Amerika Serikat Resmi Luncurkan Serangan Udara Ke Suriah Melalui Turki
Rabu 5 Agustus 2015,
juru bicara Departemen
Pertahanan Amerika Serikat “Pentagon” mengumumkan telah memulai serangan udara
pertama melalui Turki terhadap organisasi Negara Islam di Suriah.
Dalam keterangan yang
dibacakan Kapten Jeff Davis di Pentagon mengatakan, “AS telah memulai serangan
pertama dari Pangkalan Udara Lncirlik, Turki, dengan menggunakan drone,” tanpa
tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam keterangan wartawan BBC
Gary Odhog mengatakan bahwa AS telah memulai serangan udara ke Suriah melalui
Pangkalan Udara Incirlik dekat kota selatan Adana.
Gary menambahkan bahwa tidak
ada berita lebih lanjut mengenai apakah serangan udara tersebut mencapai
tujuannya atau tidak?
Sementara itu seorang sumber
militer AS menyatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Pentagon kini sedang
tahap mempersiapkan serangan udara melalui Pangkalan Udara Lncirlik dengan
menggunakan pesawat berpilot.
Izin penggunaan Pangkalan
Udara Lncirlik pertama kali di umumkan Kementerian Luar Negeri Turki pada 29
Juli lalu, pasca 1 pekan lebih serangaan berdarah yang menewaskan 32 warga
sipil di taman budaya Suruc pada 20 Juli lalu.
Pemerintah Ankara menuding
gerakan bersenjata Suriah menjadi pelaku serangan tersebut, dan berjanji akan
menuntut balas kepada mereka yang dianggap bertanggung jawab atas tewasnya
warga sipil tidak berdosa. (Bbcarabic/Ram)
Pekan Depan, Australia Gabung
AS Serang Suriah
Kamis, 3 September 2015 - 20:03 wib
CANBERRA – Pemerintah
Australia telah memastikan bahwa pekan depan pasukan Angkatan Udara Australia
akan bergabung bersama militer Amerika Serikat (AS) untuk menambah serangan
udara ke Suriah dalam memerangi ISIS.
Menurut Perdana Menteri (PM)
Australia, Tony Abbott, keputusan Angkatan Udara Australia untuk bergabung
dengan militer AS akan tercapai pekan depan.
“Pekan depan, Angkatan Udara
Australia akan memutuskan untuk bergabung bersama militer AS dalam menambah
serangan udara di wilayah Suriah untuk memerangi ISIS,” ujar PM Abbott,
sebagaimana dilansir dari The Guardian,
Kamis (3/9/2015).
“Kami telah mempertimbangkan
keputusan itu secara matang. Presiden Barack AS Obama ketika itu secara resmi
telah melayangkan permintaan kepada Kedubes kami di Washington,” tambah Abbott.
Dirinya menambahkan, kendati
keputusan itu sudah tercapai, Pemerintah Australia masih akan menunggu
kepulangan Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Kevin Andrews dari urusan
bisnis kenegaraan di India.
“Kami telah berkomitmen untuk
selalu memerangi ISIS. Kelompok radikal itu bahkan lebih buruk dari Nazi. Nazi
memang melakukan kejahatan yang sangat mengerikan, namun mereka memiliki rasa
malu dengan mencoba menyembunyikannya,” ucap PM Abbott.
“Sementara ISIS, menurut
saya, lebih buruk dari Nazi. Mereka melakukan kejahatan yang mengerikan, dan
mereka membesar-besarkan itu di media sosial,” sambungnya.
September 17, 2015 | 01:54
Jet-jet tempur Australia
melancarkan serangan udara pertama terhadap kelompok Negara Islam (Islamic
State of Iraq and Syria/ISIS) di Suriah dan menghancurkan kendaraan lapis baja
pembawa anggota kelompok garis keras itu, kata Menteri Pertahanan Kevin Andrews,
Rabu (16/9/2015).
"Ini bagian dari kelanjutan logis dari perang melawan Daesh untuk tidak
hanya beroperasi di bagian utara Irak tetapi juga untuk beroperasi di bagian
timur Suriah guna menurunkan dan menghancurkan pasukan Daesh," katanya
kepada wartawan menggunakan singkatan Bahasa Arab untuk kelompok ISIS.
Pesawat tempur Hornet milik Angkatan Udara Australia menghancurkan kendaraan
lapis baja pengangkut petempur ISIS dengan peluru kendali yang dilengkapi
pemandu ketepatan dua hari lalu menurut Andrews.
Amerika Serikat, Kanada, Turki, dan negara-negara Teluk Arab terlibat dalam
serangan terhadap petempur ISIS di Suriah.
Australia bergabung dengan pertempuran koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan
ISIS di Irak tahun lalu, namun pekan lalu memperpanjang operasi udara mereka ke
Suriah.
