Sumber itu juga menambahkan
bahwa Arab Saudi akan meminta pemerintah Israel bertanggung jawab sepenuhnya
atas segala konsekuensi yang dihasilkan dari tindakan agresi mereka dan
menekankan bahwa setiap serangan akan menimbulkan konsekuensi serius dan
menjadi pemicu ekstremisme dan kekerasan.
Kerajaan Teluk Arab juga menambahkan
bahwa tindakan Israel dalam beberapa hari terakhir tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip yang ditetapkan dan hukum internasional yang telah disepakati
terhadap Masjid Al-Aqsha.
Sumber resmi mengkonfirmasi
penolakan mutlak Kerajaan Arab Saudi terhadap kebijakan penjajah Israel yang
berdasarkan pembagian waktu di Masjid Al-Aqsa, dan member peringatan bahwa
kebijakan eskalasi ini akan menyebabkan konsekuensi serius, menyerukan
masyarakat internasional segera bergerak memaksa pemerintah Israel untuk menghentikan
serangan terhadap tempat-tempat suci Islam serta menghormati agama, hukum dan
peraturan perundang-undangan internasional juga prinsip-prinsip proses
perdamaian.
Raja Salman telah memberitahu
Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa ia telah berhubungan dengan para
pemimpin dunia mengenai masjid Al Aqsha dan bahwa ia telah meminta Menteri Luar
Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengambil semua langkah yang diperlukan untuk
melindungi al-Aqsa.
Selain itu, Raja Salman,
telah mengajukan banding ke Sekjen PBB Ban Ki-moon dan anggota Dewan Keamanan
untuk melakukan “langkah-langkah mendesak” setelah bentrokan di kompleks Masjid
Yerusalem Al-Aqsha, media pemerintah melaporkan hari Rabu.
Salman “menyatakan kecaman
keras terhadap eskalasi berbahaya Israel” di tempat suci di mana demonstran
Palestina bentrok dengan polisi Israel selama tiga hari berturut-turut, Saudi
Press Agencymelaporkan.
“Dia menyerukan upaya
internasional yang serius dan cepat sertqa intervensi Dewan Keamanan untuk
mengambil semua langkah-langkah mendesak dalam menghentikan pelanggaran ini,”
katanya.
Salman menambahkan bahwa
“serangan terhadap jamaah” melanggar kesucian agama “dan memberikan kontribusi
untuk meningkatkan ekstremisme dan kekerasan di dunia.”
Raja Saudi juga menelepon
Presiden AS Barack Obama untuk mengungkapkan bagaimana ia mengutuk keras
eskalasi Israel di Masjid Al-Aqsha yang suci.
Saudi Press Agency mengatakan
bahwa Salman mengatakan hal yang sama melalui telepon kepada Perdana Menteri
Inggris David Cameron, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis
Francois Hollande.
Kerusuhan meletus antara
polisi Israel dan Palestina pecan ini di kompleks Masjid Al-Aqsha saat
orang-orang zionis Yahudi merayakan tahun baru mereka sejak Ahad malam hingga
Selasa malam.
Polisi Israel memasuki
kompleks untuk membubarkan jamaah Muslim, dengan cara yang memicu kecaman di
seluruh dunia Arab dan kekhawatiran bahwa ketegangan bisa lepas kendali.
Utusan Timur Tengah PBB,
Nikolay Mladenov, memperingatkan pada hari Selasa bahwa bentrokan antara Israel
dan warga Palestina di dalam dan sekitar tempat suci Yerusalem memiliki potensi
untuk memicu kekerasan hingga jauh di luar tembok kota lama, menunjuk ke
“gelombang setan teror dan ekstremisme “di wilayah tersebut.
Raja Salman Ajak Para Pemimpin Dunia Intervensi
Masalah Al-Aqsha
Jum'at, 18 September 2015 - 19:29 WIB
Kerajaan Saudi menghimbau
seluruh pimpinan dunia dan pemimpin negara Islam melakukan intervensi sehingga
terciptanya keselamatan di Masjidil Aqsha
Khodimul Haramain
al-Syarifain Raja Salman bin Abdul Aziz telah menghubungi para pemimpin
seluruh dunia supaya menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina atas
upaya tentara Israel yang menyerang Masjid al-Aqsha.
