Di Suriah, ada banyak Mujahidin yang terlibat
dalam medan perang melawan rezim Nushairiyyah. Di antara mereka, Mujahidin
Chechnya yang memiliki pengalaman menghadapi invasi Rusia selama 10 tahun.
Salah satunya Jundu Syam. Yang telah menorehkan namanya dalam berbagai operasi
yang dilakukan terhadap pasukan rezim Nushairiyyah di Damaskus, Aleppo dan
Latakia.
Muslim bertugas di pasukan pertahanan udara di
Mongolia. Setelah runtuhnya Uni Soviet, ia kembali ke Chechnya. Pada tahun 1995
ia bergabung dengan kelompok jihad Komandan Al-Khattab Rahimahullah, yang
terdiri dari mujahidin asing (kebanyakan Arab).
Beliau juga bekerja dengan banyak pemimpin
divisi Arab-Chechnya, termasuk Abu Jafar dan Abu al-Walid, penerus Ibn Khattab.
Sampai akhirnya, beliau diangkat menjadi Amir di
wilayah Vedeno.
Pada tahun 2002, Syaikh Abu Walid rahimahullah
mengirim Muslim untuk mengurus front baru di distrik Sunzha, di mana di sana
beliau memiliki banyak pejuang di bawah komandonya.
Pada tahun 2003, Muslim ditangkap oleh pasukan
Rusia, dan ditahan di penjara Rusia selama dua setengah tahun.
Setelah dibebaskan beliau pergi ke Georgia untuk
berobat. Pada tahun 2008, setelah sembuh, Muslim mengorganisir sebuah kelompok
jihad baru di Dagestan.
Pada tahun 2012, Muslim Shishani berangkat ke
Suriah untuk membantu mujahidin di sana.
Berikut wawancaranya
beliau dengan reporter Al-Jazeera. Selamat menyimak.
Al-Jazeera: Sebesar apakah pengaruh Mujahidin asing di dalam perang Suriah?
Muslim:
Kedatangan Mujahidin dari luar adalah wajar, karena Muslim Suriah adalah
saudara kami. Banyak dari pejuang Chechnya yang memiliki pengaruh besar
terhadap jalannya pertempuran dengan pengalaman yang dimilikinya. Kedatangan
Mujahidin Kaukasus memberikan kontribusi yang besar di sini untuk Mujahidin,
mereka berbagi pengalaman mereka.
Al-Jazeera: Bukankah ini perang
Suriah? Mengapa Anda datang ke sini?
Muslim:
Alasan utama kami di sini adalah Hadist Nabi kita (SAW) tentang Syam. Dan
kemudian Kezaliman / tindakan yang tidak adil yang diderita oleh rakyat Suriah.
Yang orang-orang Suriah itu lalui adalah hal yang tidak asing bagi kami. Kami
telah menderita kezaliman ini selama bertahun-tahun dan kami adalah bangsa yang
paling memahami keadaan bangsa Suriah. Kami seperti mereka dalam hal itu. Dan
kami melihat betapa banyak dari mereka yang ramah. Seperti dikatakan dalam
hadits tentang Syam, kami bertemu bangsa yang tidak takut berperang atau mati.
Al-Jazeera: Apa pendapatmu tentang Rusia masuk ke dalam perang ini?
Muslim:
Saya ingat sebuah hadist, "orang-orang kafir akan berkumpul di sekitar
kalian seperti orang kelaparan berkumpul di sekitar makanan." (Red-
"Hampir tiba suatu masa dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan
datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan
mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya, "Apakah karena jumlah
kami yang sedikit pada masa itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, "Bahkan, pada masa itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama
buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati
musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit
al-wahnu." Seorang sahabat bertanya, "Apakah itu al-wahnu itu, ya
Rasulullah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Dawud & Ahmad) Sekarang ini
adalah apa yang terjadi. Rusia adalah salah satu dari mereka. Rusia ingin
mempertahankan rezim Suriah lebih dari siapa pun, dan itu sebabnya ia membom
lebih dahsyat dari yang lainnya. Sebagai contoh, jika koalisi membom sekali,
Rusia membom sepuluh kali.
Al-Jazeera: Sebuah pertanyaan, apakah Rusia benar-benar melakukan serangan udara
massal di seluruh Suriah sebagai bagian dari teori konspirasi licik mana dia
mencari alasan untuk membom beberapa militan Kaukasia Utara?
