dan dengan berbagai pelecehan yang
sangat menusuk. Sekarang al-Sisi sendirian, menghadapi situasi Mesir yang terus
memburuk ekonominya.
Hanya dengan pernyataan Presiden Barack
Obama, tentang pesawat Metrojet Rusia yang jatuh karena ditanami “bom” dalam
pesawat. Langung rezim al-Sisi kehilangan legitimasinya.
Bagaimana sistem keamanan Mesir bisa
tersusupi “teroris”, dan menghancurkan pesawat “canggih” Airbus? Airbus jatuh
karena bom? Ini menandakan sehebat apapun sistem keamanan di Mesir, tetap dapat
dipenetrasi (disusupi) oleh kelompok jihadis (ISIS).
Saat Presiden Mohamad Mursi berkuasa
menyelesaikan masalah Semenanjung Sinai dengan dialog. Mursi datang ke Sinai.
Bertemu dengan para tokoh dan ulama di wilayah kawasan itu. Konflik yang sudah
lama dengan pemerintah Mesir, akhirnya selesai. Tidak ada lagi konflik di Sinai
dengan pemerintah atau militer Mesir.
Ketika Mohamad Mursi digulingkan, dan
al-Sisi mengambil alih kekuasaan, kembali pemberontakan oleh kelompok-kelompok
Mujahidin di Sinai.
Tentu, yang paling membuat masygul
al-Sisi, hasil sadapan intelijen Amerika, terdengar percapakan antara para
Mujahidin di Semenanjung Sinai dengan ISIS yang ada di Raqqa, mereka sudah
merayakan kemenangan sebelum Metrojet Rusia jatuh. Wallahu'alam.
Presiden As-Sisi
Diprediksikan Tumbang
Sejumlah pejabat Israel secara
pribadi mengkhawatirkan pemerintahan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi yang
bisa jatuh di ambang kehancuran. Demikian disampaikan lembaga kajian strategis
AS dalam laporannya, kemarin (7/11/2015).
Menurut seorang mantan anggota kongres AS,
pejabat otoritas Israel ragu akan kemampuan Sisi dalam mengatasi pertumbuhan
gerakan pemberontak terkait ISIS di Semenanjung Sinai. Mereka juga ragu Sisi
bisa mengatasi berbagai ancaman lain terhadap pemerintahannya.
"Kami melakukan pembicaraan dengan rekan
kami di dewan keamanan nasional Israel," ujar Greg Craig, mantan pejabat
Presiden AS Barack Obama yang saat ini aktif di Washington Institute for Near East Policy.
Salah satu orang terpintar yang pernah ia temui,
kata Craig, memberikan komentar tentang Mesir. Pemerintah Mesir telah melakukan
kesalahan di berbagai macam hal dalam mengantisipasi pemberontak.
"Jika kalian memmbuat daftar lalu memberi
tanda simbol cek yang seharusnya tidak dilakukan, maka militer Mesir telah
menyilangkan semuanya," ujar Craig.
Rekan Craig, Vin Weber juga mengungkapkan hal
senada. Mantan anggota kongres dari Partai Republik ini mengatakan, banyak
orang Israel yang yakin ia (Sisi) tidak akan selamat hingga akhir masa
pemerintahannya. "Sisi selalu terancam dibunuh," ujar Weber.
"Banyak orang yang tak tahu di mana ia tidur setiap malam."
Israel telah memandang Sisi sebagai sekutu
dekat. Mereka memiliki musuh yang sama yakni kelompok Ikhwanul Muslimin. Sisi
telah mengecap Ikhwan sebagai kelompok teroris. Satu per satu anggota Ikhwan
ditangkapi dan dijebloskan ke penjara. Tak sedikit yang dijatuhi hukuman mati,
termasuk mantan presiden Muhammad Mursi.