Demikian pernyataan Raja
Salman yang disampaikan melalui Duta Besar Arab Saudi Syeikh Mustafa bin
Ibrahim al-Mubarak di hadapan para wartawan saat konferensi pers di Kantor
Kedubes Arab Saudi, Jalan Rasuna Said Kuningan, Jakarta, Jum’at (19/09/2015).
“Raja Salman juga
menyampaikan kepada para pemimpin negara supaya menyatakan penolakannya
terhadap penyerbuan tersebut,” imbuh Mustafa.
Selain itu, kata Mubarak,
Kerajaan Saudi Arabia (KSA) juga menghimbau kepada seluruh pimpinan dunia
termasuk Indonesia dan juga pemimpin negara Islam untuk melakukan intervensi
sehingga terciptanya perdamaian dan keselamatan di Masjidil Aqsha.
“Raja Salman juga telah menyampaikan
peristiwa (penyerbuan tentara Israel ke Masjid al-Aqsha) kepada Presiden
Amerika Serikat Barack Obama.”
Lebih lanjut, Mubarak
mengatakan bahwa upaya yang dilakukan tentara Israel untuk masuk ke Masjidil
Aqsha telah menimbulkan ketakutan bukan hanya para jama’ah yang sedang sholat,
tetapi juga masyarakat Palestina serta umat Islam yang ada pada saat itu.
“Penyerbuan yang dilakukan
oleh tentara Israel ke Masjid al-Aqsha itu telah menimbulkan ketakutan,“
demikian tegasnya.*
Ini Langkah Berani Raja Salman Pasca Israel
Serang Al-Aqsa
Raja Arab Saudi, Salman bin
Abdulaziz Al Saud, telah menghubungi para pemimpin dunia agar menolak dan
mengecam sikap kebrutalan tentara Israel yang menyerbu Masjidil Aqsa, pekan
lalu. Salah satu tokoh dunia tersebut adalah Presiden Amerika Serikat Barack
Obama.
Demikian disampaikan Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia, Mustafa
bin Ibrahim al-Mubarak, dalam jumpa pers di kantornya, Kuningan, Jakarta,
Jum'at (18/9).
"Raja Salman juga mengimbau kepada seluruh pemimpin dunia termasuk
Presiden Amerika Barack Obama untuk melakukan intervensi sehingga terjadinya
kedamaian dan keselamatan di masjid al-aqsha," ujar Mustafa.
Aksi tentara Israel ini memancing ketakutan dan amarah para jamaah masjid.
Bentrokan antara tentara Israel dan jamaah masjid yang sebagai warga Palestina
tidak bisa dihindarkan.
Dengan masih adanya status quo, orang-orang Yahudi diizinkan mengunjungi
wilayah yang kerap juga disebut komplek Kuil Suci. Tapi, warga Yahudi tidak
diperkenankan untuk berdoa di sana karena takut akan menimbulkan gesekan dengan
jamaah Muslim.
Presiden Iran Ucapkan Selamat Tahun Baru kepada
Yahudi
Senin 30 Zulkaedah 1436 / 14 September 2015
16:17
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani mengirim ucapan
selamat tahun baru kepada warga Yahudi di seluruh dunia, pada Senin
(14/9/2015).
Rouhani berharap keturunan Ibrahim dapat
membuka jalan untuk menciptakan rasa hormat dan saling memahami antara Muslim
dan Yahudi.
“Semoga keturunan Ibrahim memperdalam
rasa hormat, membawa perdamaian dan saling pengertian,” tulis Rouhani lewat
akun Twitter-nya, seperti dikutip PressTV.
Rouhani mengakhiri pesannya dengan menulis L’Shanah
Tovah yang berarti “Semoga itu menjadi tahun yang baik.”
Di bawah pesan itu, Rouhani memasang foto
Yahudi Iran sedang berdoa di Sinagog Yousefabad, Teheran.
Ini bukan kali pertama Hassan Rouhani mengirim
ucapan tahun baru bagi Yahudi. Pada tahun 2013, Rouhani juga melakukan
hal yang sama bagi komunitas Yahudi.
Seperti diketahui, tahun baru Yahudi dikenal
dengan nama Rosh Hashanah dalam bahasa Ibrani. Rosh Hashanah dirayakan oleh
warga Yahudi di seluruh belahan dunia. [rn/Islampos]
RABU, SEPTEMBER 16, 2015
DARI DALAM SINAGOG YAHUDI, PEJABAT IRAN
MEMPROVOKASI UNTUK MENGHABISI SUNNI (YANG DISITILAHKAN DENGAN SALAFI WAHABI)!!
