Akar Rafidhah (Syi’ah)
adalah dari Yahudi yang dipelopori oleh Abdullah
bin Saba’ Al Yahuud. Ia mengaku-ngaku Islam dan mengklaim dirinya sebagai pengagum
ahlul bait, namun ia bersikap ghuluw (berlebihan) terhadap ‘Ali radhiyallahu
‘anhu. Lalu
‘Ali diklaim sebagai khalifah sebenarnya sepeninggal Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam. Kemudian ‘Ali pun disikapi ekstrim sampai diangkat martabatnya
hingga derajat ilahiyah atau ketuhanan. Inilah yang diakui oleh Syi’ah
Itsna ‘Asyariyyah sendiri dalam buku-buku mereka. Karena sikap ghuluw ini,
mereka akhirnya dibakar oleh ‘Ali dan ‘Ali pun sebenarnya berlepas diri dari
mereka.
Di antara akidah sesat
Syi’ah tentang Allah adalah:
1. Mereka
mengaku bahwa mereka tidaklah sama dengan Ahlus Sunnah dalam ilah (sesembahan),
Nabi dan Imam. Mereka menyatakan bahwa Rabb yang disembah Abu Bakr dan
Nabinya tidak sama dengan mereka. (Kitab Al Anwar An Ni’maniyyah, Ni’matullah
Al Jazairi 2: 278)
2. Mereka
memiliki keyakinan bahwa Allah tidaklah dilihat pada hari kiamat. Allah tidak disifati
dengan tempat dan waktu. Bahkan mereka menyatakan bahwa siapa yang mengakui
Allah turun ke langit dunia dan Allah akan dilihat oleh penduduk surga seperti
mereka melihat rembulan (dengan begitu jelas) atau semacamnya, maka ia termasuk
kafir. (‘Aqoidul Imamiyah, Ridho Muzhoffar, 58)
3. Mereka
menyatakan bahwa pada hari ‘Arofah pada waktu zawal (matahari tergelincir ke
barat), Allah akan turun ke bumi di atas unta lalu membuang kotoran (berak), lalu orang-orang
yang berada di ‘Arofah di kanan dan kiri yang akan menyapu (membersihkan) kedua
paha-Nya. (Kitab Al Ushul Sittah ‘Asharo, Tahqiq: Dhiyaud-din Al Mahmudi, 204)
4. Mereka
meyakini bahwa menghadap kubur saat berdo’a adalah suatu kelaziman dan tidak
perlu menghadap kiblat. Peziarah kubur ketika berdo’a dengan menghadap kubur, itu
sendiri dianggap seperti menghadap wajah Allah dan arah demikian yang
diperintahkan ketika berdo’a. (Baharul Anwar, Al Majlisi, 101: 369)
5. Mereka
menyatakan bahwa nama “Aah (آه)” adalah di antara asmaul husna. Siapa yg menyebut
“آه”, maka ia berarti telah beristighotsah pada Allah. (Mustadrok Al Wasail,
Annuuri Ath Thobrosi, 2: 138)
6. Allah
akan mengunjungi Husain bin ‘Ali, lalu akan menyalaminya dan duduk bersamanya
di atas ranjang. (Shohifatul Abror, Mirza Muhammad Taqi, 2: 140)
Inilah di antara
akidah sesat Syi’ah. Masih ada kesesatan lainnya semisal dalam keyakinan
terhadap Al Qur’an yang ada di tengah-tengah kaum muslimin.
Semoga Allah
menjauhkan kita dari pemahaman sesat Syi’ah dan selalu menunjukkan kita pada
jalan-Nya yang lurus.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Referensi:
1. Man Humu Asy Syi’ah
Itsna ‘Asyariyyah, ‘Abdullah bin Muhammad As Salafi, dd-sunnah.net, cetakan pertama,
1428 H.
2. Min ‘Aqoidi Asy
Syi’ah, ‘Abdullah bin Muhammad As Salafi (dengan muqoddimah: Syaikh ‘Abdul
‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz), dd-sunnah.net, cetakan ketiga, 1428
H.
@ Ummul Hamam, Riyadh,
KSA, 20 Rabi’uts Tsani 1433 H
Disalin dari artikel Muhammad Abduh Tuasikal untuk blog Abu Abdurrohman