Gambar sekelompok petempur asing Syiah di Brigade Abu al-Fadhel al-Abbas, unit militer dari Iraq. Baju putih adalah Qasim al-Ta'i, ulama Syiah Iraq terkemuka yang merekrut milisi asing Syiah untuk terjun di Suriah
Ya Allah Ya Rabb,
Binasakanlah Agressor Syiah (Iran) Laknatullah Pembantai Anak-Anak/Perempuan
Ahlus Sunnah di Suriah, Irak, Yaman dan Penindas Keji Ahlus Sunnah di
Iran, Seperti “Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan.
Rabu,
10 Juni 2015 - 10:29 WIB
Di Kabul, perekrutan
pasukan asing Syiah dikoordinasi Kedutaan Besar Iran, menyediakan ratusan visa
tiap minggu bagi pria yang ingin berperang di Suriah
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad akhirnya bisa sedikit bernapas
lega. Setelah posisinya makin terdesak oleh para milisi pembebasan, pemerintah
Iran berjanji Iran berjanji membelanya “sampai titik akhir”.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan
Al-Assad sudah kehilangan hampir seluruh Provinsi Idlib dan yang terbaru, kota
Palmyra, sebuah kota yang simbolik dan strategis secara militer.
Kini ia berkonsentrasi untuk memindahkan
kekuatannya ke arah barat, menuju Damaskus, Homs, Hama, dan daerah pantai.
Sumber-sumber yang dekat dengan
pemerintahan di Damaskus mengakui bahwa tekanan kepada rezim Bashar al Assad
semakin meningkat, tapi di saat yang bersamaan juga yakin bahwa mereka dapat
mempertahankan wilayah mereka dengan bantuan sekutu mereka.
Dukungan yang dimaksud Suriah berasal dari
dua sumber, yaitu Iran dan Hizbullah Libanon. Selama ini, militer Suriah
menggantungkan kebutuhan finansial dan prajurit kepada Iran untuk mengisi
kekosongan yang ditimbulkan akibat hilangnya teritori dan dukungan pihak lain.
Dukungan Iran terhadap Suriah seperti yang
diungkapkan Presiden Hassan Rouhani yang dikutip oleh kantor berita IRNA dalam pertemuan dengan Juru Bicara
Perlemen Suriah, Muhammad Jihad al-Laham yang berkunjung ke Teheran belum lama
ini bukan sesuatu yang baru. [Baca: Presiden Iran: ”Kami Akan Mendukung Assad Sampai Titik
Akhir”]
Iran sudah melakukan perekrutan
besar-besaran berskala internasional untuk mengirim prajurit ke Suriah. Mereka
menawarkan ribuan dollar kepada siapa saja di Afghanistan dan Pakistan yang mau
ikut angkat senjata.
Di Kabul, perekrutan ini dikoordinasi oleh
Kedutaan Besar Iran setempat, yang menyediakan ratusan visa tiap minggunya bagi
para pria yang ingin berperang di Suriah.
Sementara di Pakistan, rekrutmen dilakukan
secara online. Sebuah website berbahasa Urdu menawarkan hingga 3000 dollar
perorang bagi mereka yang mau berangkat ke Suriah.
Dukungan untuk Al-Assad juga datang dari
milisi Hizbullah yang Syiah dan didukung Iran. Pemimpin Hizbullah ibanon,
Hassan Nasrallah telah berjanji di hadapan para pendukung di Beirut bahwa
gerakan yang dipimpinnya akan tetap menyokong pemerintahan Al-Assad.
Salah satu caranya adalah dengan menyuplai
sumber daya manusia. Menurut Belum lama ini, Phillip Smyth, peneliti di
Washington Institute for Near East Policy, mengatakan di jurnal The Washington Institute, selama perang berkecamuk, terdapat
10.000 orang Iraq serta sekitar lima sampai tujuh ribu tentara Hizbullah yang
masuk ke Suriah.*/Tika Af’idah