Jihad Menjadi Fardhu Ain
Apabila Wilayah Islam Diserang
Petikan
Twitter Ustaz Emran, 23/November/2012 : Tak patut kita suruh orang Palestin
lari dari negara mereka. Kita bukan di era Makkiyah lagi yang orang Islam
sedikit bilangannya sebaliknya umat Islam sekarang sudah berjumlah 1.6 billion !
Berkata
Imam Ibn Abideen ra,
‘Fardhu
Ain apabila musuh menyerang sempadan dari perbatasan Islam maka hukumnya ialah
fardhu Ain ke atas mereka yang berdekatan dengannya. Para ulama bersepakat
bahawa jatuh hukum fardhu ain kepada ahli negeri yang berdekatan dengan kawasan
yang diserang oleh musuh Islam jika mereka yang diserang itu tadi tidak mampu
menghadapi musuh bersendirian.
Maka bagi
ahli negeri yang berdekatan dan kemudian bagi mereka yang berdekatan
sehinggalah berterusan selepas itu
‘Jika
musuh memasuki negeri kita lalu antara mereka dan kita itu jarak yang kurang
dari jarak yang membolehkan qasar solat maka wajib bagi ahlinya untuk
mempertahankan diri dan berjihad ketika itu menjadi wajib ke atas mereka
walaupun ke atas golongan yang pada asalnya tidak wajib untuk berjihad seperti
kanak-kanak, hamba, orang yang berhutang dan kaum perempuan.
Imam Ibn Taimiyyah ra membuat kesimpulan dalam
fatwanya :
Apabila
musuh memasuki wilayah Islam maka tidak syak lagi kewajipan ke atas mereka
untuk mempertahankannya adalah jatuh ke atas orang yang dekat dan kemudian yang
berdekatan..[Majmuk Al-fatawa]
Rumusannya, penduduk Palestin telah menunaikan
kewajipan mereka dengan berjihad melawan Israel tetapi penduduk/negara
sekitarnya yang tidak menunaikan kewajipan mereka untuk mempertahankan Palestin
dan berjihad melawan musuh sedangkan jihad sekarang ini sudah menjadi fardhu
ain kepada mereka. Maka tidaklah wajar kita menyuruh penduduk Palestin
berhijrah sebaliknya kitalah yang harus mendesak dan menyuruh Negara-negara di
sekitar Palestin untuk turun berjihad menunaikan kewajipan fardhu ain mereka !
Jangan Memberikan Musuh
“Palu Godam” Untuk Menghantam Umat
SEJATINYA
pembunuhan oleh para agressor Barat terhadap kaum Muslimin & umat manusia,
sangatlah DAHSYAT. Sebagai contoh, korban agresi Amerika dan NATO ke Iraq
dan Afghanistan, diperkirakan menyebabkan kematian 3 JUTA JIWA manusia.
Kematian langsung atau tidak. SEDANG korban WTC 11 September 2001, diperkirakan
3000 JIWA manusia. Bom Bali sekitar 200 JIWA.
KALAU dihitung, korban meninggal di Iraq &
Afghan mencapai 1000 KALI korban WTC. Atau juga 15.000 KALI korban BOM
BALI. Kita belum bicara genosida di Burma, Chechnya, Palestin, Suriah,
Afrika Tengah, Bosnia, dan lain-lain. Jadi sangat besar jumlah korban kaum
Muslimin ini. TAPI selalu saja, dunia menyalahkan kita. Katanya, Muslim
itu kejam, sadis, biadab, teroris. Media-media terus menyerang Islam.
HIKMAH. Mengapa dulu Nabi Saw tidak mengalami
pem-bully-an seperti itu? Apa sebabnya? Apa rahasianya? Ternyata
rahasianya adalah: TAAT ATURAN MAIN & KESEPAKATAN. Nabi Saw nyaris tak
pernah melanggar janji kepada orang-orang kafir. Meskipun mereka itu kafir
harbi.
Di era modern banyak pemuda Muslim yang tidak
tahan dengan “aturan main” ini . Mereka anggap ini zhalim, menindas, tidak
adil. Lalu mereka memilih cara-cara sendiri yang melanggar kesepakatan umum.
TAAT aturan main sangat sulit. Apalagi
faktanya, aturan itu berat sebelah. TAPI minimal, dengan cara demikian, kita
bisa MENCEGAH Muslim dari serangan-serangan brutal kaum kufar yang selalu
MENGINTAI (24 jam per hari).
Bila kita “telah mengikat janji” dengan orang
luar Islam, hormati dan hargai. Lihatlah ketika Nabi Saw taat dalam PERJANJIAN
HUDAIBIYAH. Hal ini dilakukan, agar kita tidak dihukum karena pelanggaran
aturan main.
Jangan berharap orang kufar akan belas
kasihan. Mereka justru akan TERUS PROVOKASI kita agar melanggar “aturan main”.
Setelah itu kita akan mereka serang sekejam-kejamnya. Cukuplah TRAGEDI INVASI
IRAQ tahun 1991 dan 2003 menjadi bukti tak terbantah.
Anehnya, meskipun kaum agressor itu SADIS,
mereka selalu mencari “landasan hukum” di balik kesadisannya. Sekalipun alasan
itu sangat dicari-cari. Pendek kata, mereka suka menjadi “pembantai legal”
daripada “teroris kerucuk ilegal”.
DENGAN menjadi “teroris”, kaum Muslimin akan
tertimpa banyak musibah sekaligus. Misalnya sbb.:
(1). Si “teroris” dihabisi, dan keluarganya
dianiaya juga.
(2). Orang-orang yang berdakwah memperjuangkan Syariat dipersulit, diawasi,
akses ditutup.
(3). Media-media dajjaliyah terus merusak citra Islam & Muslim.
(4). Kaum awam semakin menjauh dari Islam.
(5). Kaum kufar berlomba merampas harta benda Ummat dengan alasan “menutup
jalur teroris”.
(6). Serangan darat, udara, laut menimpa sebagian wilayah Muslim.
(7). Penutupan sekolah atau kurikulum agama. Dan lain-lain.
Adapun Ummat ini, meskipun mengalami
PEMBANTAIAN di mana-mana; sedikit dari kita melakukan gugatan hukum kepada para
kufar pembantai. Kita lebih banyak nrimo, sabar, dan mengutuk si kufar. Padahal
mereka bisa digugat dalam aturan hukum yang ada.
Hal itu skaligus membuktikan, bahwa posisi
HUKUM kita dalam konteks perselisihan & konflik, selalu lemah.
JIKA demikian, sudah seharusnya kita
berhati-hati dalam melangkah, merespon, atau melakukan tindakan (balasan).
Jangan memberi musuh “palu godam” untuk menghajar Ummat ini secara
gratis. Allohumma sallimna wal muslimin fid dini wad dunya wal akhirah.
Amin.
(OnParis).