Dani menilai dengan diberi toleransi, maka Syiah
mendapatkan kesempatan untuk membangun kekuatan.
“Indonesia harusnya belajar dari Suriah. Keadaan di
negara kita saat ini sama seperti Suriah sebelum kepemimpinan Syiah,” jelas
Dani dalam acara Munashoroh Suriah di Masjid Jami’ Said Naum, Tanah Abang,
Jakarta.
Dia menjelaskan akibat toleransi seperti di Indonesia,
Syiah yang minoritas di Suriah kini menjadi pemimpin negara dimulai dari
ayahnya Basyar Asad, Hafez Asad.
“Dulu Jalaluddin Rakhmat tidak mau mengaku sebagai Syiah.
Tapi kini dia (Jalal-red) akui secara terbuka sebagai penganut Syiah. Itu semua
karena toleransi rakyat Indonesia yang terlalu ketinggian,” tegasnya.
Dani meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tidak
membiarkan keadaan ini, agar tidak seperti di Suriah suatu saat nanti.
Dirinya pun mengajak umat Islam Indonesia bersatu di
jalan Alloh seperti yang dicontohkan mujahidin di Suriah. “Alhamdulillah hari
ini semua mujahidin di Suriah bersatu untuk melawan musuh yang sama. Oleh
karena itu harusnya kita mencontoh sikap mujahidin untuk menghalau pertumbuhan
Syiah di Indonesia,” tutupnya. [tom/bumisyam]