Wednesday, August 19, 2020

Safar Berlik: Sejarah Memilukan Penjajahan Utsmani Atas Rakyat Arab. Al-Haramain Pada Masa Turki Utsmani Dan Arab Saudi

 

Safar Berlik: Sejarah Memilukan Penjajahan Utsmani Atas Rakyat Arab
https://youtu.be/yMRlmPifM8s

Keadaan al-Haramaian di Zaman Daulah Utsmaniyah dan Setelah Bergabung dengan Kerajaan Arab Saudi
https://youtu.be/t-NosKBo-L8 

Safar Barlik: Sejarah Memilukan Arab 
di Bawah Kekuasaan Utsmani

Safar Berlik, istilah yang masih diperbicangkan oleh sejarawan dan anak-cucu penduduk Madinah al-Munawwarah sekitar 1 abad silam.
Sebagian berpendapat bahwa istilah tersebut diartikan sebagai persiapan tentara untuk berperang. Pendapat lain mengartikan deportasi warga dari tanah kelahirannya.
Keduanya merupakan perbedaan yang saling melengkapi, bukan yang bertentangan.
Inilah salah satu peristiwa Safar Berlik yang paling memilukan penduduk Madinah al-Munawwarah di tahun 1915:
Seratus tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1334 H (1915 M), sejumlah besar tentara Turki tiba di Madinah, setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Istanbul.
Mereka dipersenjatai dengan kekasaran dan perintah yang tegas.
Ketika itu adalah musim dingin yang ekstrem di Madinah dan penduduknya hidup penuh kedamaian.
Para prajurit dengan terpal merah dan senjata tergantung di tangan, menyebar ke gang-gang dan lingkungan kota yang terkenal.
Perintah yang diberikan kepada para prajurit dari Fakhri Pasha, komandan militer mereka, adalah melakukan pemindahan paksa, tanpa terkecuali dan ampun, kepada setiap orang ditemui, baik pria, wanita ataupun anak-anak.
Keputusan Astana di Istanbul di atas merupakan upaya untuk mengantisipasi terjadinya perang di Hijaz dan mungkin wilayah Arab lainnya yang berada di bawah pendudukan Turki selama berabad-abad.
Madinah Al-Munawwarah sedang dirubah menjadi barak militer Utsmani.
Ini adalah kisah “Safar Berlik” yang mengerikan, bencana pengungsian massal dan pemindahan paksa yang diterapkan Daulah Utsmaniyah.
Ribuan pria, wanita dan anak-anak, meninggalkan Madinah selama lima tahun, dihuni oleh 2.000 tentara Turki dan beberapa lusin wanita dan anak-anak yang selamat dari deportasi massal tersebut.
Cerita dimulai dari penunjukan Fakhri Pasha oleh Astana yang tergesa-gesa, sebagai pimpinan militer di Madinah.
Hal ini dipengaruhi kondisi cepat berubah pada saat itu, kekuatiran bahwa Madinah akan bergabung dengan revolusi Arab berikutnya.
Kecurigaan terhadap penduduk Madinah yang mulai bersimpati terhadap cita-cita revolusi, yang kemudian terjadi pada tahun 1916 M.
Fakhri Pasha mempercepat keputusan untuk membersihkan Madinah dari penduduknya, dan secara paksa mendeportasi mereka ke daerah-daerah yang jauh di Syam, Turki, Irak, Yordania dan Palestina.
Dia berusaha menjaga kota Madinah sebisa mungkin dengan mempersenjatai kota, takut serangan suku-suku Badui yang mengepungnya, yang ingin membebaskannya dari pendudukan Utsmani.
Fakhri Pasha mengambil beberapa langkah diktator. Yang paling penting adalah memperpanjang rel kereta api, dari Bab Al-Anbariyah, hingga ke dalam jantung kota, di dekat Bab Al-Salam.
Akibatnya, jalan Al-‘Ain, pasar, tembok, dan rumah-rumah yang dilalui jalur rel kereta api harus dihancurkan.
Tujuannya adalah mengubah tempat suci Nabi menjadi benteng militer dan gudang senjata tanpa memperhatikan kesucian Tempat Suci.
Untuk itu, semua harta warisan nabi yang tak ternilai harganya, diangkut ke Turki.
Proses perpindahan besar-besaran melalui kereta Hijaz, menabrak tatanan sosial yang diwariskan Madinah selama berabad-abad.
Akibatnya, krisis kelaparan yang parah, terutama wanita dan anak-anak yang tersisa di Madinah. Samapai-sampai mereka makan rumput dan binatang yang didapati.
Kejahatan lain yang terjadi Madinah oleh tentara Fakhri Pasha adalah menyerbu rumah-rumah, mendobrak pintu mereka dengan paksa, kemudian memisahkan keluarga.
Anak-anak dan wanita diculik di jalanan tanpa ampun, kemudian diseret bersama atau dipisahkan di gerbong kereta Hijaz untuk dibuang secara acak setelah perjalanan panjang ke Turki, Yordania dan Suriah.
Hakim Madinah, Ibrahim bin Abdul Qadir bin Al-Afandi Omar Al-Bari Al-Hashimi Al-Madani, yang lahir di Madinah pada 1281 H dan meninggal pada tahun 1354 H, yang menjadi rujukan fatwa di Madinah, mengungkapkan sebagian dari penderitaannnya.
Dia bersama keluarganya dideportasi paksa dari rumah mereka, demi sebuah proyek; Turkifikasi.
Pada awal 1334 H, Fakhri Pasha, Gubernur Madinah, meminta Syaikh Abdul Qadir Al-Bari (ayah dari Syaikh Ibrahim) untuk meninggalkan Madinah bersama keluarganya.
Dia bersama dengan dua putranya, Syaikh Ibrahim, istri, anak dan cucunya, serta Syaikh Abdul Aziz Al-Bari yang belum menikah.
Perjalanan itu sangat menegangkan, mereka tidak tahu akhirnya atau memastikan tujuannya. Hingga Perang Dunia Pertama mengguncang Madinah, meletus dan mencabik-cabik penduduknya.
Kejahatan besar Daulah Utsmaniyah di tangan Fakhri Pasha terhadap salah satu bagian bumi yang paling murni berakhir di awal tahun 1338 H (1919 M).
Ini terjadi, setelah perselisihan yang mengakibatkan salah satu pimpinan pasukan Fakhri Pasha terbunuh.
Tonton video “Safar Berlik” yang juga terjadi di Syam dan Irak:
*) Sumber: Buku “Safar Berlik, Qarnun ala al-Jarimah al-Utsmaniyah fi al-Madinah al-Munawwarah“, penerbit Daar Madarik, karya Muhammad As-Said.
 