Muslim:
Ketika orang-orang kafir ingin melakukan sesuatu, mereka memikirkan banyak
alasan. Alasan tentang mujahidin dari Kaukasus tidak mendasar. Sebelum itu
mereka menyerang Ukraina. Apakah ada teroris dari Kaukasus di sana? Invasi
Afghanistan, apakah kami juga alasannya? Rusia ingin mengembalikan prestise
mereka yang hilang di kancah internasional. Suriah adalah kesempatan bagi Rusia
untuk menunjukkan kekuatan mereka di kancah internasional. Tapi kami prihatin
tentang kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat setempat tentang serangan udara
tersebut. Karena mereka adalah orang-orang yang paling menderita.
Al-Jazeera: Anda memiliki pengalaman konflik panjang dengan Rusia. Apa yang bisa
kita harapkan dari saat ini dari Mujahidin Chechnya. Apakah kalian memiliki
kekuatan yang dapat mempengaruhi jalannya pertempuran?
Muslim:
Orang-orang Suriah hidup dalam ketakutan karena serangan udara tersebut. Dan
mereka berharap banyak dari kami dan berpikir bahwa hanya kami bisa melawan
mereka. Kami juga mendapatkan pengalaman dalam pertempuran. Saran saya kepada
mereka, jangan pernah takut. Dalam perang Chechnya kami terus melawan mereka
bahkan ketika mereka membom kami dari empat sisi. Tidak ada bantuan. Di sini
jumlah mujahidin lebih besar dan memiliki persenjataan yang lebih baik dan
masyarakat mendukung kami. Rusia tidak akan berhasil dalam perang ini. Di
Chechnya kami berjuang dalam kondisi yang sulit dengan 2.000 Mujahidin melawan
200.000 tentara Rusia yang kuat. Dan Rusia tidak berhasil mengalahkan kami. Di
satu sisi masuknya mereka ke Suriah menggembirakan kami. Allah beserta kami,
kami percaya itu. Bahaya tunggal adalah fitnah yang memecah-belahkan kami. Kami
mengalami ini di Chechnya. Dalam perang pertama mereka tidak bisa menghabisi
kami selama lebih dari 2 tahun. Dan selama perang kedua mereka menabur
perselisihan di antara kami dan memecah-belah kami. Di Suriah, kita perlu
memperhatikan hal ini. Kelompok-kelompok lokal harus bersatu dan kami harus
mengikuti mereka.
Al-Jazeera: Menurut Anda apa yang membuat Suriah berbeda dari Chechnya dalam
rencana perang melawan Rusia?
Muslim:
Salah satu hal yang paling lemah tentang Rusia adalah bahwa mereka jauh dari
rumah dan tidak ada yang akan dapat mempertahankan kekuasaan jika rakyat Suriah
tidak ingin hal itu. Rusia tidak dihormati di sini. Di Chechnya, itu seperti di
rumah mereka sendiri. Di Suriah akan berbeda.
Al-Jazeera: Jadi dalam hal ini kita dapat katakan bahwa ada lebih banyak
pejuang akan datang dari Kaukasus untuk berperang di Suriah?
Muslim:
Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Rusia setelah ini banyak yang akan
berbondong-bondong ke Suriah. Saudara kita di Kaukasus tidak dapat bergabung
dalam perjuangan karena masalah transportasi. Dengan izin Allah, di Suriah
mereka akan memberikan pelajaran yang layak kepada Rusia.
Al-Jazeera: ISIS, sejak awal 2014 diketahui bersebrangan dengan berbagai kelompok
oposisi, salah satu sebabnya adalah bergabungnya sejumlah pejuang Chechnya ke
ISIS. Pangkalan militer Rusia berada di Latakia, apakah yang akan dilakukan
pejuang Chechnya?
Muslim:
Banyak hal negatif yang keluar dari proyek (khilafah) IS. Dan sayangnya banyak
pejuang Kaukasia yang bergabung dengan IS. Karena kenyataan adanya informasi
salah yang disebarkan di Kaukasus, para pemuda terkecoh dengan penamaan
Khilafah dan Daulah Islam. Tapi sekarang mereka sudah melihat kenyataannya.
Nasihat saya kepada mereka, dengarkan para Ulama. Saya berharap mereka juga
dapat melihat atau membedakan mana yang benar dan salah. Saya dapat katakana
bahwa banyak saudara dari Kaukasus di IS (ISIS) ingin meninggalkan dan datang
ke Latakia. Pertempuran utama melawan Rusia akan berada di Latakia dan Tartus.
Raqqa dan Aleppo tidak akan menghadirkan pertempuran darat yang signifikan
melawan Rusia.