Hanya Syiah Yang Memfiktifkan (Menafikan).
Merujuk kepada empat kitab standar hadis Syi’ah
(al-Kafi, Man La Yahdhuruh al-Faqih, Tahdzib al-Ahkam, al-Istibshar). Hasil
penelitian kami menunjukkan bahwa kandungan hadis dalam empat kitab tersebut
sebanyak 43.850 hadis. Jika
kita merujuk kepada angka itu, akan didapatkan hasil bahwa kapasitas hadis Nabi
Saw dalam empat kitab itu hanya sebesar 11.30 %
(4.956 hadis). Sementara kapasitas hadis Ja’far ash-Shadiq (Imam Syi’ah ke-6)
sebesar 25 % (10.967 hadis).Berangkat dari fakta ini, kiranya tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa sumber ajaran Syi’ah itu bukan Sunah
Rasulullah, melainkan Sunah Ja’fariyyah, sehingga mereka disebut pula kelompok
Syi’ah Ja’fariyyah dan fikihnya disebut fikih Ja’fari. Jika demikian halnya,
apakah benar Imam Ja’far ash-Shadiq, yang diklaim Syiah sebagai Imam ke-6 itu,
sebagai penggagas agama Syiah? Apakah benar beliau mengajarkan doktrin-doktrin
Syiah, yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran moyangnya Ahlul Bait (Nabi
saw.)? Hakikatnya Imam Ja’far berlepas diri dari apa yang mereka katakan.
Penafian terhadap Ibnu Saba’ juga diakui
seorang penulis kenamaan terkini, Dr. Quraish Shihab. Berikut kutipan komentar
sosok yang dikenal sebagai pakar tafsir modern ini dalam bukunya, Sunnah
Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Kajian atas Konsep Ajaran dan Pemikiran:
“Rasanya tidaklah logis, seorang Yahudi dapat mempengaruhi sahabat-sahabat
besar Nabi SAW. Tak dapat dibayangkan, bahwa tokoh semacam Sayyidina Ali bin
Abi Thalib, Thalhah dan az-Zubair ra—yang pengetahuan, keikhlasan, dan
kedekatan mereka kepada Nabi SAW. sudah umum diketahui—dapat dikelabui oleh
seorang Yahudi, sehingga upaya berdamai mereka gagal. Karena itu, banyak pakar,
baik Sunnah, lebih-lebih Syiah, yang menolak bukan saja peranan Abdullah bin
Saba’ yang demikian besar, tetapi wujud pribadinya dalam kenyataan pun mereka
sangsikan. Tidak sedikit pakar menilai bahwa pribadi Abdullah bin Saba’ sama
sekali tidak pernah ada. Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para
anti-Syiah. Ia (Abdullah bin Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam
kenyataan. Thaha Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah seorang yang
menegaskan ketiadaan Bin Saba’ itu. Dan bahwa ia adalah hasil rekayasa
musuh-musuh Syiah.”[6]
Namun, jika kita merujuk pada buku-buku sejarah
yang otoratif, atau pada pernyataan para sejarawan terkemuka, agaknya
pernyataan dari para tokoh Syiah ini lebih merupakan upaya preventif dalam
rangka melindungi akidah dan menutupi kedok mereka. Sebab dalam catatan sejarah
perkembangan Islam, peran Abdullah bin Saba’ sudah menjadi rahasia
umum. Malah, biang keladi gerakan yang mengobarkan pemberontakan terhadap
khalifah Utsman bin Affan ra. ini tidak hanya menjadi bahan dokumentasi ulama
Sunni, tokoh-tokoh Syiah pun tidak ketinggalan membukukan biografinya. Tidak
sedikit para pemuka Syiah yang diakui memiliki kapabilitas dan
dinilai ‘tsiqah’ periwayatannya, mengakui akan keberadaan sosok yang