Keadaan Al-Haramain Pada Masa Turki Utsmani 
dan Arab Saudi
 
Tidak sedikit tersebar tulisan fitnah dan dusta terkait sejarah Makkah dan Madinah di awal berdirinya Kerajaan Arab Saudi.
Dalam halaqah sejarah kali ini, Dr. Sultan Al-Ashqah membawakan bukti sejarah dari sumber saksi hidup yang mengalami pada masa tersebut.
Di antaranya, sejarawan Kuwait, Muhyiddin Ridha, yang bercerita bagaimana kondisi Al-Haramaian di bawah kekuasaan Turki Utsmani.
Kesaksiannya tertuang dalam buku “Rihlatii Ila Hijaz.” Dia menceritakan bahwa kondisi Hijaz kacau balau, banyak kerusuhan, penindasan dan perampasan di musim haji.
Siapa saja yang ingin menunaikan ibadah haji, merasa yakin tidak akan kembali lagi ke rumahnya, menggambarkan bahwa zaman tersebut tidak aman.
Perjalanan ibadah haji menjadi seperti menuju medan perang. Di masa Turki Utsmani, jasad manusia didapati di jalanan menuju Makkah.
Hal serupa di atas juga dikisahkan oleh Al-Amir Syakib Arselan dalam buknya “Al-Irtisaamat Al-Lutthaf.”
Arselan saat itu langsung diberitahu oleh putra-putra pangeran Makkah, bahwa desa di Taif, dekat Makkah, masyarakatnya tidak sudi membuka gerbangnya untuk memberikan jalan kepada siapapun.
Mereka takut dengan penjahat di jalanan, begal, sampai tidak berani keluar rumah kecuali dengan membawa senjata.
Kondisi hilangnya keamanan tersebut, berlangsung cukup lama selama Turki Utsmani menguasai Hijaz.
Sejarawan dan tokoh terkemuka Makkah kala itu, Husain Basalamah, mengisahkan hal yang sama dalam majalah “al-Kuwait al-Iraqi”
Husein mengatakan bahwa antara Makkah dan Jeddah terdapat 30 pos pemeriksaan tentara Turki. Demikan pula antara Makkah dan Madinah, terdapat 11 pos pasukan Turki.
Setiap jemaah haji melewati antar pos tersebut, diserang oleh begal; dirampas hartanya sebagi upeti agar bisa melintas jalan tersebut. Jika ada yang melawan, akan disakiti hingga dibunuh.
Dalam kondisi demikian, pemerintah Turki Utsmani yang berkuasa kala itu, tidak melakukan apa-apa, telah hilang amanah.
Bagaimana dengan kondisi setelah Hijaz diambil alih oleh Raja Abul Aziz? Pertanyaan inilah yang diajukan oleh politisi senior, Prof. Muhammad Husein Haikal, asal Mesir.
Simak jawaban Yang Mulia Raja Abdul Aziz bin Abdirrahman Al faishal, rahimahullah dalam video ini:

