Rezim
diktator As-Sisi melalui Departemen Agama (wakaf) Mesir, Selasa (14/7/2015)
kemarin, mengeluarkan keputusan melarang Syaikh Jibril menjadi imam, bukan
hanya di Masjid Amru bin Ash, tapi juga di seluruh masjid di Mesir. Bahkan
negara-negara Arab yang biasa mengundangnya akan diminta tidak tidak lagi
mengundangnya untuk menjadi imam.
Dalam doa qunutnya saat sholat Tarawih pada
malam ke-27 Ramadhan di masjid terbesar dan tertua di Mesir, Masjid Amru bin
Ash, Syaikh Muhammad Jibril mendoakan agar para penguasa yang kejam dan zhalim
dilaknat oleh Allah Taala. Hal ini, menurut menteri agama Mesir, Muhammad
Mukhtar Jumah, adalah penghinaan terhadap negara dan sangat membahayakan kepentingan
nasional.
Seperti apa doa Syaikh yang sangat dicintai dan
dibanggakan rakyat Mesir ini? Syaikh Jibril berdoa:
“Ya Allah,
siksalah orang-orang yang telah menumpahkan darah di Mesir, dan membuat
anak-anak menjadi yatim”
“Ya Allah, siksalah para insan media yang rusak. Mereka adalah para tukang
sihir Firaun”
“Ya Allah,
siksalah para politisi yang rusak. Mereka telah menzhalimi kami,
menginjak-injak kehormatan rumah-rumah kami”
“Ya Allah,
siksalah orang-orang yang telah menjadi kejam, termasuk di dalamnya para syaikh
yang menjadi pengikut penguasa kejam”
Selain itu, Syaikh Jibril juga mendoakan agar
Allah Taala melaknat semua orang yang terlibat dalam pembantaian anak-anak muda
yang berdemonstrasi menentang rezim kudeta di berbagai tempat di Mesir,
orang-orang yang telah menangkap dan memenjarakan ribuan orang secara kejam.
Sebaliknya, Syaikh Jibril berdoa untuk kebaikan
keluarga para tahanan, syuhada, orang yang dkejar-kejar dan terbuang ke negara
lain.
Sementara itu, lautan jamaah tarawih mengamini
seluruh doa tersebut, diiringi dengan isak tangis kekhusyukan. (msa/dakwatuna)
Imam
Besar Mesir Syaikh Jibril Dicekal As-Sisi Setelah Doa Qunut Untuk Kehancuran
Penguasa Dzolim
Dalam
doa qunutnya pada malam ke-27 Ramadhan di Masjid Amru bin Ash (masjid terbesar
dan tertua di Mesir), Senin (13/7/2015), Syaikh Muhammad Jibril mendoakan agar
para penguasa yang kejam dan zhalim dilaknat oleh Allah Ta'ala.
Doa qunut ini membuat rezim dikatator As-Sisi
meradang. Menteri Agama Mesir (menteri wakaf), Muhammad Mukhtar Jumah,
menyatakan apa yang dilakukan Syaikh Jibril adalah penghinaan terhadap negara.
Departemen Agama Mesir pun langsung mengeluarkan
keputusan yang melarang Syaikh Jibril menjadi imam, bukan hanya di Masjid Amru
bin Ash, tapi juga di seluruh masjid di Mesir. Pemerintah kudeta juga
melayangkan surat agar seluruh negara Arab tidak mengundang beliau menjadi imam
di negaranya.
Anehnya, televisi pendukung kudeta menayangkan
khutbah seorang ulama yang mengatakan, “Aku telah berdoa agar Allah Taala
memberi laknat kepada Muammar Qadafi dan para penguasa yang kejam. Tapi ketika
akan berdoa laknat untuk As-Sisi, lidahku menjadi kelu.”
Dalam sebuah interview dengan stasiun televisi
tersebut, syakh pendukung kudeta itu mengatakan, “Tidak dibenarkan mendoakan
jelek kepada para pemimpin. Kita harus mendoakan mereka agar mendapatkan hidayah
dan tuntunan dari Allah. Demikian juga kasusnya dengan As-Sisi.”
Ketika ditanya dengan sikapnya yang mendoakan
buruk Presiden Mursi saat memerintah Mesir, syaikh itu menjawab, “Mursi bukan
presiden Mesir yang sah. Dia sudah kehilangan legitmasi di awal
pemerintahannya. Oleh karena itu, boleh mendoakan buruk terhadapnya.”
Itulah yang dinamakan ulama su' alias
penjilat penguasa dzolim.
Berbeda dengan Syaikh Jibril yang tak takut
menyuarakan kebenaran dihadapan penguasa dzolim. Usai keluar pencekalan
terhadap dirinya, Syaikh Jibril dengan tegas menyatakan apa yang dilakukan
rezim diktator As-Sisi tak akan mampu 'mencekal' dirinya untuk tetap
menyuarakan dan menolong Al-Haq (kebenaran) dan orang-orang yang terdzolimi.
والله ان منعي من السفر لن يمنعني ابداً عن نصرة الحق ونصرة المظلومين
والله خيراً حافظاً وهو ارحم الراحمينً
والله ان منعي من السفر لن يمنعني ابداً عن نصرة الحق ونصرة المظلومين
والله خيراً حافظاً وهو ارحم الراحمينً
(Demi Allah, walaupun mereka mencekalku
bepergian, mereka takkan bisa mencekalku untuk menolong Al-Haq dan menolong
orang-orang yang terdzolimi)
Tulis Syaikh Jibril di akun twitternya
@alhawariya, Rabu (15/7/2015).
*Sumber: dakwatuna, aljazeera, twitter