disebut sebagai Abdullah bin Saba’.Sa’ad al-Qummi, seorang tokoh dan pakar fikih
Syiah abad ketiga, tidak memungkiri keadaan Abdullah bin Saba’. Tokoh yang
dikenal ‘tsiqah’ dan memiliki wawasan luas di kalangan Syiah ini,
malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal
dengan sekte Saba’iyah. Dalam karyanya, Al-Maqalat wa
al-Firaq, al-Qummi menyatakan bahwa Saba’iyah adalah sekte (firqah)
pertama kali yang menerapkan sikap mendukung atau mencintai secara berlebihan
(al-ghuluw) terhadap Sayyidina Ali ra. dalam perjalanan sejarah Islam.Menurut tokoh Syiah—yang konon telah bertemu
dengan Imam-iman Syiah yang ma’shum—Abdullah bin Saba’ adalah orang
pertama kali yang memunculkan cacian dan kebencian terhadap Abu Bakar, Umar,
Utsman dan para sahabat ra. atas dasar perintah Sayyidina Ali ra. Akan tetapi,
ketika perilaku itu diketahui oleh Sayyidina Ali ra., beliau lantas
memerintahkan agar Abdullah bin Saba’ dibunuh. Akhirnya, Abdullah bin Saba’
diasingkan ke Mada’in.[7]
Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip
oleh guru besar Syiah, An-Nubakhti dan Al-Kasyi.[8] Kedua
guru besar Syiah ini—dikalangan Syiah—dikenal ‘tsiqah’ dan menjadi
rujukan mereka. Kutipan statemen yang dipaparkan oleh Al-Kasyi berikut akan
lebih memperjelas tentang wujud Abdullah bin Saba’: “Para pakar ilmu
menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam.
Atas dasar keyahudiannya, ia menggambarkan Ali ra. setelah wafatnya Rasulullah
SAW. sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa As…”Sejarawan kenamaan Syiah pada masa dinasti
Abbasiyah, Ahmad bin Abi Ya’qub, juga ikut andil mencatat sosok Abdullah bin
Saba’. Dia mengutip perkataan Sayyidina Utsman ra. saat marah-marah terhadap
Sahabat Ammar bin Yasir karena telah merahasiakan wafatnya Abdullah bin Mas’ud
dan Miqdad bin Al-Aswad: “Celakalah Ibnu as-Sauda’ (Abdullah bin Saba’)
itu. Sungguh aku benar-benar mengetahuinya.”[9]
Dalam salah satu karyanya, Ibnu Khaldun juga
menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’—yang populer dengan sebutan Ibnu
as-Sauda’—adalah orang Yahudi. Dia memeluk agama Islam pada masa Sayyidina
Utsman bin Affan ra., namun sangat tidak mencerminkan kepribadian seorang
Muslim.[10] Saat
Sayyidina Utsman bin Affan ra. menjabat sebagai khalifah, Abdullah bin Saba’
berkali-kali diasingkan dari komunitas Muslim. Mula-mula ia dibuang ke Bashrah,
kemudian diusir oleh Abdullah bin Amir dan melarikan diri ke Kufah, lalu ke
negeri Syam hingga akhirnya ke Mesir. Di sanalah dia melanjutkan misinya;
menyebarkan propaganda untuk mempengaruhi banyak orang agar mencaci Sayyidina
Utsman ra.[11] Dalam
propagandanya, dia menyatakan bahwa Utsman ra. telah merampas hak khilafah.
Secara diam-diam, sosok yang konon berdarah Yaman itu juga mengajak penduduk
Mesir untuk memihak pada Ahlul Bait. Dia menegaskan bahwa Sayyidina Ali
ra. adalah orang yang mendapat wasiat dari Rasulullah SAW. untuk menjdai penggantinya.[12]
Berangkat dari paparan para
penulis Sunni dan para guru besar Syiah ini, jelaslah kiranya, bahwa
orang-orang Syiah kontemporer berusaha untuk menyembunyikan kenyataan ini.
