Ada beberapa rekomendasi yang diberikan Ulama kepada Pemerintah,
terkait aliran sesat Syiah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah. Setidaknya, ulama
Ahlusunnah Waljamaah memberikan warningakan bahaya Syiah dari sisi
Hankamnas dan Pancasila. Hal itu terungkap dalam Tabligh Akbar
“Mengokohkan Ahlusunnah Waljamaah di Indonesia” di Masjid Al Furqon, Gedung
DDII, Jakarta, Ahad (16/9) kemarin.
Berbeda dengan aliran sesat yang lain, aliran sesat Syiah
mempunyai jaringan Internasional yang terorganisir. Oleh karena itu
penanganannya agak berat apabila hanya dilakukan oleh para ulama, tapi turun
tangan pemerintah dalam masalah Syiah sangat diharapkan.
“Pemerintah punya pengalaman dalam menghadapi bahaya komunisme di
Indonesia, walaupun kita tetap berhubungan dengan Rusia dan RRT, tapi faham
komunisme dilarang di Indonesia. Sama seperti di Malaysia dan Brunei, meskipun
mereka berhubungan dengan Iran, tapi aliran Syiah dilarang di Malaysia dan
Brunei,” ungkap Ketua Bidang Organisasi Al-Bayyinat, Habib Achmad Zein Alkaf.
Habi Zein AlKaf menghimbau kepada pemerintah agar secepatnya
mengambil sikap yang tegas kepada mereka. Di dunia ini tidak ada satu Negara
yang berada dalam keadaan aman dan tentram, apabila dinegara tersebut
berkembang aliran Syiah.
“Sekarang tinggal pemerintah yang mengambil keputusan, apakah
pemerintah masih akan membiarkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila
berkembang terus di bumi pertiwi ini? Apakah pemerintah akan membiarkan paham
yang sangat meresahkan masyarakat dan merusak persatuan dan kesatuan dan bangsa
kita? Apakah pemerintah akan membiarkan gerakan Syiah yang jelas dapat
membahayakan NKRI?” tegas Habib Zein.
Sekarang, lanjut Habib Zein, bola ada ditangan pemerintah.
Namun dalam hal ini, pemerintah harus bertanggungjawab, apabila sampai terjadi
hal-hal yang tidak kita inginkan.
Jika mau jujur, pemerintah sebenarnya sudah mencium adanya
keresahan di masyarakat dari akibat penyebaran aliran sesat Syiah di Indonesia.
Karena itu, pemerintah sudah berulang kali, baik melalui MUI maupun aparat di
daerah, untuk menyerukan agar masyarakat mewaspadai aliran Syiah.
Pemerintah juga menyadari, apabila pemerintah tidak cepat
bertindak, maka pemerintah akan kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak. Hanya
saja pemerintah masih menunggu waktu yang tepat untu bertindak. Bahkan, aparat
pemerintah sudah mengantongi nama-nama aktivis mereka.
Syiah Bukan Islam
Habib Zein Alkaf pernah ditanya dan diminta memberi masukan oleh
pihak Mabes Polri terkait bahaya Syiah. Habib kemudian menjelaskan, dari sisi
agama, para Ulama Islam sepakat bahwa ajaran Syiah Imamiyyah Itsna ‘asyariyyah
(ahlul bait atau Syiah Ja’fariyah atau Khomainiyah), yang berpusat di Iran dan
sedang dikembangkan di Indonesia itu sesat dan keluar dari Islam (kafir).
“Indonesia ini adalah bumi Ahlusunnah Waljamaah, meskipun mereka
terpecah dalam berbagai ormas Islam, ada NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Rabithah
Alawiyah dan lain-lain, tapi mereka adalah keluarga besar Ahlusunnah
Waljamaah,” kata Habib.
Ada kekhawatiran yang mendalam, berkembangnya Syiah di Indonesia,
bisa memicu apa yang terjadi di Iraq, Bahrain, Yaman, Pakistan, dan di kawasan
Timur Tengah lainnya, yaitu saling bunuh antara Ahlusunnah dengan Syiah akan
terjadi di Indonesia.
Di kalangan Ahlusunnah Waljamaah, para sahabat, istri-istri
Rasulullah Saw dan para Imam Ahlusunnah sangat dihormati dan dijunjung tinggi
kehormatannya. Namun, setelah kedatangan orang-orang Syiah dari Iran atau
orang-orang Indonesia yang sudah dikader di Iran, kerap mencaci maki
pemimpin-pemimpin kita yang selama ini jadi panutan. Bahkan, mereka mengkafirkan
dan murtadkan di luar Syiah. Istri Nabi Saw, seperti Siti Aisyah, misalnya,
mereka katakan telah bebuat serong.
Celaan ini membuat masyarakat sesah, sehingga tidak bisa menerima
apa yang mereka ucapkan. “Bagaimana kita akan tinggal diam menerima kekurang ajaran
mereka.
Sampai sekarang, mereka masih mempropagandakan ajaran Syiah
melalui buku-buku dan door to door secara sembunyi-sembunyi.
Apabila meraka merasa sudah kuat, mereka tak sungkan lagi untu mencela sahabat
dan istri-istri nabi.
“Ketahuilah, sesungguhnya Allah Swt membela Aisyah, ketika kaum
munafik menuduh Aisyah telah berbuat serong. Seperti dijelaskan dalam QS.
An-Nur, Allah menolak tuduhan kaum munafiqin terhadap Aisyah ra. Ini,
menujukkan, Syiah bukan hanya dianggap sesat, tapi keluar dari Islam, yang
menyebut Aisyah telah berbuat serong.”
Di Iran sendiri, penduduk Sunni mencapai 20 juta jiwa, namun
mereka hidup tertekan. Tak sedikit ulama Sunni banyak yang didekam dalam
penjara, madrasah dan masjid Suni diratakan, bahkan di berapa kota, orang Sunni
dilarang membangun masjid.
“Mereka itu lebih kejam dan biadab daripada kaum kuffar yang
menyerang Islam. Banyak bukti yang menunjukkan terjadinya pertengkaran dan
perpecahan antara ayah dengan anaknya, suami dengan istrinya, kakak dengan
adiknya, ibu dengan anaknya, guru dengan muridnya, seseorang dengan teman dan
tetangganya. Sehingga banyak rumah tangga yang dulu harmonis menjadi
berantakan, suasana perkampungan yang sebelumnya saling sapa dan memberikan
salam, menjadi saling bermusuhan.