1.
Memfitnah dan Membuat kedustaan terhadap Ibnu Taimiyah.
Metode
Ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang secara jelas menjadi musuh-musuh
Ibnu Taimiyah. Beberapa kedustaan terlihat dibuat secara lihai dan tersusun
rapi dari mulai membuat tulisan yang mengesankan dibuat sendiri oleh Ibnu
Taimiyah Hingga memalsukan surat-surat beliau.
Jalan
keluar
Bagi
para pecinta kebenaran, jangan ragu untuk membuka Kitab-kitab ibnu Taimiyah
apabila ada kesan bahwa ibnu Taimiyah menulis atau berpendapat yang
bertentangan dengan Aqidah Ahlussunnah. Sebagai contoh dari kasus ini adalah
fitnah dan kedustaan yang menuduh bahwa Ibnu Taimiyah mencela Abu Bakar yang
dianggap masuk Islam dalam Umur yang sudah tua dan tidak tahu apa yang
dikatakannya, begitu juga beliau dituduh mencela Ali dengan mengatakan bahwa
Ali masuk Islam ketika kanak-kanak,oleh karena itu tidak Sah Islamnya dan rakus
kekuasaan.
Fitnah-fitnah
seperti ini banyak sekali mendera Ibnu Taimiyah, oleh karena itu harus dibantah
dengan membuka Kitab-kitab Ibnu Taimiyah tentang sikap beliau terhadap Abu
Bakar dan Ali. saya sudah mencobanya, dan ternyata sikap ibnu Taimiyah terhadap
mereka jauh dari yang digambarkan para tukang finah Tersebut. Dari sini bisa
dipastikan bahwa itu semua adalah fitnah.
2.
Melakukan distorsi penukilan hingga merubah konteks dari kitab yang mereka
nukil
Metode
Ini amat Sering dilakukan oleh Musuh-musuh ibnu Taimiyah yang tidak sejaman
dengan beliau, terutama orang-orang di zaman ini. Mereka menukil sebagian
kalimat dalam sebuah kitab tertentu hingga terkesan kalimat atau paragraph
tersebut menjadi celaan buat Ibnu Taimiyah.
Sebagai
contoh adalah apa yang mereka lakukan pada Kitab zaghlul Ilmi. Mereka Menukil
Sebagian tulisam Az zahabi hingga terkesan beliau mencela ibnu Taimiyah dengan
Keras, tapi kalau dinukil Semuanya maka akan terlihat maksud lain dari Az
Zahabi.
Coba
lihat nukilan musuh ibnu Taimiyah dari kitab Zaghlul Ilmi berikut.
……………..
وقد تعبت في وزنه وفتشه حتى مللت في سنين
متطاولة فما وجدت قد اخره بين أهل مصر والشام ومقتته نفوسهم وازدروا به وكذبوه
وكفروه إلا الكبر والعجب وفرط الغرام في رياسة المشيخة والازدراء بالكبار فانظر
كيف وبال الدعاوي ومحبة الظهور نسأل الله تعالى المسامحة
……………
Artinya
(Versi Musuh-musuh Ibnu Taimiyah):
Saya
sudah lelah mengamati dan menimbang sepak terjangnya (Ibnu Taimiyah), hingga saya
merasa bosan setelah bertahun-tahun menelitinya. Hasil yang saya peroleh;
ternyata bahwa penyebab tidak sejajarnya Ibnu Taimiyah dengan ulama Syam dan
Mesir serta ia dibenci,dihina, didustakan dan dikafirkan oleh penduduk Syamdan
Mesir adalah karena ia sombong, terlena oleh diri dan hawa nafsunya (‘ujub),
sangat haus dan gandrung untuk mengepalai dan memimpin para ulama dan sering
melecehkan para ulama besar. Lihatlah Wahai pembaca betapa berbahayanya
mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimilikinya dan betapa nestapanya akibat yang
ditimbulkan dari gandrung akan popularitas dan ketenaran. Kita mohon semoga
Allah mengampuni kita”.