Mereka sengaja melakukan distorsi terhadap fakta sejarah yang tidak hanya
ditulis oleh para penulis Sunni dan para sejarawan yang otoritatif, namun juga
diakui oleh orang-orang Syiah sendiri. Mereka menutup-nutupi keberadaan
Abdullah bin Saba’ karena ideologinya tidak jauh berbeda dengan ideologi
Saba’iyah.Dalam hal ini, Dr. Ahmad
Muhammad Ahmad Jaliy dalam bukunya Dirasah ‘an al-Firaq fi Tarikh
al-Muslimin “al-Khawarij wa asy-Syi’ah” dan Dr. Nashir bin Abdillah
Al-Qifari dalam Ushulu Madzahib asy-Syiah al-Imamiyah al-Itsna
‘Asyariyah, menulis bahwa orang-orang Syiah memang sengaja berupaya
menutup-nutupi peran Abdullah bin Saba’ dalam sejarah awal kemunculan
alirannya. Upaya mereka dalam mengembalikan sejarah awal kemunculan sektenya
pada masa Nabi SAW. sebetulnya adalah upaya pelarian, guna menyangkal gerak
mereka yang kontras Syiah, dan telah membuktikan bahwa ideologi Syiah memang
bersumber dari Yahudi dan doktrin-doktrin Persia.[13]
Lebih jelas, Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy
menegaskan: “Dalam sorotan kajian ilmiah mutakhir untuk permasalahan krusial
dalam sejarah Islam ini, pandangan Thaha Husain dan sejenisnya mengenai
Abdullah bin Saba’ tidak dihiraukan oleh para pengkaji yang menekankan
penelitian mendalam terhadap berita-berita dan realita seputar gerakan
Saba’iyah. Mereka menetapkan fakta yang tidak memberikan ruang keraguan akan
keberadaan Abdullah bin Saba’ dan hal-hal yang berkenaan dengannya, dalam menggerakan
fitnah dan mempersiapkan kehancurannya dengan rapi.”[14]
Sementara asumsi yang dimunculkan oleh Dr.
Quraish Shihab di atas, adalah asumsi yang meleset dan tidak memiliki landasan
apapun dari sejarah. Kekeliruan Dr. Quraish Shihab terletak pada pilihan beliau
yang hanya mengikuti asumsi penulis Syiah kontemporer, yakni Muhammad Ali
Kasyif al-Ghitha’, dimana pernyataannya juga ditolak mentah-mentah oleh para
ahli serta bertentangan dengan pandangan ulama-ulama Syiah terdahulu yang
dianggap otoritatif.Maka dapat dimaklumi, bahwa pemaparan Dr.
Quraish Shihab dalam konteks ini sungguh amat dangkal. Beliau tidak berani
masuk pada akar permasalahan dan sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti
kesejarahan dari sumber-sumbernya yang terpercaya. Dr. Quraish Shihab,
misalnya, sama sekali tidak melakukan pembacaan terhadap situasi dan kondisi
umat Islam, di mana Abdullah bin Saba’ melancarkan berbagai propagandanya.Namun demikian, upaya Dr. Quraish Shihab yang
perlu mendapat acungan jempol adalah kelihaiannya dalam menggiring logika
pembaca, dan pembacaannya yang cermat terhadap nalar mereka. Bahwa siapa pun
akan setuju dengan pernyataan bahwa Sayyidina Ali ra. tidak mungkin terpengaruh
oleh propaganda murahan Abdullah bin Saba’, sebab faktanya, Sayyidina Ali ra.
sendiri pernah membakar hidup-hidup para pengikut abdullah bin Saba’ yang
mengkultuskan beliau. Demikian pula halnya dengan pemuka sahabat yang lain,
mereka semua tidak ada yang terpengaruh oleh fitnah Ibnu Saba’, sebab ia
(Abdullah bin Saba’) hanya menyebarkan ajaran-ajaran sesatnya kepada masyarakat
Muslim awam, yang sebelumnya telah termakan isu miring mengenai berbagai
penyelewengan yang dilakukan oleh para menteri dan gubernur Khalifah Utsman ra.Abdullah bin Saba’ berikut para musuh Islam
lain yang sebelumnya telah dipecundangi umat Islam, pada periode Khalifah
Utsman seakan menemukan momentum baru untuk melakukan pembalasan terhadap kaum
Muslimin. Di sinilah mereka berjuang mengorbankan fitnah dikalangan masyarakat
akar rumput yang tidak selektif dalam menerima informasi, serta telah terlanjur
membenci para pemimpin daerah dan para pemegang kebijakan pada periode
pemerintahan Sayyidina Utsman ra.Nah, disinilah Abdullah bin Saba’ berhasil
mencaplok sebagian besar mereka yang menaruh dendam kepada pemerintah. Ia mulai
menyebarkan akidah-akidah menyimpang yang diadopsinya dari ajaran Yahudi,
seperti raj’ah, bada’, para nabi, para washi dan sebagainya.
