Abu hamzah
6 januari 2015
Setelah Saudi Arabia menghukum warganya sendiri yang terbukti bersalah berdasarkan syariat Islam dan undang-undang negara, Syiah protes dan intervensi bahkan melakukan perusakan dan penjarahan terhadap kedutaan Saudi di Teheran dan Konsulat Saudi di Masyhad Iran.
Setelah Saudi Arabia menghukum warganya sendiri yang terbukti bersalah berdasarkan syariat Islam dan undang-undang negara, Syiah protes dan intervensi bahkan melakukan perusakan dan penjarahan terhadap kedutaan Saudi di Teheran dan Konsulat Saudi di Masyhad Iran.
Maka Saudi memutus hubungan diplomasi dengan iran dan mengusir semua diplomat
Iran dari Saudi. Dan melaporkan kepada PBB pelanggaran Iran tersebut.
Saudi kemudian menghentikan penerbangan antara Saudi dan Iran, memutus hubungan
dagang dengan Iran dan melarang warganya melakukan bepergian ke Iran, dan
kantor perwakilan haji Iran sudah ditutup di Makkah (meskipun jamaah haji iran
masih diterima).
Bahrain mengikuti Saudi, memutuskan hubungan diplomatik dengan iran.
Emirat memulangkan duta besarnya dari Teheran dan mengurangi personil diplomatik
Iran di negaranya.
Kuwait 100% mendukung Saudi dan memutuskan hubungan dengan iran.
Sudan menyatakan mendukung Saudi
Qatar mengutuk Iran dan mendukung penuh tindakan Saudi
Jibuti memutuskan hubungan dg iran
Muritania mengutuk Iran dan minta untuk menghentikan intervensinya terhadap
negara lain
Mantan PM Lebanon Saad al-Hariri dan pimpinan Tayyar al-Mustaqbal Saad
al-Hariri mengkritik keras Hizbillah yang pro iran dan mengingatkan bahwa orang
yang memprotes Saudi atas eksekusi 47 warganya yang salah, bahwa Iran
mempratekkan kebijakan penindasan dan kejam.
Yaman, adalah negara arab pertama yang memutuskan hubungan dg iran mengikuti
Saudi arabia
Sebagaimana negara-negara Arab akan berkumpul hari ahad depan membahas
pelanggaran-pelanggaran iran
Al-Azhar al-Syarif mengutuk pelanggaran Iran dan menegaskan bahwa penyebaran
syiah membawa agenda-agenda politik untuk membuat fitnah.
Sekjen persatuan kekuatan sunni irak syaikh Wadhah Malik al-Shadid mengucapkan
selamat atas putusan pemimpin Saudi yang menyejukkan hati khususnya pemutusan
hubungan.
Dia melanjutkan: pemerintah Irak (al-Abbadi) mengutuk pembunuhan warga Saudi
oleh pemerintah Saudi sendiri dan menganggap sebagai politik membungkam mulut,
namun dia sendiri (pemerintah Irak) setiap hari membunuh 100 sunni, dan secara
dusta mengatakan mereka adalah milisi-milisi liar”
Sementara
sekjen Liga Dunia Islam di Makkah mengutuk intervensi iran terhadap rumah
tangga Saudi yang menerapkan syariat Islam atas orang-orang divonis hukuman
mati.
Majlis ulama Pakistan juga mengutuk keras iran dan mendukung penuh Saudi, serta
siap mengirimkan para pejuang untuk melindungi haramain.
Majlis islam suria juga mengutuk Iran dan mendukung Saudi
Tidak ketinggalan pejuang pembebasan Ahwaz (Arabistan) juga mendukung penuh
putusan Saudi dan mengutuk Iran negara penjajah dan penindas
Pemimpin Irak Syaikh Dr. Muhammad Ayyasy al-Kubaisi menyebut: mengusiran para
diplomat Iran adalah langkah besar untuk mengusir Iran dari organisasi Islam.
milisi perlawanan Irak mendukung penuh putusan Saudi
Para saudagar Saudi pun mendukung penuh putusan Saudi
Begitu pula ulama dan rakyatnya.
Yang aneh! Pernyataan-pernyataan Iran mengancam Saudi, mengancam akan
meruntuhkan pemerintah Saudi. Bahkan para pemimpin milisi syiah di irak,
Lebanon dan yaman mengancam akan menghancurkan Saudi!
Bahkan wakil pertama untuk presiden iran Ishaq Jihanjiri mengatakan bahwa
negaranya tidak akan rugi apa akibat pemutusan hubungan diplomatic dengan
Saudi, bahkan saudilkah yang rugi , dia berkata: “pemerintah Saudi harus menghentikan
praktik mereka yang merusak. Kalianlah yang akan rugi sebab iran negara besar.
Kalian wajib belajar bagaimana bersikap kepada yang besar!!
Sementara juru bicara kementrian luar negri iran: iran akan terus melanjutkan
politiknya yang dibangun di atas upaya stabilitas dan keamanan di kawasan itu,
dan tidak akan terseret untuk mengambil putusan yang memprovokasi negara lain”.
Dia lupa bahwa garda revolusi iran dan milisi pro iran yang menyebar kerusakan
dan penghancuran di kawasan timur tengah, dan membunuh ratusan ribu orang tidak
berdosa di suria, irak, yaman, bahkan Bahrain dan Lebanon.
Kini,
nampaknya raja Salman hafizhahullah telah mengambil langkah tegas untuk
menghadapi iran dan mengembalikannya ke ukurannya yang normal dan mematahkan
milisi-milisi syiah di kawasan.
Sementara
negara-negara non Islam:
Rusia: kami
menyayangkan ketegangan antara dua negara besar di dunia islam ini, yang paling
berpengaruh di kawasan dan timur tengah dan di pasar minyak dunia, dan kami
siap menjadi penengah
Amerika, sikapnya lemah seperti biasa. Dia mengajak Saudi dan iran untuk
menempuh jalur diplomasi dan meminta para petinggi washinton untuk menurunkan
ketegangan.
Jerman, menasehatkan untuk dialog
China, menunjukkan kecemasannya atas meningkatnya ketegangan.
Lalu
bagaimana dengan Indonesia negeri islam terbesar?
Terkait
ketegangan tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyampaikan
sikapnya. Indonesia menyatakan prihatin atas apa yang terjadi antara Arab Saudi
dan Iran. Meski begitu, Menlu Retno menyatakan akan tetap mengikuti
perkembangan terbaru dalam hubungan keduanya.
Perempuan 53 tahun itu menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk
menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan eskalasi keadaan
serta membahayakan stabilitas serta keamanan kawasan.
Demikianlah sekilas akar masalah dan beragam reaksi
Semoga Allah menjaga bilad haramain dari kejahatan
Syiah. Juga semoga negara-negara islam termasuk Indonesia diselamatkan dari
makar syiah. Aamiin.
http://www.gensyiah.com/syiah-iran-salah-tidak-mau-ngalah-dan-beragam-reaksi.html
http://www.gensyiah.com/syiah-iran-salah-tidak-mau-ngalah-dan-beragam-reaksi.html