Monday, December 7, 2015

Jihad Menjadi Fardhu Ain Apabila Wilayah Islam Diserang. Jangan Memberikan Musuh “Palu Godam” Untuk Menghantam Umat

Jihad Menjadi Fardhu Ain Apabila Wilayah Islam Diserang

Petikan Twitter Ustaz Emran, 23/November/2012 : Tak patut kita suruh orang Palestin lari dari negara mereka. Kita bukan di era Makkiyah lagi yang orang Islam sedikit bilangannya sebaliknya umat Islam sekarang sudah berjumlah 1.6 billion !
Berkata Imam Ibn Abideen ra,
‘Fardhu Ain apabila musuh menyerang sempadan dari perbatasan Islam maka hukumnya ialah fardhu Ain ke atas mereka yang berdekatan dengannya. Para ulama bersepakat bahawa jatuh hukum fardhu ain kepada ahli negeri yang berdekatan dengan kawasan yang diserang oleh musuh Islam jika mereka yang diserang itu tadi tidak mampu menghadapi musuh bersendirian.

Maka bagi ahli negeri yang berdekatan dan kemudian bagi mereka yang berdekatan sehinggalah berterusan selepas itu
‘Jika musuh memasuki negeri kita lalu antara mereka dan kita itu jarak yang kurang dari jarak yang membolehkan qasar solat maka wajib bagi ahlinya untuk mempertahankan diri dan berjihad ketika itu menjadi wajib ke atas mereka walaupun ke atas golongan yang pada asalnya tidak wajib untuk berjihad seperti kanak-kanak, hamba, orang yang berhutang dan kaum perempuan.
Imam Ibn Taimiyyah ra membuat kesimpulan dalam fatwanya :
Apabila musuh memasuki wilayah Islam maka tidak syak lagi kewajipan ke atas mereka untuk mempertahankannya adalah jatuh ke atas orang yang dekat dan kemudian yang berdekatan..[Majmuk Al-fatawa]
Rumusannya, penduduk Palestin telah menunaikan kewajipan mereka dengan berjihad melawan Israel tetapi penduduk/negara sekitarnya yang tidak menunaikan kewajipan mereka untuk mempertahankan Palestin dan berjihad melawan musuh sedangkan jihad sekarang ini sudah menjadi fardhu ain kepada mereka. Maka tidaklah wajar kita menyuruh penduduk Palestin berhijrah sebaliknya kitalah yang harus mendesak dan menyuruh Negara-negara di sekitar Palestin untuk turun berjihad menunaikan kewajipan fardhu ain mereka !

Jangan Memberikan Musuh “Palu Godam” Untuk Menghantam Umat

SEJATINYA pembunuhan oleh para agressor Barat terhadap kaum Muslimin & umat manusia, sangatlah DAHSYAT. Sebagai contoh, korban agresi Amerika dan NATO ke Iraq dan Afghanistan, diperkirakan menyebabkan kematian 3 JUTA JIWA manusia. Kematian langsung atau tidak. SEDANG korban WTC 11 September 2001, diperkirakan 3000 JIWA manusia. Bom Bali sekitar 200 JIWA.

KALAU dihitung, korban meninggal di Iraq & Afghan mencapai 1000 KALI korban WTC. Atau juga 15.000 KALI korban BOM BALI. Kita belum bicara genosida di Burma, Chechnya, Palestin, Suriah, Afrika Tengah, Bosnia, dan lain-lain. Jadi sangat besar jumlah korban kaum Muslimin ini. TAPI selalu saja, dunia menyalahkan kita. Katanya, Muslim itu kejam, sadis, biadab, teroris. Media-media terus menyerang Islam.
HIKMAH. Mengapa dulu Nabi Saw tidak mengalami pem-bully-an seperti itu? Apa sebabnya? Apa rahasianya? Ternyata rahasianya adalah: TAAT ATURAN MAIN & KESEPAKATAN. Nabi Saw nyaris tak pernah melanggar janji kepada orang-orang kafir. Meskipun mereka itu kafir harbi.
Di era modern banyak pemuda Muslim yang tidak tahan dengan “aturan main” ini . Mereka anggap ini zhalim, menindas, tidak adil. Lalu mereka memilih cara-cara sendiri yang melanggar kesepakatan umum.
TAAT aturan main sangat sulit. Apalagi faktanya, aturan itu berat sebelah. TAPI minimal, dengan cara demikian, kita bisa MENCEGAH Muslim dari serangan-serangan brutal kaum kufar yang selalu MENGINTAI (24 jam per hari).
Bila kita “telah mengikat janji” dengan orang luar Islam, hormati dan hargai. Lihatlah ketika Nabi Saw taat dalam PERJANJIAN HUDAIBIYAH. Hal ini dilakukan, agar kita tidak dihukum karena pelanggaran aturan main.
Jangan berharap orang kufar akan belas kasihan. Mereka justru akan TERUS PROVOKASI kita agar melanggar “aturan main”. Setelah itu kita akan mereka serang sekejam-kejamnya. Cukuplah TRAGEDI INVASI IRAQ tahun 1991 dan 2003 menjadi bukti tak terbantah.
Anehnya, meskipun kaum agressor itu SADIS, mereka selalu mencari “landasan hukum” di balik kesadisannya. Sekalipun alasan itu sangat dicari-cari. Pendek kata, mereka suka menjadi “pembantai legal” daripada “teroris kerucuk ilegal”.
DENGAN menjadi “teroris”, kaum Muslimin akan tertimpa banyak musibah sekaligus. Misalnya sbb.:
(1). Si “teroris” dihabisi, dan keluarganya dianiaya juga.
(2). Orang-orang yang berdakwah memperjuangkan Syariat dipersulit, diawasi, akses ditutup.
(3). Media-media dajjaliyah terus merusak citra Islam & Muslim.
(4). Kaum awam semakin menjauh dari Islam.
(5). Kaum kufar berlomba merampas harta benda Ummat dengan alasan “menutup jalur teroris”.
(6). Serangan darat, udara, laut menimpa sebagian wilayah Muslim.
(7). Penutupan sekolah atau kurikulum agama. Dan lain-lain.

Adapun Ummat ini, meskipun mengalami PEMBANTAIAN di mana-mana; sedikit dari kita melakukan gugatan hukum kepada para kufar pembantai. Kita lebih banyak nrimo, sabar, dan mengutuk si kufar. Padahal mereka bisa digugat dalam aturan hukum yang ada.
Hal itu skaligus membuktikan, bahwa posisi HUKUM kita dalam konteks perselisihan & konflik, selalu lemah.
JIKA demikian, sudah seharusnya kita berhati-hati dalam melangkah, merespon, atau melakukan tindakan (balasan). Jangan memberi musuh “palu godam” untuk menghajar Ummat ini secara gratis. Allohumma sallimna wal muslimin fid dini wad dunya wal akhirah. Amin.
(OnParis).