Menurutnya, setiap nabi pasti mempunyai washi , dan Ali
adalah washi-nya Nabi Muhammad SAW. Setelah berhasil menyebarkan akidah
tersebut, selanjutnya ia beralih menyebarkan sikap anti-Utsman dengan cara
mencemarkan nama baik beliau yang dituduh merampas kursi kekhilafahan Sayyidina
Ali ra. tanpa hak. Selanjutnya, provokasi Abdullah bin Saba’ yang sangat rapi
dan terencana ini berujung pada kudeta kepala Negara dan terbunuhnya sang
Khalifah.[15] Kembali pada ajaran sesat Abdullah bin Saba’,
sekalipun gerakan pengkultusan terhadap Sayyidina Ali ra. sendiri, sebagaimana
paparan guru besar Syiah, al-Qummi, namun ideologi yang diajarkan Abdullah bin
Saba’ terlanjur tertanam subur dalam benak orang-orang yang memiliki nilai
keimanan dangkal. Semakin hari, doktrin sesat Abdullah bin Saba’ itu semakin
merebah ke berbagai kawasan. Peristiwa Jamal dan Shiffin yang kemudian
disusul dengan terbunuhnya Ali ra. dan Husain putra Ali ra., selanjutnya menjadi
semacam pupuk yang semakin menyuburkan doktrin-doktrin sesat Abdullah bin Saba’
itu. Kufah adalah sasaran utamanya dalam penyebaran fitnah dan propaganda
ideologis atas nama kecintaan terhadap Ahlul Bait. Peristiwa -peristiwa
itulah yang mereka jadikan momentum baru untuk memperkokoh propagandanya yang
tidak lain hanyalah untuk menghancurkan persatuan umat Islam.[16][6] Dr.
Quraish Shihab, Sunnah Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Hlm. 65.[7] Al-Qummi, Al-Maqalat
wa al-Firaq, hlm. 20.[8] Lihat
penjelasan Abdullah bin Saba’ dalam Firaq as-Syi’ahkarya An-Naubakhti,
hlm. 22 dan Rijal al-Kasyi, hlm. 106-108. Lihat pula penjelasan
lengkap oleh Sulaiman bin Hamad Al-‘Audah dalam Abdullah bin Saba’ wa
Atsaruhu fi-Ahdatsi al-Fitnah fi-Shadhri al-Islam.[9] Tarikh
al-Ya’qubi, juz 2 hlm. 171. Dalam literatur sejarah Islam dijelaskan bahwa
Ibnu Sauda’ adalah nama Abdullah bin Saba’ yang populer. Lihat
dalam Tarikh Ibnu Khaldun, juz 2 hlm. 139-161 dan juz 3 hlm. 171.[10] Sayyid
Husain Al-Musawi, setelah keluar dari sekte Syiah, mengungkap dan mengakui
bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang menampakkan diri sebagai
seorang Muslim. Lihat pula Umar Abdul Jabbar; Khulashah Nurul Yaqin.[11] Dalam
catatan Dr. Muhammad Kamil Al-Hasyimi dijelaskan bahwa orang-orang yang
dipropaganda oleh Abdullah bin Saba’ adalah orang-orang Mesir yang tidak puas
dengan wakil-wakil Khalifah Utsman ra. yang ada di Mesir dan daerah-daerah
lain. ‘Aqa’idu as-Syiah fi al-Mizan (dalam edisi Bahasa
Indonesia, Hakikat Akidah Syiah), hlm. 14.[12] Tarikh
Ibnu Khaldun, juz 2 hlm. 139. Lihat juga kutipan kitabRaudh
Shafa karya sejarawan Iran oleh Dr. Ahmad Kamal Sya’t dalam
bukunya Asy-Syi’ah Al-Imamiyah Falsafah wa Tarikh, hlm. 109.[13] Lihat,
Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy, Dirasah ‘an al-Firaq wa Tarikh
al-Muslimin, Al-Khawarij wa asy-Syi’ah, hlm. 156. Lihat juga, Dr. Nashir
bin Abdillah Al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi’ah al-Imamiyah al-Itsna
‘Asyariyah, juz 1 hlm. 72-73, dan Muhammad Al-Bandari, At-Tasyayyu’
baina Mafhum al-A’immah wa al-Mafhum al-Farisi, hlm. 20.[14] Dr.
Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy, Dirasah ‘an al-Firaq wa Tarikh al-Muslimin,
Al-Khawarij wa asy-Syi’ah, hlm. 157.[15] Abu
Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, juz 4
hlm. 340-341.[16] Dr.
Muhammad Kamil al-Hasyimi, ‘Aqa’idu asy-Syiah fi al-Mizan (edisi Bahasa
Indonesia, Hakikat Akidah Syiah), hlm. 16.
Tentang Abdullah bin Saba‘.
QS: “Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia (Abdullah bin
Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain –
ilmuwan kenamaan Mesir – adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Ibnu
Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syiah.” (hal. 65).PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’.
Sejumlah tokoh Syiah yang diakui ke-tsiqah-annya oleh kaum Syiah juga mengakui
kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih Syiah abad ke-3,
misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang
dikenal dengan sekte Saba’iyah. Dalam bukunya, al-Maqalat wa al-Firaq, (hal.
20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang memunculkan
ide untuk mencintai Sayyidina Ali secara berlebihan dan mencaci maki para
sahabat Nabi lainnya, khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman r.a. Kisah tentang
Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syiah, An-Nukhbati dan
al-Kasyi, yang menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah
bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar
keyahudiannya, ia menggambarkan Ali r.a. setelah wafatnya Rasulullah saw
sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa a.s. Kisah
Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh Ibn
Khaldun. (hal. 44-46). Abdullah Bin Saba' (Si Munafik, zindiq)
Abdulah bin Saba' adalah seorang pendita Yahudi dari Yaman. Berpura-pura
masuk Islam (secara nifak) di zaman Khalifah 'Uthman bin Affan radiallahu
'anhu. Dialah pereka ajaran Syiah yang ekstrem yang menjadi punca
bersemaraknya perpecahan dalam kalangan masyarakat Islam terutama dalam
kelompok Syiah itu sendiri. Abdullah bin Saba' pernah berkata yang
ditujukan kepada Khalifah Ali radiallahu 'anhu: "Engkaulah
Allah".[3] Maka Ali mengisytiharkan bunuh terhadap Abdullah bin
Saba' tetapi ditegah oleh Ibn Abbas. Penyokong Ali membuangnya ke Madain
(Ibu Negeri Iran lama).Abdullah bin Saba' orang pertama mengkafirkan Abu Bakar, 'Umar dan
'Uthman dan tidak mengiktiraf kekhalifahan kecuali hanya dari kalangan Ahli
Bait".[4] Seorang ulama Syiah Muhammad Husin al-Zain pernah
memperkatakan tentang Abdullah bin Saba':"Abdullah bin Saba' mengeluarkan qaul (yang sesat), mengajarkan fahaman
yang ghalu (keterlaluan)..... dan perbuatannya sangat melampaui batas".[5]Saad bin Abdullah al-Qumy seorang ulama, pemimpin serta ahli hukum Syiah
yang lahir pada 229H mengakui wujudnya Abdullah bin Saba'. Beliau
menyebut beberapa nama orang yang berkonspirasi yang digelar sebagai
Saba'iyah. Menurut beliau lagi bahawa komplot Saba'iyah adalah firqah
pertama dalam Islam yang mengeluarkan perkatan-perkataan yang ghalu
(keterlaluan).Saad bin Abdullah al-Qumy ulama besar Syiah yang masyhur ini telah memastikan
bahawa Abdullah bin Saba' adalah orang yang mengeluarkan perkataan dan
menampakkan dirinya mengecam dan menentang Abu Bakar, 'Umar dan 'Uthman
radiallahu anhum serta tidak mengiktiraf kekhalifahan mereka.[6]Pegangan Syiah Imamiyah yang ada sekarang adalah berasaskan ideologi dan
doktrin sesat Abdullah bin Saba'. Fahaman ini disampaikan (dipelihara) dalam
bentuk riwayat hadis yang dinasabkan kepada keluarga Nabi (Ahli Bait) dengan
penuh kebohongan tetapi diterima oleh mereka yang jahil.[7]Asyariah. (1/74).[5]. Lihat: الشيعة فى التاريخ Hlm. 213.
