“Kerajaan Persia akan hancur, dan takkan
ada lagi Raja Persia setelahnya. Kekaisaran Romawi juga akan hancur, dan tak
ada lagi Kaisar Romawi setelahnya. Kalian akan membagi harta simpanan mereka di
jalan Allah. Karena itu, perang adalah tipu daya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kamis, 3 Rabiul Akhir 1437 H / 14
Januari 2016 16:35
Komandan Garda Revolusi Iran Jafari mengatakan bahwa
200.000 pemuda Syiah siap untuk melakukan peperangan suci untuk menyambut
kedatangan Imam al Mahdi (versi Syiah), lansir kantor berita Anadolu, Rabu (13/1)
mengutip Fars
News Agency.
Berbicara dalam sebuah acara yang
diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Islam untuk Kajian Strategis, sebuah
lembaga think tank Iran, Jafari menegaskan, puluhan ribu pemuda Syiah
bersenjata telah dilatih untuk melaksanakan “jihad” di Suriah, Irak, Afghanistan,
Pakistan dan Yaman dalam menyambut Imam Mahdi.
Para pemuda itu, katanya, telah siap
menyambut tampilnya Imam Mahdi sembari menegaskan bahwa kekacauan saat ini yang
terjadi di wilayah Timur Tengah, termasuk munculnya ISIS, merupakan tanda
kedatangan Imam Mahdi sudah dekat.
Imam Mahdi versi agama Syiah adalah imam
kedua belas mereka yang hilang di sebuah gua ketika usianya masih 9 tahun. Dan
muncul kembali di akhir zaman. (EZ/salam-online)
Sumber: Anadolu
Hadapi Muslim, Syiah Iran Siagakan 200.000 Milisinya
Di Kawasan Timur Tengah
Kamis, 4 Rabiul Akhir 1437 H / 14 Januari 2016 09:30
WIB
Eramuslim – Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Iran,
Jenderal Mohammad Ali Ja’fari, mengatakan bahwa negaranya telah menyiagakan 200
ribu pasukan elitnya di kawasan Timur Tengah, seperti dilansir situs berita Al
Arabiya Net dari kantor berita Fars News Agency.
Pengakuan ini dikatakan Jenderal
Mohammad Ali Ja’fari dalam pidatonya di pemakaman salah seorang pemimpin
Pasukan Pengawal Revolusi Iran, Hamid Reza Asadullah, yang tewas ditangan
mujahidin Suriah pada pekan kemarin.
“Kematian Hamid Reza Asadullah di Suriah
tidak akan pernah sia-sia. Kini ada 200 ribu milisi Syiah pro-Iran yang siap
untuk menghadapi perang dengan kelompok Islam Sunni di kawasan Timur Tengah,”
ujar Jenderal Mohammad Ali Jafari.
Menanggapi kicauan tersebut, sejumlah
analis militer Timur Tengah menyebut pernyataan Jenderal Mohammad Ali Ja’fari
sebagai bukti pengakuan keterlibatan Iran dalam berbagai konflik sekterian di
kawasan Timur Tengah. (Dostor/Ram)
GCC Sepakati Langkah Menghentikan Gangguan Syiah Iran
atas Dunia Islam
Selasa, 2 Rabiul Akhir 1437 H / 12 Januari 2016 08:30
WIB
Secretary-General of the Gulf Cooperation Council
(GCC) Abdullatif bin Rashid Al Zayani, Kuwait’s Foreign Minister Sheikh Sabah
al Khalid al Sabah, Qatar’s Foreign Minister Khaled al-Attiyah, Oman’s Foreign
Minister Yusuf bin Alawi bin Abdullah, Saudi Arabia’s Foreign Minister Adel
al-Jubeir, Bahrain’s Foreign Minister Khalid bin Ahmed Al Khalifa and UAE’S
Foreign Minister Abdullah bin Zayed Al Nahyan (L-R) pose for a group photo
during an extraordinary meeting in Riyadh January 9, 2016. REUTERS/Faisal Al
Nasser
Eramuslim.com – Menteri Luar Negeri Saudi
Adel Jubeir pada hari Sabtu menyebut Iran telah melakukan
tindakan yang meningkatkan ketegangan dan mengatakan Riyadh
mempersiapkan langkah-langkah tambahan yang harus diambil jika Teheran
melanjutkan gangguan di kawasan itu, seperti diberitakan Al Arabiya News
Channel.
Komentar Jubeir disampaikan dalam
konferensi pers setelah pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Gulf
Cooperation Council (GCC), yang diselenggarakan untuk membahas ketegangan
dengan Iran setelah serangan terhadap kantor diplomat Saudi di sana.
“Kami melihat langkah-langkah tambahan
yang harus diambil jika (Iran) bertahan dengan kebijakannya saat ini,” kata
Jubeir.
Jubeir juga menyebut Iran mempersenjatai
milisi Houthi di Yaman, yang memerangi pemerintah yang diakui secara
internasional Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi.
Sementara itu, Zayani mengecam
pendudukan Iran atas tiga pulau UEA, mengatakan negara-negara Teluk telah sepakat
tentang langkah yang akan diambil untuk menghadapi gangguan Iran di
wilayah tersebut.
“Dewan menteri mengecam keras tindakan
Iran dan menyatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas tindakan terorisme,”
katanya dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan luar biasa antar menteri luar
negeri GCC.(ts/middleeastupdate)