Negara itu menyatakan dasar hukum aksi mereka adalah pembelaan diri kolektif
bersama Irak melawan kelompok bersenjata yang tidak menghormati perbatasan.
Pesawat Australia menyelesaikan operasi pertama mereka di Suriah pada Jumat,
namun tidak menyerang target apapun.
Sementara Inggris menewaskan dua anggota kelompok bersenjata dalam serangan
pesawat tak berawak di Suriah pekan lalu, demikian seperti dilansir kantor
berita AFP.
Inggris Berencana Serang Suriah Untuk Akhiri
Masalah Pengungsi
Menteri Keuangan George Osborne mengatakan Inggris dan Eropa harus menemukan
cara untuk mengatasi konflik di Suriah serta memberikan suaka bagi mereka yang
benar-benar melarikan diri dari penganiayaan.
"Kita harus berantas sumber masalah, yaitu rezim Assad yang jahat dan ISIS
yang penuh teror, kita perlu rencana komprehensif untuk menciptakan damai di
Suriah," ujar Osborne yang dilansir Reuters, Senin (7/9/2015).
Surat kabar Sunday Times mengeluarkan berita tentang rencana Perdana Menteri
Inggris David Cameron yang ingin mengadakan pemungutan suara di parlemen pada
awal Oktober. Pemungutan suara itu untuk membuka jalan bagi serangan udara dari
Inggris terhadap Negara Islam di Suriah.
Cameron juga mengatakan, negaranya akan membuka pintu bagi belasan ribu warga
Suriah yang akan minta suaka politik ke negaranya. Dia juga didesak untuk
mengambil langkah penyelesaian konflik di Suriah.
Sama dengan Inggris, surat kabar Prancis, Le Monde, melaporkan pada hari Sabtu
bahwa Perancis sedang mempertimbangkan melakukan serangan udara di Negara Islam
di Suriah.
(rvk/dnu)
Pesawat Tempur Kanada Serang Suriah
Kanada, Rabu, melakukan
serangan udara pertamanya di Suriah sekaligus memperluas kontribusi Ottawa
terhadap koalisi yang dipimpin Amerika Serikat dalam melawan Negara Islam (IS)
setelah parlemen Kanada menyetujui untuk berperan lebih dalam konflik tersebut.
Dua pesawat F-18 menyerang lokasi yang menjadi posisi kelompok IS di dekat
Raqqa, Suriah, menggunakan amunisi otomatis sebelum kemudian kembali ke markas,
kata otoritas militer.
Serangan di dekat Raqqa, yang menjadi basis kelompok IS, dilakukan dengan
mengerahkan 10 pesawat tempur, termasuk enam pesawat milik AS.
Serangan yang dilancarkan oleh Kanada semula terbatas hanya di wilayah Irak,
namun pada akhir Maret meloloskan izin untuk memungkinkan pesawat tempur Kanada
menyasar target IS di wilayah Suriah.
Anggota parlemen oposisi berpendapat bahwa Kanada tidak perlu memperdalam
keterlibatannya dalam perang yang berlangsung lama dan kompleks itu.
Kanada pertama kali bergabung dengan koalisi anti-IS pada November dengan
mengerahkan sekitar 70 pasukan khusus demi melatih kelompok etnis Kurdi untuk
melawan IS di bagian utara Irak.
Meskipun operasi militer darat dan udara dilakukan lebih dahulu di Irak,
kelompok radikal masih memegang sebagian besar wilayah di antara Suriah dan
Irak.
KANADA AKHIRNYA IKUT SERANG
SURIAH
Angkatan Udara Kanada atau
Royal Canadian Air Force (RCAF) telah melakukan serangan udara pertama pada
posisi kelompok militan ISIS di Suriah, Menteri Pertahanan Kanada Jason Kenney
mengatakan Rabu 8 April 2015.
Pekan lalu, Parlemen Kanada
memutuskan untuk menyetujui rencana pemerintah untuk melakukan serangan udara
di Suriah dan memperluas partisipasi Kanada dalam koalisi pimpinan AS sampai
dengan Maret 2016. “Kanada membantu untuk memastikan bahwa ISIS tidak memiliki
tempat yang aman,” kata Kenney sebagaimana dikutip Sputnik News.
Kanada mulai meluncurkan
serangan udara pada posisi ISIS pada November 2014. Namun partisipasi sebatas
melakukan gempuran di wilayah Irak. ISIS mulai memerangi pemerintah Suriah
sejak 2012. Pada bulan Juni 2014, kelompok militan ini mempeluas serangannya ke
Irak utara dan barat.
Koalisi pimpinan AS kemudian
meluncurkan serangan udara terhadap posisi militan di Irak sejak Agustus 2014,
memperluas serangan untuk memasukkan target di Suriah di September 2014.