Benar-Benar Berhati Iblis ! Jatuhkan 1.500 Bom,
Tewaskan 600 Bayi, Anak-Anak, Wanita Dan Orang Tua Ahlus Sunnah Suriah, Si
Teroris Super Bengis Putin: “Itu Belum Maksimal, Rusia Siap Gunakan Cara Lebih
Sadis Di Suriah !!”
Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Rakyat Suriah
Senin, 21 Desember 2015 - 14:00 WIB
Erdogan menghimbau rakyat Turki tak tertipu propaganda
mengkaburkan hakekat tragedi kemanusiaan di Suriah
Presiden Turki, Raccep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa
Rusia melakukan agresi militer di Suriah dengan dalih menyerang ISIS hanyalah
kedok belaka. Hakekatnya mereka menyerang dan membunuhi Kaum Muslimin, rakyat
Suriah, demikian sebagaimana dilansir Al Jazeera, Ahad (20/12/2015).
“Mereka beralasan menyerang ISIS,
padahal menyerang lainnya. Lihatlah Negara itu (Rusiah-rep), hanya 10 persen
dari serangannya menyerang ISIS, 90 persen sisanya menyerang rakyat Suriah yang
menentang Rezim,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erdogan
menghimbau rakyat Turki agar tidak tertipu dengan berbagai propaganda yang
mengkaburkan hakekat tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Suriah.
Menurutnya, kini di Suriah ibarat ada
pertunjukan besar. Drama pembantaian. Semua pihak berlomba-lomba menunjukan
pertunjukan terbaiknya. Sedangkan, “Wanita, anak-anak, dan orang tua renta adalah
korban dari pertunjukan tersebut!” pungkasnya.*
Rep: M Rizki U
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan perang melawan
militan Negara IS di Suriah seperti sandiwara.
"Semua yang datang ke Suriah untuk berjuang
meraih kekuasaan berdalih memerangi ISIS," kata Erdogan seperti dikutip
kantor berita Anadolu Agency.
"Mereka mengubah Suriah menjadi panggung
drama paling tragis, dengan tak seorang pun bisa membedakan antara kebaikan dan
kejahatan," lanjutnya.
Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam acara
Seb-i Arus Istanbul 2015 di Istanbul Sinan Erdem Sports Hall, memperingati
tahun ke-742 kematian penyair mistis Jalaludin Rumi.
"Setiap orang yang datang ke Surian berusaha
berperan, tapi pada kenyataannya hanya membunuh anak-anak, bayi, wanita, dan
orang tua," lanjut Erdogan.
"Bersamaan dengan itu, orang-orang itu
menghancurkan rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah, dan monumen bersejarah."
Erdogan mencatat setiap negara yang menjatuhkan
bom ke Suriah membawa motif terpendam, menciptakan kematian, pertumpahan darah,
dan korban jiwa.
DK PBB, Jumat (18/12), mengadopsi resolusi
penyelesaian konflik Suriah dalam tiga putaran perundingan internasional, untuk
mengakhiri perang saudara di negara itu.
Resolusi disetujui hampir semua negara, dan
meminta Sekjen PBB Ban Ki-moon mempertemukan pemerintah Suriah dan pihak
oposisi untuk berunding secara formal. Target awal pertemuan adalah awal
Januari 2016.
Perang Saudara di Suriah telah menewaskan 250 ribu
korban jiwa, dan jutaan mengungsi ke banyak negara. Konflik di Suriah juga
menciptakan krisis pengungsi di Eropa.
http://www.atjehcyber.net/2015/12/erdogan-dalih-perangi-is-suriah-jadi.html?m=1
http://www.atjehcyber.net/2015/12/erdogan-dalih-perangi-is-suriah-jadi.html?m=1
Senin, 9 Rabiul Awwal 1437 H / 21 Desember 2015 05:01
Presiden
Turki Tayyip Recep Erdogan menyesalkan, ratusan ribu Muslim yang tidak bersalah
dibunuh dengan dalih melawan Daesh (ISIS).