Pejabat Iran untuk meluncurkan
serangan tajam kepada ahlussunah yang dia sebut dengan istilah Salafi dan
mengaitkannya dengan al- Qaeda dan Zionisme!!.
asisten presiden Iran untuk urusan etnis dan agama minoritas agama, Ali Yonsei
, menyerang Salafi dengan menyebutnya sebagai kelompok ekstremis .
Anehnya , pejabat Iran ini meluncurkan serangan ini dari dalam sinagoga di Iran
, di mana ia menegaskan hak orang Yahudi di Iran , menurut Arab Net . (dan
memerangi sunni sampai 1 masjid pun tidak boleh bagi satu juta muslim sunni
Teheran. Lihat:
http://www.gensyiah.com/video-resmi-republik-iran-melarang-pendirian-masjid-sunni-di-teheran-bukti-ke-8-tak-terbantahkan.html
http://www.gensyiah.com/bukti-ke-9-iran-melarang-pendirian-masjid-sunni-di-teheran.html)
pejabat Iran ini mengatakan bahwa Salafi wahabi adalah ancaman bagi bagi
perdamaian internasional , dan semua orang harus menghaadapinya beserta al-
Qaeda dan Zionisme!!
sebelumnya Banyak pejabat Iran telah menyerang Arab Saudi dan apa yang mereka
sebut ” Wahhabi ” , dan dianggap sebagai ancaman paling serius terhadap negara
mereka!!
(baca: http://www.gensyiah.com/issu-wahabi-dihembuskan-politikus-syiah.html
Beginilah, diantara kelicikan Syiah, selalu berbohong pura-pura anti zionis,
padahal syiah adalah mitra dan sekutunya. Sebagaimana pura-pura anti amerika
padahal amerika adalah sekutunya:
Baca: http://www.gensyiah.com/mitos-perseteruan-iran-amerika.html
Dan selalu memecah belah ahlussunnah dengan menghembuskan issu wahabi sebagai
teroris. Ironisnya ini langsung dimakan mentah oleh orang yang tidak tahu atau
memang telah dibeli oleh syiah. Baca:
http://www.gensyiah.com/kang-said-ideologi-wahabi-selangkah-lagi-jadi-terorisme.html
Baca pula
http://www.gensyiah.com/dipersoalkan-pidato-pengurus-pbnu-di-perayaan-sesat-syiah-ghadir.html
http://www.gensyiah.com/kh-abdul-hamid-baidlowi-said-aqil-siradj-menghina-nabi-2x.html
http://www.gensyiah.com/dr-said-aqil-siradj-dulu-dan-kini.html
http://www.gensyiah.com/sad-aqil-kita-yang-bukan-syiah-pun-sebenarnya-juga-harus-ikut-memperingati-10-asyura.html
http://mantankyainu.blogspot.co.id/2015/09/dari-dalam-sinagog-yahudi-pejabat-iran.html
Israel Berulah Lagi, Raja Arab Saudi Siapkan
Langkah Lindungi Masjid Al Aqsha
Sabtu, September 19, 2015
Raja Salman telah memberitahu Presiden
Palestina, Mahmoud Abbas, bahwa dia telah berbicara dengan para pemimpin dunia
tentang tindakan Israel terhadap masjid Al-Aqsa. Raja Salman juga telah
memerintahkan Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir untuk mengambil semua
langkah yang diperlukan guna melindungi masjid Al-Aqsa.
Eskalasi kekerasan atas Masjid Al Aqsha
meningkat pada bulan ini. Selasa (15/9/2015) lalu, polisi Israel menembakkan
granat setrum dan gas air mata terhadap warga Palestina yang melindungi masjid.
Polisi Israel juga menganiaya muslimah yang
menjaga Masjid Al Aqsha. Sedikitnya dua muslimah yang menjaga Masjid Al Aqsha
dianiaya, Rabu (16/9/2015) lalu. Mowafak al-Hamami (50 tahun) dan Hamza Nimer
(35) menjadi sasaran penganiayaan itu hingga mengalami luka-luka. Mereka pun
kemudian dilarikan ke rumah sakit Makased.
Sehari setelahnya, gerombolan Yahudi kembali
menyerbu Masjid Al Aqsha. Mereka berkeliling di halaman masjid dengan
pengawalan ketat pasukan Israel, Kamis (17/9/2015). [Ibnu K/Bersamadakwah]