Para Pejabat Israel Khawatir
Nasib As-Sisi
Setelah di kongres Amerika borok
Al-Sisi dibongkar. Setelah Rusia dan Inggris menghentikan penerbangan maskapai
keduanya ke Mesir. Sekarang media-media Israel menjadi galau akan nasib
Al-Sisi.
Dilansir klmty.net (8/11/2015), berbagai media mengutip kekhawatiran
para pejabat Israel akan masa depan As-Sisi.
Surat kabar Israel Jerusalem Post menerbitkan sebuah laporan tentang
kekhawatiran dari para pejabat Israel. Surat kabar itu mengatakan, ketakutan
para pejabat Israel telah meningkat banyak dalam jangka terakhir, tentang
sejauh mana kemampuan Abdel Fattah al-Sisi bertahan.
Surat kabar itu menambahkan bahwa mantan Jaksa
AS untuk Partai Republik, Vin Weber, mengatakan pada "Bloomberg News"
Jumat (6/11) lalu, bahwa para anggota pemerintah Israel mulai mengajukan banyak
pertanyaan, tentang kemampuan Abdel Fattah al-Sisi untuk mengatasi ancaman yang
merongrong pemerintahannya.
Surat kabar itu menunjukkan bahwa sektor
pariwisata Mesir, yang merupakan sumber daya penting bagi perekonomian Mesir,
menerima pukulan berlipat ganda setelah kecelakaan pesawat Rusia Sabtu lalu di
Sinai, terutama bahwa kejadian ini yang merenggut nyawa 224 penumpang di dalam
pesawat, beberapa lembaga intelijen mungkin disebabkan oleh bom yang
ditempatkan di dalam pesawat.
Surat kabar itu mengutip Vin Weber yang
mengatakan: "Kami telah bertemu banyak tokoh Israel dan non-Israel, yang
semuanya tidak percaya bahwa Sisi akan mampu bertahan sampai akhir masa
jabatannya."
Sekarang pemimpin-pemimpin negara-negara besar
hampir sepakat bahwa kepemimpinan Al-Sisi sudah di ujung senja. Mereka sedang
pusing untuk menyiapkan penganti Al-Sisi. Karena menggantinya dengan pemimpin
dari kalangan militer dan atau sekular-kiri kondisi Mesir tetap tak
terselesaikan.
Bila dalam waktu dekat Al-Sisi jatuh karena
revolusi atau mundur karena sudah tak populer (dimana sekitar 80% rakyat Mesir
baru saja memboikot pemilu yang digelar rezim As-Sisi) dan kemudian Presiden
Muhammad Mursi kembali maka hal ini menjadi berita gembira keempat; kemenangan
Erdogan dan AKP, kemajuan signifikan mujahidin Syria, dan dinobatkanya Raja
Salman sebagai pemimpin paling berpengaruh di Teluk Arab.
Al-Mustabaqbal Li Haadza Ad-Diin. Masa depan adalah milik agama Islam. Meski
musuh-musuh Islam menciptakan hambatan untuk menahan laju Islam tetapi Allah
Rabbul 'aalamin berkehendak untuk memenangkan agama Islam dan menjadikan umat
muslim berkuasa di bumi. Allaahu Akbar.
(Hafidin Achmad Luthfie)
Disitus middleeastmonitor.com menyebutkan tingkat
partisipasi rakyat Mesir dalam mengikuti pemilu parlemen baru-baru ini hanya
sebesar 2,27% dari 27 juta pemilih atau hanya sekitar 612 ribuan yang ikut
mencoblos. Keadaan ini sangat jauh berbeda ketika pemilu parlemen untuk pertama
kalinya pasca tumbangnya Mubarak. Di mana Ikhwanul Muslimin memenangkan pemilu
parlemen pada saat itu; masyarakat berbondong-bondong memilih wakil rakyatnya.