Asal Usul Turki Utsmani: Jalaluddin Rumi Dan Sifat Keji Keturunan Tatar Mongol (Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji, Mengapa?)
Apakah Masuknya Utsmani Ke Negara-Negara Arab 500 Tahun Yang Lalu Merupakan Invasi (Ghazwu) Atau Penaklukan (Futuh)?
Erdogan Akan Membebaskan Masjid Al Aqsa ??? Video Hubungan Erdogan Dengan Zionis Israel
Fitnah Mubtadi’, Shufiyah (Thoriqoh), Syi’ah Terkait Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia (Fakta Ilmiyah)
Hakikat Daulah ‘Utsmaniyyah (Turki Utsmani) Dalam Pandangan Tauhid
Index "Kesesatan Sufi (Tarekat)"
Index “Fitnah Terhadap Negeri Tauhid Saudi Arabia”
Index “Saudi- Turki- Qatar- Syiah Iran- Komunis Rusia”
Index “Turki (Erdogan)- Zionis Israel - Majusi Rafidhah Iran – Komunis Rusia”
Kondisi Hijaz Di Masa Turki Utsmani: Tuduhan Politisasi Haji Dan Internasionalisasi Al-Haramain (Sejak 1927 Oleh Iran Dan Turki). Tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji
Kedengkian Anis Matta (Ketum Gelora) Terhadap Negeri Tauhid Arab Saudi. Sepak Terjang Erdogan (Turki) Di Libia, Suriah, Irak, Kurdi Sejalan Dengan Zionis Israel, Bisa Bantah Hipotesa Ini ?
Ka’bah… Adakah Yang Lebih Mulia Darimu??? Darah Seorang Mukmin !!
Paham Sesat Sufi Salah Satu Sebab Runtuhnya Turki Ustmani
Penyerangan Daulah Utsmaniyah Terhadap Arab Saudi Karena Akidah
Peristiwa Lama, Konspirasi Syi’ah Dan Sufi (Saat Ini Dibantu Komunis) Untuk Menjajah Arab (Syam) Dan Menyerang Ahlus Sunnah.
Sejarah Dan Penyebab Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani, banyak yang tidak mengetahui sejarah sebenarnya
Tokoh Rujukan Sahabat Erdogan Dalam Kisah Penyerbuan Bani Saud Ke Makkah
Tengku Zulkifli Usman, Kedengkiannya Terhadap Negeri Tauhid Arab Saudi, Memanipulasi Perjanjian Sykes-Picot Tahun 1916
Turki Utsmani, Pembunuhan Keluarga Hingga Ilmu Tanjim. Pencurian, Perampokan Dan Penindasan Di Damaskus Dan Kairo
Tiga Kejahatan Besar Penguasa Turki Utsmani, Fakhri Basya Di Tanah Haram
Tentang Ahmad Zaini Dahlan Dan Sikap Ulama Ahlu Sunnah Terhadapnya