Presiden Erdogan mengungkapkan hal ini saat berbicara pada
sebuah acara di Istanbul, Sabtu (19/12) malam.
Erdogan mengatakan, Muslim yang tidak bersalah menjadi target
utama selama serangan yang dilakukan oleh Rusia di Suriah. Pasalnya, pemimpin
Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan bukan kepada ISIS, tetapi kepada
warga sipil.
“Serangan yang menargetkan ISIS hanya 10% dari serangan udara
yang mereka lakukan, dan selebihnya, 90%, menyerang Muslim dari etnis Turkmen
di Suriah dan warga Muslim lainnya yang menentang rezim Asad,” ujar Erdogan
merujuk pada serangan udara Rusia, Dailysabah melansir,Sabtu (19/12).
Ia mendesak Rusia agar segera mengakhiri kebohongan tentang
serangan udara yang telah dilakukan. Erdogan juga mengatakan bahwa peperangan
(mempertahankan kekuasaan) yang sedang berlangsung dilakukan seperti tragedi
komedi, dengan dalih melawan ISIS, tetapi kenyataannya tidak.
“Peperangan ini menyerupai permainan teater, semua orang
memainkan peran. Semua orang mencoba untuk mencuri peran. Tetapi kenyataannya
orang-orang yang dibunuh adalah bayi-bayi, anak-anak, perempuan dan orang tua
serta penghancuran rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah dan situs-situs
bersejarah,” ungkapnya. (EZ/salam-online)
Sumber: DailySabah
Erdogan
: Perang Lawan ISIL di Suriah Seperti ‘Pertunjukan Teater’
Dalam sebuah kritik terhadap sikap hipokrisi yang
ditunjukkan sejumlah pihak, Presiden TurkiRecep Tayyip Erdogan menyamakan “perang melawanISIS/ISIL” yang sedang berlangsung di Suriah dengan
“pertunjukan teater”.
“Perebutan kekuasaan di Suriah yang diperjuangkan dengan dalih ‘memerangi ISIL’ telah berubah menjadi sebuah dramatragis dan teater, di mana tak seorang pun bisa membedakanantara yang baik dan yang jahat,” kata Erdogan di Istanbul pada Sabtu (19/12) sebagaimana dikutip World Bulletin.
“Setiap orang berakting dan berusaha untuk mencuri sebuahperan, tetapi kenyataannya adalah bahwa adalah masyarakat– bayi, anak-anak, wanita dan orang tua – yang terbunuh,bersama dengan penghancuran rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah dan monumen bersejarah,”tambahnya.
Beberapa
pihak seperti teroris AS, teroris Rusia atau rezim Syiah Bashar Assad di Suriah
terindikasi menggunakan “perang melawan ISIS” sebagai kedok bagi mereka untuk
menargetkan pihak lain yang mereka anggap musuh, bahkan sekalipun itu warga
sipil.
Serupa
dengan teroris AS, sesama teroris kafir Rusia justru berkali-kali membunuhi
warga sipil Muslim Suriah dibalik slogan palsu tersebut.
Demikian
pula dengan rezim Assad, dimana beberapa bulan lalu pihak intelijen Turki telah
membeberkan kerjasama gelap antara mereka dengan ISIS dan masih
banyak lagi contoh lainnya.
Red : Gus
Jati
Menlu Turki Kutuk Serangan
Udara Rusia di Suriah
Selasa
10 Rabiulawal 1437 / 22 December 2015 09:40
MENTERI Luar
Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengutuk serangan udara yang dilakukan Rusia Ahad
lalu di provinsi Idlib.
“Rusia menargetkan oposisi moderat di Suriah sejak
memasuki Suriah pada 30 September 2015. Di sisi lain, Rusia juga mulai sering
menargetkan pemukiman sipil,” kata Cavusoglu dalam pernyataan tertulis, Senin
(21/12/2015).
Cavusoglu
menyatakan Rusia telah meluncurkan sekitar 4.000 serangan udara, lebih dari 90
persen serangan menargetkan lawan moderat Presiden Bashar al-Assad. Menurutnya
serangan Rusia justru memperkuat ISIS.