Muhammad Husin al-Zain.[6]. Lihat: Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asariyah.
(1/74).[7]. Lihat: Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithan 'Asariyah.
(1/77).
[6]. Lihat: Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asariyah.
(1/74).[7]. Lihat: Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithan 'Asariyah.
(1/77). ●Agama Syi’ah Mulai Terbentuk (Terorganisir) Pada
Akhir Abad 3 H, Dengan Baru Memiliki Kitab Rujukan Tersendiri (Aqidah-Fiqih-
Cara Ibadah-Dll), Yang Dibuat 200 Tahun Setelah Ja’far Shadiq Wafat. Sebelumnya
Mereka Masih Sama Dengan Umat Islam (Ahlus Sunnah).●Apakah Fathimiyyun Memiliki Nasab Sampai Fatimah? Hasil Skenario Hebat
Seorang Yahudi Munafiq (Maimun Al Qaddah) Yang Dekat Dengan Cucunya Ja’far
Shadiq (Muhammad Bin Isma’il), Mengkloning Nama Anaknya (Abdullah) Sama Dengan
Nama Cucu Ismail Bin Ja’far Shadiq (Abdullah Bin Muhammad Bin Ismail Bin Ja’far
Shadiq) Dan Seterusnya.●Para Ulama Menyebut Daulah Fatimiyah (3H) Dengan Daulah Ubaidiyah
(Ubaidullah Al-Mahdi). Tidak Ada Bukti Ilmiyah (Jahr Wat Ta’dil) Dari
Ulama-Ulama Tsiqah Yang Hidup Diabad Ke 3H-7H Terkait Klaim Nasab Mereka Kepada
Fathimah RA. Daulah Peneror Terkejam (Syi’ah Ismailiyah) Terhadap Ahlu Sunnah.
[Kenapa Dinasti Fathimiyyun yang besar dan mengklaim Memiliki Nasab Sampai
Fatimah RA, saat ini tidak meninggalkan jejak keturunannya (terdata)?]●Abad 3 H, Pengrusakan Aqidah Dan Kemunduran Peradaban Islam Yang
Signifikan, Berawal Dari "Yaman !", Dengan Masuknya (Pendatang) Syiah
Ghulat Qaramithah (Ismailiyah Bahrain) Dan Ahlu Bid'ah Lainnya Dari Timur,
Serta Terbentuknya Daulah (Kloningan) Yahudi Fatimiyyun, Sesuai Sabda Nabi
(Iman Berakhir Di Yaman).●Musa Kazhim Al Habsyi (Militan Syi’ah, Pendengki Arab Saudi) : Syiah
Dan Ilmu Hadis ? Bantahan Ilmiyah Dan Comprehensive
Ternyata Abdullah bin Saba’ bukan Tokoh Rekaan
http://lamurkha.blogspot.com/2014/08/ternyata-abdullah-bin-saba-bukan-tokoh.html?m=0
Siapa Penggagas Agama Syiah?
