Dengan
pecahnya bentrokan kembali antara aliran sesat Syi’ah dan warga Muslimin Sunni
di Sampang Madura yang kedua kali, Ahad 26 Agustus 2012, tepat sepekan setelah
Iedul Fithri 1433H/ 2012, ada mulut-mulut yang tampaknya kemungkinan menyebar
dusta dengan menuduh Wahabi sebagai penyusup dalam bentrokan itu.
Bahkan
ada tokoh ormas termasuk terbesar di Indonesia menyalahkan ulama yang
memfatwakan syi’ah itu sesat. Manusia-manusia seperti ini lebih gerah ketika
aliran sesat semisal syi’ah yang menodai Islam bahkan pentolannya di sampang,
Tajul Muluk jelas divonis penjara dua tahun oleh pengadilan karena penodaannya
terhadap Islam, ternyata tetap mereka bela. Namun kalau ada Ummat Islam
dibunuhi oleh pihak kafirin atau dibunuhi oleh syi’ah sesat seperti di Suriyah
atau dibunuhi musyrikin Budha seperti di Burma Myanmar, seakan mereka tidak
melihat dan tidak mendengarnya. Dan kalau berbicara juga cukup menyakiti
Muslimin, bahwa kasus pembantaian terhadap Muslimin itu bukan masalah agama.
Kalau
mereka itu konsekuen dengan apa yang keluar dari mulutnya, maka pertama kali yang
harus dituduh kesusupan Wahabi adalah pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. Sumonggo
dilontarkan tuduhan, agar mulut sampeyan konsisten. Dan kalau sampeyan semua
berhujjah bahwa tulisan ini kasar, maka lafal mulut ini sesuai dengan apa yang
ada di Al-Qur’an:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة : 23]
32.
mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-
ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya,
walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS At_taubah: 32).
كَيْفَ وَإِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا فِيكُمْ إِلًّا وَلَا
ذِمَّةً يُرْضُونَكُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبَى قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ
(8) اشْتَرَوْا بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ
سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [التوبة : 8 ، 9]
8.
Bagaimana bisa (ada Perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang
musyrikin), Padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka
tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula
mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang
hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak
menepati perjanjian).
9. Mereka
menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan
itu. (QS At-Taubah: 8-9).
Kenapa
ditawarkan kepada manusia-manusia yang tidak mampu membedakan yang sesat dan
yang haq untuk menuduh KH Hasyim Asy’ari? Bukankah nanti kalau mereka
benar-benar menuduhnya, sampeyan akan kena kesalahan dong!
Perkara
nanti ya dijawab nanti lah. Sekarang dibeberkan saja, bahwa KH Hasyim Asy’ari
pendiri NU adalah anti aliran sesat Syi’ah. Kalau ada pentolan NU dan bahkan
membela syi’ah dan jelas-jelas disebut oleh pentolan syiah sebagai tidak pernah
ada masalah dengan syi’ah, itu berarti ke-NU-annya palsu. Hanya saja kenapa
jadi pemimpin bahkan pucuk pemimpin, itu persoalan orang NU yang bahasa NU-nya
Musykilat NU, mungkin.
Siapa
saja yang disebut tidak ada masalah dengan syi’ah?
Mau
tahu? Inilah mereka:
Tokoh
Syi’ah yang juga pimpinan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus
ini menyebut nama-nama tokoh Islam dari kalangan Sunni yang tidak
mengkafirkan Syiah, dan tidak pernah ada masalah dengan Syiah. , Sebut saja
seperti KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), KH. Sholahuddin Wahid (tokoh
NU), Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhamadiyah), Habib Rizieq Shihab
(Ketua Umum FPI), Jos Rizal (MER-C). (lihat voaislam.com,
Kamis, 30 Aug 2012)
Kalau
ada media massa yang menyebut bahwa pentolan-pentolan itu cenderung membela
syi’ah, maka berarti cocok dengan apa yang telah diakui oleh pentolahn syi’ah
sendiri itu. Adapun mereka tidak mengaku dan malah bilang bahwa itu
kekanak-kanakan, mungkin saja sudah dapat ilmu taqiyah dari syi’ah pula. Jadi
tempo-tempo dapat digunakan pula, barangkali.