“Rusia bermimpi menyerahkan negara ke rezim Assad
lagi,” ujar Cavusoglu.
“Warga sipil yang meninggal akibat operasi Rusia
lebih 600 orang. Beberapa organisasi mengatakan jumlah korban sekitar 800
orang. Kami ingin dunia tahu bahwa lebih dari 150 korban ini adalah anak-anak,”
kata Cavusoglu.
Ahad kemarin Rusia menyerang provinsi Idlib. 200
oarang dinyatakan meninggal, dan banyak bangunan hancur dihantam serangan itu,
demikianWorld Bulletin. [ds/islampos]
IHH Turki
Heran, Indonesia Persoalkan ISIS Tapi Tak Pernah Bantu Rakyat Suriah
21
Desember 2015
Insan Hak ve Harriyetleri ve Insani Yardim Vakfi (IHH) atau
organisasi HAM, kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan yang berada di Turki
memaparkan kondisi krisis kemanusiaan di Suriah sejak terjadi konflik pada
Maret 2011 yang menewaskan ratusan ribu warga sipil dan jutaan lainnya
mengungsi.
IHH yang
merupakan organisasi kemanusiaan terbesar di Turki dan memiliki puluhan ribu
relawan mengaku heran dengan pemerintah Indonesia yang lebih mempersoalkan isu
ISIS atau Daulah Islam/Islamic State (IS) dibandingkan isu kemanusiaan akibat
penindasan rezim Syi’ah Nushairiyyah di bawah Presiden Bashar Assad.
Hal ini
diungkapkan oleh Kepala Hubungan Internasional dan Diplomasi IHH, Izzet Sahin
saat berdiskusi bersama Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) di kantornya,
Istanbul, Turki, pada Jum’at (29/5/2015) yang juga dihadiri wartawan detik.com.
“ISIS adalah isu yang sangat kompleks. Siapa ISIS? Siapa
orang-orang itu? Bagaimana kelompok ini bisa muncul? Siapa yang mendukung
mereka? Bagaimana mereka mendapat kekuatan besar dalam waktu singkat? Sangat
banyak pertanyaan tentang ISIS,” katanya.
Namun,
isu ISIS/IS tidak lebih besar daripada krisis kemanusiaan yang dilakukan rezim
Syi’ah Assad untuk membantai rakyat Suriah yang menginginkan rezim tersebut
tumbang.
“Rezim (Bashar Assad)
mengebom setiap hari, sampai saat ini. Setiap dua menit rakyat Suriah diguncang
bom. Kami menghabiskan beberapa pekan di Damaskus untuk negosiasi dan memediasi
antara rezim dengan oposisi, dan kami melihat mereka mengebom rata-rata tiap
dua menit,” ungkap
Izzet.
Krisis
kemanusiaan itu mengakibatkan sebanyak lebih dari 300.000 warga sipil Suriah
meninggal akibat kekerasan yang dilakukan rezim. Lalu 100 ribu lainnya hilang
dan sekitar 6 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.
“Ada 2 juta pengungsi Suriah
di Turki hari ini. Lebih dari 1,5 juta di Lebanon, begitu pula di Yordania, 500
ribu di Irak. Empat tahun sudah berlalu, tidak ada yang tahu seberapa lama
krisis ini,” tuturnya.
IHH
memberikan bantuan secara besar-besaran sejak tahun 2011 di Suriah dengan
mendirikan rumah sementara dari kontainer di beberapa kota, kamp pengungsia,
sekolah dan dapur darurat, serta lainnya.
Sekadar
diketahui, IHH saat ini juga tengah berada di Aceh untuk memberikan bantuan
bagi pengungsi warga Muslim Rohingya yang ditindas oleh para biksu dan
pemerintah Buddha Myanmar.
“Indonesia adalah negara
Muslim terbesar. Tidak ada alasan (bagi Indonesia) untuk tidak membantu rakyat
Suriah karena ada ISIS,” tegasnya seraya mengajak pemerintah dan NGO Indonesia
untuk melihat keadaan Suriah yang sesungguhnya. (citizenjurnalism.com)