Kamis, 4 Rabiul Akhir 1437 H / 14 Januari 2016 08:30
WIB
Mantan direktur badan intelejen Amerika Serikat “CIA”,
Michael Morrell, menyatakan bahwa perang koalisi internasional melawan
organisasi Negara Islam dan kelompok mujahidin lainnya di Irak dan Suriah akan
berlanjut hingga kurun waktu 10-20 tahun mendatang.
Prediksi ini dikatakan Michael Morrell
dalam rapat dengar pendapat dengan Komite Angkatan Bersenjata di Parlemen AS
pada hari Selasa (12/01) kemarin.
“Saya tidak bisa memberikan kepastian
kapan perang melawan mereka akan berakhir, akan tetapi menurut pendapat saya
mungkin perang ini akan memakan waktu hingga 10, 15, atau 20 tahun mendatang,”
ujar Michael Morrell.
Michael Morrell melanjutkan, “Tentunya kita
ingat bagaimana keberadaan kita di Korea Selatan untuk memastikan memastikan
stabilitas keamanan di wilayah semenanjung Korea,” mengacu kepada kehadiran
tentara AS di Korsel sejak awal tahun 1950.
Tidak hanya Amerika Serikat dengan
koalisi 60 negara turut berperang melawan Negara Islam dan kelompok mujahidin
di Irak dan Suriah. Tercatat sejak 30 September 2015 Rusia pun ikut turun
tangan membantu koalisi Syiah Iran-Hizbullah dalam menghadapi tekad jihad
mujahidin di kawasan Timur Tengah.
Perlu di ingat bahwa AS dan Sekutunya
tidak ingin sebuah wilayah dan negara dipimpin oleh kelompok mujahidin moderat.
(Sputnikarabic/Ram)