Tidak sedikit orang yang melihat sejarah Amerika Serikat
mengakui bahwa mereka adalah bangsa beradab. Peradabannya merupakan peradaban
mutakhir di muka bumi sehingga Amerika dipandang sebagai negara maju. Amerika
ingin memublikasikan nilai-nilainya, seperti “kebebasan, demokrasi, dan
keadilan” dan berusaha menjadikannya sebagai nilai yang universal dalam “Tata
Dunia Baru”.
Selanjutnya, Amerika berusaha mengeliminasi setiap paham,
tindakan, ataupun nilai-nilai lain yang dipandang sebagai pesaing atau ancaman
terhadap nilai-nilai Amerika. Misalnya, pada era Perang Dingin, Amerika
memandang komunisme sebagai ancaman yang harus diperangi sehingga mereka
melakukan intervensi di berbagai negara untuk memeranginya, baik langsung
maupun tidak langsung.
Kini—setelah era 11 September—Amerika melancarkan intervensi
dengan dalih melawan terorisme global. Dalih lain yang juga sering digunakan
adalah “humanitarian intervention” (intervensi atas nama kemanusiaan), yang
sering kali dikritik inkonsisten karena dijalankan atas dasar kepentingan dan
selera politik Amerika.
Sebenarnya, fakta mengungkapkan bahwa Amerika memiliki
banyak catatan negatif atau rapor buruk terkait kebijakan luar negerinya
setelah pecah Perang Dunia II. Hal ini dimulai dengan tragedi berdarah, yaitu
dengan menjatuhkan bom atom di Jepang, meskipun Perang Dunia II hampir berakhir
dalam waktu dekat dan saat Stalin tidak menghentikan pergerakan pasukannya ke
jantung Jerman.
Amerika ingin menyampaikan pesan bahwa mereka memiliki
berbagai senjata. Pada saat itu Komandan Militer Amerika Serikat Jenderal
George Marshall memerintahkan untuk melaksanakan pemboman terhadap sebuah kota
yang luas di Jepang yang padat penduduk. Diterbangkanlah 334 pesawat Amerika
untuk menjatuhkan bom untuk menghancurkan area seluas 16 mil persegi. Membunuh
dalam hitungan jam sekitar 140 ribu orang (sampai dengan akhir tahun 1945).
Kemudian diakhiri dengan adegan paling berdarah pada era
kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu saat mereka menjatuhkan
dua bom nuklir di atas kota Hiroshima dan Nagasaki, yang menyebabkan puluhan
ribu jiwa melayang, tanpa perbedaan antara sipil dan militer ataupun seorang
pria, wanita, dan anak. Dampaknya sekitar 1 juta orang mengungsi ke Tokyo dan
64 kota di Jepang lainnya.
Setelah itu, Amerika juga tercatat banyak melakukan
kejahatan kemanusiaan di berbagai penjuru dunia. Di mana sajakah itu? Simak
selengkapnya dalamLaporan Syamina Edisi
09/Juni 2016: Jejak Intervensi Amerika di Seluruh Dunia.
Silahan klik :