Friday, October 30, 2015

Hasil Wawancara Amir Jundu Syam: Sama Seperti di Checnya, Rusia akan Kalah di Suriah

Kondisi Terbaru Suriah 2015: Salah satu kelompok Mujahidin asing yang berjuang di Suriah adalah kelompok Jundu Syam, kelompok Mujahidin yang mayoritas pejuangnya berasal dari Kaukasus Utara. Amir Jundu Syam, Muslim Shishani mengatakan bahwa mereka telah berpengalaman dalam serangan dan taktik Rusia. Beliau yang pernah berjuang melawan Rusia di Chechnya mengatakan bahwa Jundu Syam telah mengembangkan metode unik untuk melindungi diri dari serangan udara. [ Insya Allah ] 

Di Suriah, ada banyak Mujahidin yang terlibat dalam medan perang melawan rezim Nushairiyyah. Di antara mereka, Mujahidin Chechnya yang memiliki pengalaman menghadapi invasi Rusia selama 10 tahun. Salah satunya Jundu Syam. Yang telah menorehkan namanya dalam berbagai operasi yang dilakukan terhadap pasukan rezim Nushairiyyah di Damaskus, Aleppo dan Latakia.

Muslim bertugas di pasukan pertahanan udara di Mongolia. Setelah runtuhnya Uni Soviet, ia kembali ke Chechnya. Pada tahun 1995 ia bergabung dengan kelompok jihad Komandan Al-Khattab Rahimahullah, yang terdiri dari mujahidin asing (kebanyakan Arab).


Beliau juga bekerja dengan banyak pemimpin divisi Arab-Chechnya, termasuk Abu Jafar dan Abu al-Walid, penerus Ibn Khattab.

Sampai akhirnya, beliau diangkat menjadi Amir di wilayah Vedeno.

Pada tahun 2002, Syaikh Abu Walid rahimahullah mengirim Muslim untuk mengurus front baru di distrik Sunzha, di mana di sana beliau memiliki banyak pejuang di bawah komandonya.

Pada tahun 2003, Muslim ditangkap oleh pasukan Rusia, dan ditahan di penjara Rusia selama dua setengah tahun.

Setelah dibebaskan beliau pergi ke Georgia untuk berobat. Pada tahun 2008, setelah sembuh, Muslim mengorganisir sebuah kelompok jihad baru di Dagestan.

Pada tahun 2012, Muslim Shishani berangkat ke Suriah untuk membantu mujahidin di sana.

Berikut wawancaranya beliau dengan reporter Al-Jazeera. Selamat menyimak.

Al-Jazeera: Sebesar apakah pengaruh Mujahidin asing di dalam perang Suriah?

Muslim: Kedatangan Mujahidin dari luar adalah wajar, karena Muslim Suriah adalah saudara kami. Banyak dari pejuang Chechnya yang memiliki pengaruh besar terhadap jalannya pertempuran dengan pengalaman yang dimilikinya. Kedatangan Mujahidin Kaukasus memberikan kontribusi yang besar di sini untuk Mujahidin, mereka berbagi pengalaman mereka.

Al-Jazeera: Bukankah ini perang Suriah? Mengapa Anda datang ke sini?

Muslim: Alasan utama kami di sini adalah Hadist Nabi kita (SAW) tentang Syam. Dan kemudian Kezaliman / tindakan yang tidak adil yang diderita oleh rakyat Suriah. Yang orang-orang Suriah itu lalui adalah hal yang tidak asing bagi kami. Kami telah menderita kezaliman ini selama bertahun-tahun dan kami adalah bangsa yang paling memahami keadaan bangsa Suriah. Kami seperti mereka dalam hal itu. Dan kami melihat betapa banyak dari mereka yang ramah. Seperti dikatakan dalam hadits tentang Syam, kami bertemu bangsa yang tidak takut berperang atau mati.

Al-Jazeera: Apa pendapatmu tentang Rusia masuk ke dalam perang ini?

Muslim: Saya ingat sebuah hadist, "orang-orang kafir akan berkumpul di sekitar kalian seperti orang kelaparan berkumpul di sekitar makanan." (Red- "Hampir tiba suatu masa dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada masa itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Bahkan, pada masa itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu." Seorang sahabat bertanya, "Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Dawud & Ahmad) Sekarang ini adalah apa yang terjadi. Rusia adalah salah satu dari mereka. Rusia ingin mempertahankan rezim Suriah lebih dari siapa pun, dan itu sebabnya ia membom lebih dahsyat dari yang lainnya. Sebagai contoh, jika koalisi membom sekali, Rusia membom sepuluh kali.