Coba
lihat nukilan lengkapnya:
فوالله ما
رمقت عيني أوسع علما ولا اقوى ذكاء من رجل يقال له ابن تيمية مع الزهد في المأكل
والملبس والنساء ومع القيام في الحق والجهاد بكل ممكن وقد تعبت في وزنه وفتشه حتى
مللت في سنين متطاولة فما وجدت قد اخره بين أهل مصر والشام ومقتته نفوسهم وازدروا
به وكذبوه وكفروه إلا الكبر والعجب وفرط الغرام في رياسة المشيخة والازدراء
بالكبار فانظر كيف وبال الدعاوي ومحبة الظهور نسأل الله تعالى المسامحة فقد قام
عليه أناس ليسوا بأورع منه ولا أعلم منه ولا أزهد منه
Lihatlah
betapa lihainya mereka melakukan distorsi terhadap tulisan Az Zahabi dan
memainkan nukilan hingga dhomir-dhomir terkesan sangat jelas dimaksudkan untuk
Ibnu Taimiyah
Mari kita Terjemahkan bersama-sama kutipan dan terjemahan
lengkapnya:
Demi Allah mataku tidak pernah memandang seeseorang yang
lebih luas ilmunya serta lebih kuat kecerdasannya dari orang yang bernama Ibnu
Taimiyah dengan kezuhudannya pada makanan, pakaian, dan Perempuan serta
penegakkan kebenaran dan berjihad dengan segala sesuatu yang memungkinkan.
Saya sudah lelah mengamati dan menimbangnya hingga saya bosan setelah
bertahun-tahun menelitinya, hasil yang saya peroleh: ternyata Penyebab ia
direndahkan oleh penduduk mesir dan syam, serta mereka membencinya,
menghinanya,mendustakannya, dan mengkafirkannya adalah karena kesombongan,ujub,
dan keinginan untuk menjadi Pimpinan serta pelecehan terhadap para pembesar.
Lihatlah betapa berbahayanya mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimiliki dan
cinta kepada popularitas. Kita mohon Ampun kepada Allah subhanahu wataala.
Beberapa orang telah membantahnya (ibnu Taimiyah). Mereka tidak lebih wara,
tidak lebih alim, dan tidak lebih zuhud darinya.
Susunan paragraph diatas terlihat samar, namun Jika kita
takdirkan seperti dibawah ini Insya Allah akan Jelas:
Demi Allah mataku tidak pernah memandang seeseorang yang
lebih luas ilmunya serta lebih kuat kecerdasannya dari orang yang bernama Ibnu
Taimiyah dengan kezuhudannya pada makanan, pakaian, dan Perempuan serta
penegakkan kebenaran dan berjihad dengan segala sesuatu yang memungkinkan.
Saya sudah lelah mengamati dan menimbangnya hingga saya bosan setelah
bertahun-tahun menelitinya, hasil yang saya peroleh: ternyata Penyebab ia
direndahkan oleh penduduk mesir dan syam, serta mereka membencinya,
menghinanya,mendustakannya, dan mengkafirkannya adalah karena kesombongan,
ujub, dan keinginan [mereka] untuk menjadi Pimpinan serta pelecehan [mereka]
terhadap para pembesar [seperti ibnu Taimiyah]. Lihatlah betapa berbahayanya
mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimiliki dan cinta kepada popularitas. Kita
mohon Ampun kepada Allah subhanahu wataala.
Beberapa orang telah membantahnya (ibnu Taimiyah). Mereka tidak lebih wara,
tidak lebih alim, dan tidak lebih zuhud darinya.
Saya tidak menampik kalau ada ulama yang memahami paragraph
diatas sebagai kritik Dari Az Zahabi Terhadap Ibnu Taimiyah, namun kita harus
sepakat untuk mencela orang-orang yang melakukan distorsi terhadap karya para
Ulama.
Sekalipun begitu, pujian diawal dan akhir paragraph lebih
mengindikasikan bahwa celaan itu untuk penduduk dan ulama mesir dan Syam, bukan
Untuk Ibnu Taimiyah. Lagipula adalah hal yang umum dikalangan para Ahli sejarah
bahwa beliau keluar masuk penjara dan bahkan wafat di penjara karena
mempertahankan Fatwanya yang berbeda dengan pendapat ulama Kala itu.
Kecerdasan Ibnu Taimiyah adalah satu hal yang diakui
kawan maupun lawan, kalaulah beliau menginginkan Popularitas, Maka akan sangat
mudah bagi beliau untuk mendapatkannya dengan cara tidak mengumumkan Fatwa yang
bertentangan dengan pendapat ulama Syam dan Mesir
Untuk mendapatkan kitab Zaghlul Ilmi dalam bentuk PDF
silahkan didownload:
3. Tidak Memahami Gaya penulisan Ibnu Taimiyah hingga
terkesan sebuah kalimat adalah pendapat atau tulisan Ibnu Taimiyah Padahal
Beliau sedang Menukil pendapat orang lain.
Jika hal ini dilakukan oleh orang yang jujur, dia pasti
akan segera meralatnya, karena secara jelas akan ia temukan pendapat ibnu
Taimiyah yang bertentangan dengan kalimat tersebut. Namun tidak bagi Hasan As
Saqqaf, dia malah sengaja menampilkan tulisan ibnu Taimiyah yang bertipe
seperti ini hingga orang awam menyangka bahwa itu merupakan pendapat ibnu
Taimiyah.
