Perdana Menteri
Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pada Senin (26/10), bahwa krisis Suriah tidak
dapat diselesaikan tanpa Turki.
” Apakah
permasalahan Suriah bisa diselesaikan tanpa kehadiran Turki ? Apakah akan ada
kemajuan diraih jika Turki tidak dilibatkan ?” tanya Davutoglu dalam siaran
langsung di saluran A Haber dan ATV dikutip Middle East Monitor.
Pernyataan
perdana menteri datang sebagai respon terhadap tuduhan di media yang mengatakan
“Rusia, AS dan Iran sedang mencari solusi untuk konflik di Suriah, tapi tidak
melibatkan Turki”.
Dia mengatakan
Bashar al-Assad akan terus mengontrol Suriah jika rumusan dalam pembahasan
tidak dikembangkan lebih lanjut, dan menambahkan: ” Kami tidak bisa berpaling,
karena Turki tidak bisa mengabaikan bahwa kami berbagi perbatasan 911 kilometer
dengan Suriah,” lapor Midast Update.
Mengulangi
sensitivitas Turki tentang keamanan perbatasan, Davutoglu mengatakan masalah
ini harus menjadi perhatian Rusia dan Amerika Serikat
“Kami mengatakan
[Partai Uni Demokratik] PYD tidak bisa bergerak ke barat dari Eufrat. Jika
bergerak, kita akan memukulnya. Kami telah memukulnya dua kali. Kami mengatakan
bahwa perbatasan Turki tidak dapat dilanggar,” kata Davutoglu.
“Mereka yang
mengatakan ini [bahwa Turki tidak terlibat] tidak tahu bahwa menteri luar
negeri kami sedang meluncurkan mekanisme quadruple Turki, Rusia, AS dan Iran di
Wina, dan bahwa menteri kami telah pergi ke Paris juga untuk membahas hal
tersebut,” kata Davutoglu.
Dia mengatakan
pertemuan di Paris akan dihadiri menteri luar negeri dari sembilan negara yang
tergabung dalam Syria’s Friends Group.
Pasukan Turki
telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Suriah yang memasuki wilayah
udaranya pada tanggal 23 Maret 2014 dan menembak jatuh sebuah kendaraan udara
tak berawak 3 kilometer (1,86 mil) di dalam wilayah Turki pada 16 Oktober.
Red : Maulana
Mustofa
Davutoglu
: Tidak Ada Solusi Dalam Krisis Suriah Tanpa Turki
Posted on October 29, 2015
DAVUTOGLU
: TIDAK ADA SOLUSI DALAM KRISIS SURIAH TANPA TURKI
Perdana
Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan Senin bahwa krisis Suriah tidak dapat
diselesaikan tanpa Turki.
” Apakah
permasalahan Suriah bisa diselesaikan tanpa kehadiran Turki ? Apakah akan ada
kemajuan diraih jika Turki tidak dilibatkan ?” tanya Davutoglu dalam siaran
langsung di saluran A Haber dan ATV.
Pernyataan
perdana menteri datang sebagai respon terhadap tuduhan di media yang mengatakan
“Rusia, AS dan Iran sedang mencari solusi untuk konflik di Suriah, tapi tidak
melibatkan Turki”.
Dia
mengatakan Bashar al-Assad akan terus mengontrol Suriah jika rumusan dalam
pembahasan tidak dikembangkan lebih lanjut, dan menambahkan: ” Kami tidak bisa
berpaling, karena Turki tidak bisa mengabaikan bahwa kami berbagi perbatasan
911 kilometer dengan Suriah”
Mengulangi
sensitivitas Turki tentang keamanan perbatasan, Davutoglu mengatakan masalah
ini harus menjadi perhatian Rusia dan Amerika Serikat
“Kami
mengatakan [Partai Uni Demokratik] PYD tidak bisa bergerak ke barat dari
Eufrat. Jika bergerak, kita akan memukulnya. Kami telah memukulnya dua kali.
Kami mengatakan bahwa perbatasan Turki tidak dapat dilanggar,” kata Davutoglu.
“Mereka
yang mengatakan ini [bahwa Turki tidak terlibat] tidak tahu bahwa menteri luar
negeri kami sedang meluncurkan mekanisme quadruple Turki, Rusia, AS dan Iran di
Wina, dan bahwa menteri kami telah pergi ke Paris juga untuk membahas hal
tersebut,” kata Davutoglu.
Dia
mengatakan pertemuan di Paris akan dihadiri menteri luar negeri dari sembilan
negara yang tergabung dalam Syria’s Friends Group.
Pasukan
Turki telah menembak jatuh sebuah pesawat tempur Suriah yang memasuki wilayah
udaranya pada tanggal 23 Maret 2014 dan menembak jatuh sebuah pesawat udara tak
berawak 3 kilometer (1,86 mil) di dalam wilayah Turki pada 16 Oktober.
Middle
East Monitor
Turki Diam-Diam Kirimkan Senjata Anti Pesawat Tercanggih Untuk
Mujahidin Suriah
Tokoh
oposisi yang terlibat dalam urusan pasokan persenjataan mengatakan dalam
beberapa hari terakhir telah terjadi arus pengiriman senjata di perbatasan
Turki. Ia mengaku helikopter tentara Suriah dan pesawat perang Mig telah
ditembak, untuk pertama kalinya oleh rudal dari Turki.
“Ini
bukan senjata yang telah diambil dari basis tentara rezim Suriah seperti
sebelumnya. Ini adalah jenis senjata yang dirilis dari gudang Turki. Ini adalah
jenis senjata oposisi yang sebelumnya tidak diizinkan untuk melintasi
perbatasan,” kata sumber oposisi dikutip Middle East Update.
“Sebelum,
23mm adalah kaliber maksimum untuk senjata anti-pesawat yang diizinkan dan kami
diizinkan untuk membawa RPG [granat roket] tapi bukan jenis armour-piercing
shells . Tapi ada perubahan besar di lapangan sekarang. Kebijakan ini berubah.”
Guardian,
melaporkan bahwa FN-6, merupakan sistem pertahanan udara portabel perorangan
(MANPADS) generasi ketiga pasif inframerah (IR). Senjata ini dikembangkan oleh
China, dan mereka jenis rudal (surface-to-air missiles) yang paling canggih
yang ditawarkan di pasar internasional.
Dirancang
khusus untuk menembak target yang terbang rendah, memiliki kisaran 6 km dan
ketinggian maksimum 3,5 km.
Pejuang
oposisi Suriah telah menerima senjata canggih yang bertujuan mempersempit
kesenjangan senjata dengan pasukan Bashar al-Assad dan memperkuat komando
militer oposisi, lansir Reuters.
Beberapa
komandan pejuang oposisi mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman yang
mencapai Suriah melalui Turki terdiri dari senjata panggul dan peralatan mobile
lainnya termasuk anti-pesawat dan senjata armor-piercing, mortir dan peluncur
roket.
Red :
Maulana Mustofa