Kembali
tentang KH Hasyim Asy’ari yang anti aliran sesat syi’ah, inilah uraiannya.
***
K.H. Hasyim Asy’ari Tentang Syiah
(Fatwa dan Himbauan)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
K.H. Hasyim Asy’ari
Jauh-jauh
hari sebelum Khomeini mencuci otak pemuda-pemuda kita di Iran dan melalui
mereka mengexport revolusi Syi’ahnya ke Indonesia, KH Hasyim Asy’ari (pendiri
N.U.) ketika menbuat Qanun Asasi Li Jam’iyah Nahdlatul Ulama, beliau sudah
mewanti-wanti agar kaum …Nahdliyyin berpegang teguh dengan aqidah Ahlussunnah
Wal Jamaah (Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali) serta waspada dan tidak
mengikuti Madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah. Hal mana karena
keduanya adalah Ahli Bid’ah.
Dalam halaman 7 (tujuh) Qanun Asasi tersebut
beliau menyampaikan Hadits Rosulillah SAW, yang berbunyi:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: (إِذَا ظَهَرَتِ الْفِتَنُ أو الْبِدَعُ , وَسُبَّ أَصْحَابِي , فَعَلَى الْعَالِمِ
أَنْ يُظْهِرَ عِلْمَهُ , فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ , وَالْمَلاَئِكَةِ
, وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا ، وَلاَ عَدْلاً.) (أخرجه الخطيب فى الجامع بين أداب الراوى
والسّامع )
“Apabila
timbul fitnah atau Bid’ah, dimana Sahabat Sahabatku dicaci maki, maka setiap
orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa
yang ia ketahui mengenai kesesatan Syi’ah). Dan barang siapa tidak melaksanakan
perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Alloh dan dari Malaikat
serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan
wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima oleh Alloh”.
Kemudian
di halaman 9
(sembilan) Qanun Asasai tersebut beliau juga berfatwa,
bahwa Madzhab yang paling benar dan cocok untuk di ikuti di akhir zaman ini
adalah empat Madzhab, yakni Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali (keempatnya
Ahlussunnah Wal Jamaah).
Selanjutnya
beliau berkata; “Selain
empat Madzhab tersebut juga ada lagi Madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah
Zaidiyyah, tapi keduanya adalah Ahli Bid’ah, tidak boleh mengikuti atau
berpegangan dengan kata kata mereka”.
Adapun
mengenai Assawadul A’dhom (golongan terbanyak) sebagai tanda golongan yang
selamat dan akan masuk Surga, maka di halaman 9 (sembilan) Qanun Asasitersebut,
KH Hasyim Asy’ari telah mengutib sabda Rosululloh SAW. sbb:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّبِعُوا السَّوَادَ
الْأَعْظَم.
“Ikutlah
kalian kepada Assawadul A’dhom (Golongan terbanyak)”
Menanggapi
Hadits Assawadul A’dhom tersebut, KH Hasyim Asy’ari berfatwa; “ Karena fakta
membuktikan bahwa empat Madzhab, yakni Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali
(kesemuanya Ahlussunnah Wal Jamaah) tersebut merupakan Madzhab yang paling
banyak pengikutnya, maka barang siapa mengikuti Madzhab empat tersebut berarti
mengikuti Assawadul A’dhom dan siapa saja keluar dari empat Madzhab tersebut,
berarti telah keluar dari Assawadul A’dhom ”.
Dengan
adanya fatwa fatwa tersebut diatas, jelas
bagi kita bahwa KH. Hasyim Asy’ari sudah berusaha agar kaum Nahdiyyin berpegang
teguh dengan empat Madzhab Ahlussunnah serta waspada dan tidak sampai
terpengaruh dengan propaganda Syi’ah.
Namun
yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana dengan oknum pengurus N.U.
yang sampai sekarang menjadi jurkamnya Syi’ah dan terus berusaha mensyiahkan
orang-orang N.U. ?.
Demikian
telah kami sampaikan kepada pembaca terutama kepada kaum Nahdliyyin, fatwa
fatwa serta himbauan dari Hadrat Asy-Syaih KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Jam’iyah
Nahdlatul Ulama, ayah dari KH. Yusuf Hasyim.
Semoga
fatwa dan himbauan diatas bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.
(nahimunkar.com)