Al-Jazeera: Sebuah pertanyaan, apakah Rusia benar-benar melakukan serangan udara massal di seluruh Suriah sebagai bagian dari teori konspirasi licik mana dia mencari alasan untuk membom beberapa militan Kaukasia Utara?

Muslim: Ketika orang-orang kafir ingin melakukan sesuatu, mereka memikirkan banyak alasan. Alasan tentang mujahidin dari Kaukasus tidak mendasar. Sebelum itu mereka menyerang Ukraina. Apakah ada teroris dari Kaukasus di sana? Invasi Afghanistan, apakah kami juga alasannya? Rusia ingin mengembalikan prestise mereka yang hilang di kancah internasional. Suriah adalah kesempatan bagi Rusia untuk menunjukkan kekuatan mereka di kancah internasional. Tapi kami prihatin tentang kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat setempat tentang serangan udara tersebut. Karena mereka adalah orang-orang yang paling menderita.

Al-Jazeera: Anda memiliki pengalaman konflik panjang dengan Rusia. Apa yang bisa kita harapkan dari saat ini dari Mujahidin Chechnya. Apakah kalian memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi jalannya pertempuran?

Muslim: Orang-orang Suriah hidup dalam ketakutan karena serangan udara tersebut. Dan mereka berharap banyak dari kami dan berpikir bahwa hanya kami bisa melawan mereka. Kami juga mendapatkan pengalaman dalam pertempuran. Saran saya kepada mereka, jangan pernah takut. Dalam perang Chechnya kami terus melawan mereka bahkan ketika mereka membom kami dari empat sisi. Tidak ada bantuan. Di sini jumlah mujahidin lebih besar dan memiliki persenjataan yang lebih baik dan masyarakat mendukung kami. Rusia tidak akan berhasil dalam perang ini. Di Chechnya kami berjuang dalam kondisi yang sulit dengan 2.000 Mujahidin melawan 200.000 tentara Rusia yang kuat. Dan Rusia tidak berhasil mengalahkan kami. Di satu sisi masuknya mereka ke Suriah menggembirakan kami. Allah beserta kami, kami percaya itu. Bahaya tunggal adalah fitnah yang memecah-belahkan kami. Kami mengalami ini di Chechnya. Dalam perang pertama mereka tidak bisa menghabisi kami selama lebih dari 2 tahun. Dan selama perang kedua mereka menabur perselisihan di antara kami dan memecah-belah kami. Di Suriah, kita perlu memperhatikan hal ini. Kelompok-kelompok lokal harus bersatu dan kami harus mengikuti mereka.

Al-Jazeera: Menurut Anda apa yang membuat Suriah berbeda dari Chechnya dalam rencana perang melawan Rusia?

Muslim: Salah satu hal yang paling lemah tentang Rusia adalah bahwa mereka jauh dari rumah dan tidak ada yang akan dapat mempertahankan kekuasaan jika rakyat Suriah tidak ingin hal itu. Rusia tidak dihormati di sini. Di Chechnya, itu seperti di rumah mereka sendiri. Di Suriah akan berbeda.

Al-Jazeera:  Jadi dalam hal ini kita dapat katakan bahwa ada lebih banyak pejuang akan datang dari Kaukasus untuk berperang di Suriah?

Muslim: Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Rusia setelah ini banyak yang akan berbondong-bondong ke Suriah. Saudara kita di Kaukasus tidak dapat bergabung dalam perjuangan karena masalah transportasi. Dengan izin Allah, di Suriah mereka akan memberikan pelajaran yang layak kepada Rusia.

Al-Jazeera: ISIS, sejak awal 2014 diketahui bersebrangan dengan berbagai kelompok oposisi, salah satu sebabnya adalah bergabungnya sejumlah pejuang Chechnya ke ISIS. Pangkalan militer Rusia berada di Latakia, apakah yang akan dilakukan pejuang Chechnya?

Muslim: Banyak hal negatif yang keluar dari proyek (khilafah) IS. Dan sayangnya banyak pejuang Kaukasia yang bergabung dengan IS. Karena kenyataan adanya informasi salah yang disebarkan di Kaukasus, para pemuda terkecoh dengan penamaan Khilafah dan Daulah Islam. Tapi sekarang mereka sudah melihat kenyataannya. Nasihat saya kepada mereka, dengarkan para Ulama. Saya berharap mereka juga dapat melihat atau membedakan mana yang benar dan salah. Saya dapat katakana bahwa banyak saudara dari Kaukasus di IS (ISIS) ingin meninggalkan dan datang ke Latakia. Pertempuran utama melawan Rusia akan berada di Latakia dan Tartus. Raqqa dan Aleppo tidak akan menghadirkan pertempuran darat yang signifikan melawan Rusia.