Para peneliti politik di seluruh dunia sudah mafhum, kondisi rendahnya partisipasi publik dalam pemilu adalah bukti paling kuat rendahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah atau partai yang ada. Kondisi di Mesir saat ini sangat mengherankan sekali. Betapa pemerintahan kudeta As Sisi yang selama ini mengaku-ngaku mendapatkan dukungan rakyat, nyatanya tidak mempunyai dukungan atau legitimasi dari rakyatnya sendiri. Dari sini terlihat bahwa rakyat Mesir sedang menghukum As Sisi. Dan kudeta yang dilakukan As Sisi terhadap Mursi semakin menunjukkan bahwa kudeta tersebut hanyalah dusta dan manipulasi.
Para peneliti politik di seluruh dunia sudah mafhum, kondisi rendahnya partisipasi publik dalam pemilu adalah bukti paling kuat rendahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah atau partai yang ada. Kondisi di Mesir saat ini sangat mengherankan sekali. Betapa pemerintahan kudeta As Sisi yang selama ini mengaku-ngaku mendapatkan dukungan rakyat, nyatanya tidak mempunyai dukungan atau legitimasi dari rakyatnya sendiri. Dari sini terlihat bahwa rakyat Mesir sedang menghukum As Sisi. Dan kudeta yang dilakukan As Sisi terhadap Mursi semakin menunjukkan bahwa kudeta tersebut hanyalah dusta dan manipulasi.
Kondisi Mesir saat ini ibarat bom waktu yang siap meledak. Ledakan tersebut tercipta bergantung pada kerjasama semua elemen masyarakat, tidak terkecuali militer di dalamnya. Bercermin dari kesuksesan gerakan People Power yang berlangsung secara damai di Filipina, di mana semua elemen masyarakat ikut terlibat di dalamnya. Bahkan pembelotan militer pun terjadi. Kelompok pro-Mursi tidak bisa mengabaikan satu elemen People Power, dalam hal ini militer, walaupun militerlah yang menyiksa mereka secara kejam. Saya percaya tidak semua militer di Mesir seperti As Sisi cs.
Dalam sejarah, setidaknya ada tiga kelompok militer ketika di dalam negaranya dipimpin oleh orang zalim: Pertama, menjadi pendukung bagi pemimpin zalim tersebut. Mereka datang menyiksa lawan-lawan politik pemimpin zalim tersebut. Biasanya mereka adalah perwira-perwira papan atas yang haus harta, tahta, dan wanita.
Kedua, kelompok militer yang diam menyaksikan kezaliman tersebut. Mereka diam karena tidak ingin terlibat dalam kezaliman itu namun disisi lain mereka tidak punya kemampuan untuk menghentikan kezaliman itu. Mereka berharap akan ada pemimpin lainnya yang berani menggerakkan rakyat untuk melawan pemimpin zalim itu. Ketika kemenangan rakyat di depan mata, mereka tampil sebagai penguat atau melegitimasi kemenangan tersebut.
Ketiga, mereka yang menentang pemimpin zalim tersebut secara terang-terangan. Kebanyakan mereka bukan dari perwira papan atas. Pengaruh mereka tidak begitu besar dikalangan militer tapi dapat dijadikan penggerak revolusi dan melakukan pendekatan kepada kalangan militer lainnya.
Dari ketiga kelompok militer di atas, setidaknya dua kelompok militer dapat diajak kerjasama. Hanya saja perlakuannya berbeda. Untuk kelompok militer ketiga sudah jelas. Sedangkan untuk kelompok militer kedua, karena mereka diam, mereka juga harus diajak secara diam-diam. Maka permainan intelejen harus dijalankan agar dapat menggerakan mereka.
Saya merasa yakin bahwa revolusi di Mesir akan terjadi. melihat dari situasi dan kondisi yang terjadi di Mesir saat ini. Dapat dilihat dari tanda-tandanya, selain rendahnya partisipasi rakyat dalam pemilu sebagai faktor politik, juga karena faktor perekonomian Mesir yang semakin terpuruk.Almesryoon.com melaporkan, krisis ekonomi di Mesir telah memburuk menempatkan masa depannya beresiko dan menjurus kepada kebangkrutan.