Sebagai contoh ketika Ibnu Taimiyah menukil perkataan Mutakalliminyang
menatakan الله جسم
لاكالأجسام.
Dalam kitab bayan talbis Jahmiyah Juz 1 Halaman 100 dan 101.
Dengan seenaknya dia menukil perkataan tersebut dan menyatakan itu adalah
perkataan Ibnu Taimiyah, padahal kalau diperhatikan lebih lanjut terutama bagi
orang awam, akan terlihat bahwa Ibnu Taimiyah sedang menukil pendapat para
Mutakallimin.
Seorang al akh telah mengumpulkan kebohongan orang ini
dengan mengajak kita langsung menelusuri sumber asli dari kitab Ibnu Taimiyah.
Silahkan
dilihat
4.
Menetapkan Penukilan celaan terhadap ibnu Taimiyah tanpa penelitian
Dalam
kitab Ad Durarul kaminah Karya ibnu Hajar Al atsqalani, beliau menulis biografi
Ibnu Taimiyah dengan cukup lengkap. Dalam kitab tersebut beliau menukilkan
pendapat para ulama baik yang mengagungkan Ibnu Taimiyah maupun yang kerap
berpendapat miring tentang Ibnu taimiyah dan sesekali beliau menyisipkan
pendapat pribadinya terhadap Ibnu Taimiyah. Dari nukilan miring tersebut itulah
orang-orang yang didalam hatinya terdapat hasad dan dengki menetapkan dengan
seenaknya apa yang telah dinukil oleh Ibnu Hajar, padahal beliau secara jelas
menyebutkan hanya menukil tulisan orang lain, dan bahkan kadang-kadang sumber
penukilan tersebut juga hasil menukil yang tidak terjamin kebenarannya.
Celakanya, bahkan ada yang mengatakan bahwa nukilan tersebut merupakan pendapat
ibnu Hajar. Tapi ketika Ibnu hajar menyisipkan pendapat pribadinya, kalimat
tersebut sepertinya luput dari penglihatan mereka.
Saya
nukilkan pendapat pribadi Ibnu hajar dari Paragraf awal Durarul Kaminah
أحمد بن عبد الحليم بن عبد السلام بن عبد
الله بن أبي القاسم بن تيمية الحراني ثم الدمشقي الحنبلي تقي الدين أبو العباس بن
شهاب الدين ابن مجد الدين
ولد في عاشر ربيع الأول سنة 661 وتحول به
أبوه من حران سنة 67 فسمع من ابن عبد الدائم والقاسم الأربلي والمسلم ابن علان
وابن أبي عمر والفخر في آخرين وقرأ بنفسه ونسخ سنن أبي داود وحصل الأجزاء ونظر في
لرجال والعلل وتفقه وتمهر وتميز وتقدم وصنف ودرس وأفتى وفاق الأقران وصار عجباً في
سرعة الاستحضار وقوة الجنان والتوسع في المنقول والمعقول والإطالة على مذاهب السلف
والخلف
Ahmad
bin Abdul Halim bin Abdussalam bin Abdullah bin Abil Qasim bin Taimiyah Al
Harrani Ad Dimasyqi Al Hanbali Taqiyuddin Abul Abbas bin Syihabuddin bin
Majduddin
Lahir
pada tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H. dia Pindah bersama ayahnya dari
Harran tahun 667 Hijriah.
Beliau
belajar dengan Ibnu Abdillah Ad Daaim, Al Qasim Al Arbali, Muslim bin Alaan,
ibnu Abi umar . Beliau Juga Belajar secara Otodidak. Beliau Menyalin Sunan Abi
Dawud dan menyelesaikan Sebagian.
Beliau
meneliti Rizal dan Ilal . beliau adalah orang yang Faqih, Mahir, Istimewa,
terdepan, Pengarang, pelajar, Mufti, dan Melampui Manusia pada Kurun tersebut.
Dia
menjadi sangat luar biasa dalam hal kecepatan Menghapal dan kekuatan Jiwa
meluaskan dalil Aqli dan Naqli serta memanjangkan pandangan tentang mazhab
Salaf dan Kholaf.
Semoga
tulisan ini bermanfaat.
Selain para nabi, tidak ada seorangpun yang terpelihara dari kesalahan. Namun
menyalahkan dan memfitnah orang yang tidak salah merupakan kesalahan besar.
Silahkan Para Pembaca membandingkan apa yang anda dengar tentang Ibnu Taimiyah.