http://lamurkha.blogspot.com/2015/11/siapa-penggagas-agama-syiah.html?m=0
Keujudan Abdullah Ibn Saba’ Dari Sumber Syiah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/06/keujudan-abdullah-ibn-saba-dari-sumber_8.html?m=0
Abdullah bin Saba’ – Tokoh Nyata yang Difiktifkan
http://lamurkha.blogspot.com/2014/08/abdullah-bin-saba-tokoh-nyatayang.html?m=0
Membongkar Pemikiran Menyimpang Ulama Metro TV
Quraish Shihab Tentang Abdullah bin Saba‘ (point 1)
http://lamurkha.blogspot.com/2015/04/membongkar-pemikiran-menyimpang-ulama.html?m=0
Demi Allah Syiah Rafidhah Buatan Yahudi !
http://lamurkha.blogspot.com/2015/10/demi-allah-syiah-rafidhah-buatan-yahudi.html?m=0
Yahudi Dan Syiah (Dr. Ihsan Ilahi Dhahir)
http://lamurkha.blogspot.com/2019/03/yahudi-dan-syiah-dr-ihsan-ilahi-dhahir.html?m=0
Syiah Sang Pendusta
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/syiah-sang-pendusta.html?m=0
Dendam Kesumat Bangsa Majusi(Persia) Syi'ah
Kepada Umat Islam Hingga Kini.
http://lamurkha.blogspot.com/2015/10/dendam-kesumat-bangsa-majusipersia.html?m=0
Mengenal Syi’ah dari Kitab-Kitab Syi’ah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/04/mengenal-syiah-dari-kitab-kitab-syiah.html?m=0
Aqidah Syaba’iyya Dan Sejarah Benih Perpecahan Umat?
http://lamurkha.blogspot.com/2016/08/aqidah-syabaiyya-dan-sejarah-benih.html?m=0
Periwayatan Sejarah at-Tabari
http://lamurkha.blogspot.com/2015/06/periwayatan-sejarah-at-tabari.html?m=0
Kronologi Agama Syiah dari Tahun 14 H sampai
Tahun 1410 H
http://lamurkha.blogspot.com/2015/02/kronologi-agama-syiah-dari-tahun-14-h.html?m=0
Siapakah Syiah al-Rafidhah
http://lamurkha.blogspot.com/2014/12/siapakah-syiah-al-rafidhah.html?m=0
Definisi Rafidhah dan Pencetusnya
http://lamurkha.blogspot.com/2015/05/definisi-rafidhah-dan-pencetusnya.html?m=0
Akidah Syiah Dari Sumber Langsung Kitab-Kitab
Utama Karya Panutan Syiah Sendiri (Bagian 1)
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/akidah-syiah-dari-sumber-langsung-kitab.html?m=0
Akidah Syiah Dari Sumber Langsung Kitab-Kitab Utama Karya Panutan Syiah
Sendiri (Bagian 2)
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/akidah-syiah-dari-sumber-langsung-kitab_17.html?m=0
Aqidah Syi'ah Mencela Sahabat = Mencela Qur'an
= Mencela Hadits = Mencela Allah = Mencela Nabi = Mencela Ahlul Bait
http://lamurkha.blogspot.co.id/2015/01/aqidah-syiah-mencela-sahabat-mencela.html?m=0
Apa Kata Ulama Tentang SYIAH? Meraka
Mengatakan, SYIAH BUKAN ISLAM..
http://lamurkha.blogspot.co.id/2015/08/apa-kata-ulama-tentang-syiah-meraka.html
Fatwa Ulama Dan Habaib Hadhramaut : Syiah
kekafiran diatas kekafiran !
http://lamurkha.blogspot.co.id/2016/02/fatwa-ulama-dan-habaib-hadhramaut-syiah.html
Memahami Kelainan Syiah, Sebuah Nota
Kesepahaman?
http://lamurkha.blogspot.com/2015/05/memahami-kelainan-syiah-sebuah-nota.html?m=0
Related articles